Venesia Kenakan Pajak Turis 2 Kali Lipat Bagi yang Datang Dadakan

26 Oktober 2024 14:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pendayung gondola di Grand Canal, di Venesia, Italia, Senin (7/6). Foto: Yara Nardi/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pendayung gondola di Grand Canal, di Venesia, Italia, Senin (7/6). Foto: Yara Nardi/REUTERS
ADVERTISEMENT
Venesia memperpanjang pajak masuk bagi turis yang ingin mengunjungi negara tersebut hingga tahun 2025. Pemberlakuan pajak turis ini dilakukan untuk mengatasi pariwisata berlebihan atau overtourism di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski sudah diberlakukan sejak April 2024 lalu, Pemerintah Venesia kembali mengumumkan kebijakan baru berkaitan dengan pajak turis tersebut. Menurut aturan baru tersebut, turis yang berkunjung ke Venesia di menit-menit akhir (last minute) atau dadakan akan dikenakan biaya hingga 2 kali lipatnya.
Ilustrasi turis wanita di Venesia Foto: Shutter Stock
Kebijakan ini disampaikan langsung oleh Wali Kota Venesia, Luigi Brugnaro beberapa waktu lalu.
"Pajak turis tersebut bertujuan untuk membantu kota dan warganya memerangi pariwisata yang berlebihan dan menghindari gelombang besar pengunjung selama hari libur dan akhir pekan yang ramai," ungkap Brugnaro seperti dilansir dari Euro News.
Brugnaro menambahkan, bagi turis yang tidak melakukan reservasi hingga empat hari sebelumnya akan membayar 10 euro atau Rp 164 ribu. Jumlah ini naik hingga dua kali lipat dari yang sebelumnya hanya 5 euro atau Rp 82 ribu.
Seorang pria berpakaian "La Befana", wanita tua imajiner yang dianggap membawa hadiah untuk anak-anak selama festival Epiphany, mendayung perahu menyusuri Grand Canal di Venesia, Italia, Jumat (6/1/2023). Foto: Manuel Silvestri/REUTERS
Pajak akan berlaku selama jam sibuk, dari pukul 8.30 pagi hingga 4 sore waktu setempat. Pengecualian diberikan kepada penduduk, pengunjung kelahiran Venesia, pelajar dan pekerja, serta turis yang memiliki reservasi hotel atau penginapan lainnya.
ADVERTISEMENT
Bagi turis yang tertangkap tangan di pintu kontrol perbatasan tanpa dokumentasi yang diperlukan akan dikenakan denda.
Dendanya bervariasi mulai dari 50 euro (Rp 850 ribu) hingga 100 euro (Rp 1,6 juta) ditambah biaya masuk atau pajak turis sebesar 10 euro (Rp 164 ribu)
Warga Venesia mengambil bagian dalam parade topeng di Grand Canal selama karnaval Venesia, di Venesia, Italia. Foto: Remo Casilli/REUTERS
Para pejabat menekankan bahwa program ini bertujuan untuk mengurangi overtourism pada hari-hari puncak, mendorong kunjungan yang lebih lama, dan meningkatkan kualitas hidup penduduk.
Biaya ini tidak dikenakan kepada siapa pun yang tinggal di Venesia, termasuk distrik daratan Marghera dan Mestre. Pulau-pulau di Venesia, termasuk Murano yang merupakan tempat pembuatan kaca, juga berada di luar program percontohan.
Pengecualian juga diberikan untuk berbagai alasan, termasuk untuk mengakses kota tersebut untuk bekerja, sekolah, atau perawatan medis, serta bagi orang-orang yang lahir di Venesia dan penduduk wilayah Veneto.
ADVERTISEMENT

Uji Coba Pajak Turis di Venesia

Jembatan kaca Ponte Della Costituzione di Venesia yang bikin turis terjatuh terpleset bakal diganti. Foto: Miguel Medina/AFP
Pada akhir fase uji coba pertama di bulan Juli, pejabat mengatakan pajak tersebut telah menghasilkan 2,4 juta euro atau Rp 40,7 miliar, yang mencakup sekitar 1.000 tiket masuk pada setiap hari uji coba.
Brugnaro kembali menanggapi kritik yang menyebutnya sebagai kegagalan dan mengatakan bahwa hal itu tidak menghalangi banyaknya kedatangan seperti yang diharapkan.
“Venesia adalah kota pertama di dunia yang mencoba mengelola masalah kelebihan turis. Kami memperoleh hasil yang penting,” kata dia dalam pernyataannya Kamis (24/10).
Namun, beberapa kelompok warga dan anggota dewan oposisi mengeklaim biaya masuk sama sekali gagal mengendalikan kelebihan turis.
“Data yang diberikan oleh ruang kontrol menunjukkan bahwa rata-rata selama periode penerapan biaya, kami memiliki sekitar 7.000 lebih banyak turis yang datang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," kata Giovanni Andrea Martini, seorang anggota dewan oposisi.
ADVERTISEMENT
“Ini menunjukkan bahwa biaya masuk sama sekali bukan sistem yang mampu mengelola arus turis," lanjut dia.