Viral Selebgram Rusia Pose Menantang Sambil Menaiki Gajah, Ini Bahayanya

18 Februari 2021 8:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisata naik gajah di Angkor Wat Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisata naik gajah di Angkor Wat Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini selebgram Rusia menuai kritikan setelah aksinya menunggangi gajah di Bali. Selebgram Alesya Kafelnikova menjadi sorotan setelah mengunggah fotonya berpose tanpa busana sambil menunggangi gajah.
ADVERTISEMENT
Dalam pemotretan itu, terlihat Alesya tengah berbaring di atas punggung gajah Sumatera.
Natural vibes,” tulis Alesya dalam keterangan video singkat yang dibagikan di Instagram pribadinya @kafelnikova_a, pada Sabtu (13/2) lalu.
Alesya Kafelnikova, Selebgram Asal Rusia Foto: Instagram
Sontak, konten sensualnya itu mendapat kecaman dari beberapa netizen khususnya dari para aktivis lingkungan. Tak sedikit netizen menganggap bahwa kontennya itu sebagai bentuk eksploitasi terhadap binatang.
Terlebih, gajah Sumatera merupakan binatang yang dinilai langka dan hampir punah.
Gajah yang malang. Apakah kamu tidak malu berbaring terlanjang di atas gajah? Ini adalah makhluk hidup. Uang menutupi segalanya,” kata salah satu netizen
“Pemotretan ini merupakan bentuk pelanggaran terhadap hewan,” timpal netizen lain.

Gajah Bukan Hewan untuk Ditunggangi

Gajah-gajah di Benteng Amber, India Foto: Shutter Stock
Wisata naik gajah menjadi salah satu pilihan traveling yang digemari oleh wisatawan. Menaiki binatang dengan belalai yang panjang sembari menikmati suasana dari ketinggian menjadi alasan pengunjung mengikuti wisata gajah.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa menaikinya sendirian sambil dipandu pawang, atau bersama teman-teman.
Di Bali misalnya, berbagai tempat wisata menawarkan wisata naik gajah bagi para pengunjung. Wisata naik gajah biasanya digabung dengan mengunjungi berbagai tempat terkenal sekaligus.
Meski menjadi incaran wisatawan, ternyata terdapat bahaya tersendiri dari wisata naik gajah.
Wisatawan yang sedang naik gajah wisata di Benteng Amber, India Foto: Shutter Stock
Dikutip dari World Nomads, kesadaran tentang bahayanya menunggangi hewan ini telah dimulai sejak tahun 2014 lalu oleh World Animal Protection atau Organisasi Perlindungan Hewan Dunia. Saat itu, para pemerhati hewan menyayangkan tindak eksploitasi yang dilakukan terhadap gajah-gajah yang ada di dunia.
“Hasilnya menemukan bahwa standar kesejahteraan di sebagian besar tempat gajah yang dinilai di Asia Tenggara cukup buruk,” kata Manajer CSR Intrepid Group, Liz Manning.
ADVERTISEMENT
Selain itu, menunggangi gajah juga bisa mengancam kesehatan hewan itu sendiri. Gajah tidak mampu menampung berat badan manusia yang mencapai berpuluh-puluh kilogram.
Ilustrasi gajah di Tangkahan Foto: Shutter Stock
Hal ini tentu bisa mengakibatkan cedera pada tulang punggung gajah karena tulang punggung gajah dibangun dari tonjolan tulang-tulang tajam yang hanya dilapisi jaringan tipis. Cedera yang terjadi pada punggung gajah dapat mengganggu kenyamanan dan tentunya nyawa hewan tersebut.
Apalagi jika gajah ditunggangi dengan menggunakan pelana. Karena pelana yang digunakan membantu pengunjung untuk duduk, bisa memperbesar kemungkinan cedera pada tulang punggung gajah.
Dua bayi gajah kembar berjalan di antara kawanan gajah di Taman Nasional Minneriya, Sri Lanka, Rabu (8/7). Foto: AFP
Bayi gajah yang dirantai dengan induknya saat wisata tersebut dilakukan juga membahayakan. Karena bayi gajah tidak bisa terus mengikuti ibunya saat sedang melakukan perjalanan.
Selain itu, mahout (pawang gajah) biasanya akan membawa sebuah bullhook (tongkat berbentuk pengait) dengan tujuan agar gajah merasa takut dan mau menuruti perintah pawang. Hal ini tentu membahayakan kondisi psikis hewan tersebut.
ADVERTISEMENT
Untungnya, beberapa negara sudah mulai melarang wisata semacam ini khususnya di Kamboja yang melarang praktik ini pada tahun 2020 lalu. Selain itu, sebuah situs layanan perjalanan terbesar dunia, seperti TripAdvisor mengumumkan mereka tidak akan menjual tiket atraksi wisata yang menggunakan hewan sebagai objeknya.
Hal ini bertujuan guna mendukung pelestarian hewan, khususnya mereka yang terancam punah.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)