Viral Komodo ''Adang'' Truk, Badan Otorita: Pembangunan Dilakukan Hati-hati

27 Oktober 2020 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pulau Komodo, NTT Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Komodo, NTT Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Komodo tengah menjadi pembicaraan publik setelah sebuah foto yang memperlihatkan komodo 'mengadang' truk proyek di Pulau Rinca tersebar di dunia maya. Dalam foto tersebut juga nampak bahwa jarak antara komodo dengan truk hanya beberapa meter saja.
ADVERTISEMENT
Kondisi tersebut akhirnya menuai banyak kritik dari publik, lantaran dianggap merusak lingkungan di pulau konservasi habitat komodo itu. Menanggapi hal tersebut, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF) memastikan pembangunan di Loh Buaya, Pulau Rinca, yang masuk kawasan Taman Nasional (TN) Komodo, dilakukan dengan sangat hati-hati. Keamanan dari satwa komodo dipertimbangkan.
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina, mengatakan pemerintah sangat peduli terkait pelaksanaan pembangunan di zona pemanfaatan Loh Buaya, Pulau Rinca.
"Pembangunan di Loh Buaya dilakukan dengan sangat hati-hati. Setiap pagi dilakukan briefing terkait keamanan dan keselamatan baik untuk para pekerja, dan juga yang paling penting adalah keamanan satwa yang ada di Loh Buaya, agar jangan sampai ada satwa terganggu, sangat hati-hati dengan api," kata Shana, seperti dikutip dari Antara.
Truck yang memasuki pulau Rinca Taman Nasional Komodo, diadang biawak komodo. Foto: Dok. Istimewa
Shana mengatakan bahwa informasi yang belakangan viral terkait adanya truk yang ''diadang'' oleh seekor komodo atau veranus komodoensis beberapa hari terakhir ini sebaiknya tidak ditafsirkan secara berlebihan. Sebab, penggunaan truk di lokasi itu dilakukan untuk membawa tiang pancang yang berat, dan membutuhkan alat berat untuk mengangkutnya ke lokasi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sebaiknya kita tidak mengambil asumsi dari foto yang ada, karena persepsi bisa dibangun menjadi opini, bukan fakta," tegas dia.
Ia pun menjelaskan bahwa seluruh pembangunan di Loh Buaya hanya boleh dilakukan di zona pemanfaatan. Jadi pembangunan fasilitas di Loh Buaya betul-betul dilakukan dengan memperhatikan semua aspek ekologi, sebagaimana sudah direncanakan dalam kajian dampak lingkungan.
Pulau Komodo, NTT Foto: Shutter stock
Shana menambahkan, pemerintah sudah pasti mengutamakan kelestarian dan keseimbangan ekosistem dalam melaksanakan pembangunan yang ada, dan semuanya sudah melalui prosedur dan kajian yang mendalam.
''Pengelolaan TN Komodo merupakan wewenang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Publik, sedangkan pembangunan dilakukan oleh KemenPUPR, dan untuk mendukung pariwisata premium berkelanjutan yang didorong Kemenparekraf. Ini merupakan sinergi lintas kementerian dan lembaga. Kita pun terlibat dalam setiap prosesnya, dan memastikan bahwa semua menjaga prinsip pariwisata berkelanjutan dengan komitmen sesuai peran dan fungsi masing-masing," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, pihaknya juga selalu terbuka untuk berkomunikasi dengan semua stakeholder, baik lokal, nasional, maupun internasional. Khususnya untuk menjelaskan rencana pengembangan pariwisata berkelanjutan di TN Komodo.
"Dan peningkatan pariwisata di sana menjadi quality tourism dan minat khusus. Justru sekarang memungkinkan untuk pelibatan masyarakat dalam kawasan lebih aktif sebagai subyek dari konservasi dan pariwisata," kata Shana.
Wishnutama berfoto bersama komodo, binatang purba khas NTT Foto: Dok. Kemenparekraf
Sebelumnya, Kementerian Lingkungan Hidup atau KLHK menegaskan, selama proses pembangunan sarana prasarana, satwa komodo diawasi oleh 5–10 petugas lapangan, untuk memastikan komodo aman dan terlindungi.
''Terkait dengan foto yang tersebar di media sosial akhir-akhir ini, dapat dijelaskan bahwa kegiatan aktivitas pengangkutan material pembangunan yang menggunakan alat berat dilakukan karena tidak dimungkinkan menggunakan tenaga manusia. Penggunaan alat-alat berat telah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian,'' tulis KLHK dalam laman Instagramnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, manajemen Taman Nasional Komodo juga telah menutup sementara Resort Loh Buaya untuk wisatawan. Penutupan dilakukan mulai Senin (26/10) lalu, hingga setidaknya 30 Juni 2021.
Langkah ini dilakukan untuk percepatan proses penataan dan pembangunan sarana dan prasarana wisata alam. Di mana akan dibangun dermaga, pusat informasi wisata, jalan, jerambah hingga penginapan di lokasi tersebut.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).