Uniknya Pulau Besok dan Kemarin, Terpisah Jarak 3 Km tapi Berbeda Waktu 21 Jam

25 Januari 2023 8:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perbandingan Pulau Diomede Besar dan Pulau Diomede Kecil. Foto: Radzas2008/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perbandingan Pulau Diomede Besar dan Pulau Diomede Kecil. Foto: Radzas2008/shutterstock
ADVERTISEMENT
Adanya rotasi Bumi membuat kita tak hanya mengenal siang dan malam, tetapi juga perbedaan waktu di setiap wilayah. Jarak antara satu wilayah dengan yang lainnya tentu membuat kita dapat menemukan zona waktu yang berbeda, seperti halnya dua pulau ini.
ADVERTISEMENT
Uniknya, meski hanya berjarak beberapa kilometer (km), kedua pulau ini memiliki perbedaan waktu yang terpaut jauh hingga puluhan jam. Kok bisa?
Ilustrasi sebuah pulau. Foto: Landscape Stock Photos/Shutterstock
Dilansir Business Insider, keunikan Pulau Diomede Besar dan Pulau Diomede Kecil adalah perbedaan waktunya yang sangat signifikan, padahal keduanya hanya berjarak sekitar 3,8 kilometer (km) saja. Bahkan, saking dekatnya, kedua masyasrakat di pulau ini bisa sama-sama saling melihat dari kejauhan.
Meski tampak dekat, nyatanya Pulau Diomede Besar dan Pulau Diomede Kecil memiliki perbedaan waktu sekitar 21-23 jam. Lantas, apa alasan pulau ini memiliki perbedaan waktu yang signifikan, padahal memiliki jarak yang sangat dekat?

Disebut Pulau Besok dan Kemarin

Ilustrasi sebuah pulau. Foto: Enrico Spetrino/Shutterstock
Itu terjadi karena kedua pulau tersebut dipisahkan oleh garis imajiner penanggalan internasional.
ADVERTISEMENT
Karena itu, Pulau Diomede Besar memiliki waktu lebih cepat satu hari dibandingkan pulau tetangganya Diomede Kecil, meskipun keduanya berdampingan berada di tengah-tengah Selat Bering.
Fenomena unik ini pun membuat keduanya dijuluki sebagai Pulau Besok (Tommorow Island) untuk Diomede Besar, dan Pulau Kemarin (Yesterday Island) untuk Diomede Kecil.
Adapun, hal menarik lainnya adalah Pulau Diomede ternyata memiliki suhu yang cukup ekstrem. Mengutip Travel Nine, suhu rata-rata di pulau ini mencapai 4 sampai 10 derajat Celsius.
Suhu tersebut bisa bertambah dingin lagi ketika musim dingin, yaitu sekitar -14 hingga -12 derajat Celsius. Adalah hal yang wajar jika sebagian perairan di pulau tersebut diselimuti es.
Tak hanya itu, Pulau Diomede ternyata juga kerap diselimuti kabut sepanjang hari. Saat musim dingin tiba, bahkan pengunjung bisa menemukan bongkahan es yang kerap membentuk jembatan yang seolah menghubungkan kedua pulau.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, masyarakat antar-kedua pulau tidak bisa asal menapakkan kaki di sana. Sebab, meski dekat, nyatanya keduanya berada di bawah otoritas negara yang berbeda.
Tak heran, jika pulau ini dijaga oleh mereka yang bertugas menjaga daerah perbatasan antar-dua negara. Lalu, seperti apa sejarah Pulau Diomede?

Sejarah Pulau Diomede

Menurut sejarah, Pulau Diomede Besar dan Diomede Kecil awalnya dihuni oleh orang-orang Yupik Eskimo ribuan tahun yang lalu.
Menurut laporan Geography Realm, penamaan pulau tersebut diberikan ketika seorang navigator Denmark yang bekerja untuk Rusia kembali menemukan Pulau Diomede pada 1728.
Penamaan pulau itu juga bertepatan dengan hari ketika gereja Ortodoks Rusia merayakan martir Santo Diomede. Pada 1867, sebagai bagian dari pembelian Alaska, kedua pulau itu ditetapkan sebagai kawasan perbatasan antara Rusia dengan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Bagaimana menurutmu?