UNWTO Sebut Biaya Traveling Naik 50 Persen Imbas Krisis Global

27 September 2022 15:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan di pantai. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan di pantai. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
United Nation World Tourism Organization (UNWTO) atau Organisasi Pariwisata Dunia, menyebut biaya traveling naik sebesar 30 hingga 50 persen. Hal ini disebabkan oleh krisis global yang dipicu pandemi virus corona, krisis pangan, dan perang Rusia-Ukraina.
ADVERTISEMENT
"Dunia pariwisata masih menghadapi banyak masalah selama dua tahun ini, karena pandemi virus corona dan sekarang invasi Rusia-Ukraina. Tantangan terbesar dalam dunia pariwisata adalah biaya traveling menjadi mahal, naik sekitar 30-40 hingga 50 persen dibandingkan sebelumnya," kata Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili, saat menghadiri jumpa pers World Tourism Day (WTD) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (27/9).
Sekretaris Jenderal UNWTO Zurab Pololikashvili dan Menparekraf Sandiaga Uno saat menghadiri jumpa pers World Tourism Day (WTD) di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Kabupaten Badung, Selasa (27/9). Foto: Denita BR Matondang/kumparan
Zurab mengatakan, tren traveling wisatawan juga ikut berubah di tengah krisis global. Wisatawan lebih tertarik melakukan perjalanan domestik selama beberapa hari, karena masalah keuangan.
Zurab merekomendasikan agar dunia pariwisata internasional bekerja sama mempertahankan eksistensi pariwisata, sehingga tenaga kerja di sektor pariwisata ikut bertahan.
"Ini adalah hal yang sangat baru dan saya pikir kita harus berkonsentrasi dan memikirkannya, bagaimana mendukung dan membantu sektor ini," ujarnya.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan sambutan saat peringatan World Tourism Day di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (27/9/2022). Foto: ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Sementara itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, juga mengatakan hal senada. Menurutnya, sektor pariwisata hingga saat ini memang belum pulih menghadapi pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
"Satu dari 10 lapangan kerja di sektor pariwisata ini tidak terisi, karena pariwisata ini belum pulih. Selain itu, biaya pariwisata yang meningkat karena dipicu oleh mahalnya harga energi, harga pakan, sehingga akhirnya enggak ada konsep low tourism lagi seperti dulu," ungkap Sandiaga.

Strategi Pariwisata yang Berbasis Kualitas

Ilustrasi traveler traveling di alam sambil membuka smartphone. Foto: A_B_C/Shutterstock
Sandiaga mengatakan, dunia pariwisata bakal berbenah menghadapi kenaikan biaya perjalanan ini. Salah satu di antaranya adalah meningkatkan kualitas pelayanan.
"Tapi kita bergerak pada pariwisata yang berbasis harga murah menuju pariwisata berbasis kualitas, bukan hanya kuantitas, tapi dampaknya kepada masyarakat, bagaimana juga dampak positifnya terhadap keberlanjutan lingkungan," tuturnya.
Sandiaga menambahkan, para menteri pariwisata delegasi G20 juga sempat membicarakan hal ini. Pada Senin (26/9) kemarin, dalam pertemuan para menteri G20, disepakati ada lima strategi dunia pariwisata menghadapi krisis global yang disebut sebagai Bali Guideline.
ADVERTISEMENT
Adapun lima strategi tersebut adalah peningkatan kualitas SDM, inovasi dan ekonomi kreatif, pemberdayaan perempuan dan pemuda, lingkungan dan tata kelola kebijakan pariwisata.
"Itu yang yang akan kami tawarkan kepada dunia, sesuai dengan tadi disampaikan Bapak Presiden (Jokowi), kita harus perkuat di SDM, kita fokus pada UMKM, kita tingkatkan keberpihakan kita kepada kaum muda dan perempuan, sebagai bagian daripada inovasi dan teknologi dan tentunya ekonomi hijau suistanble dengan desa wisata yang harus kita tingkatkan," pungkas Sandiaga.