Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.0

ADVERTISEMENT
Wacana pembangunan anak tangga di Gunung Lawu tengah menjadi sorotan. Pembangunan anak tangga yang dijadwalkan akan dimulai pada Agustus 2020 ini sempat menuai beragam komentar di media sosial.
ADVERTISEMENT
Dilihat dari akun @mountnesia, tak sedikit yang pro dan kontra terhadap pembangunan anak tangga di Gunung Lawu, tepatnya di jalur pendakian Cemoro Kandang. Salah satu komentar datang dari pemilik akun @yanadipratama yang tidak menyetujui hal tersebut.
“Lawu dibuat tangga, Rinjani ada kereta gantung, nanti di puncak pasti ada spot-spot selfie yang lebay banget! No more natural beauty,” tulisnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar, Titis Sri Jawoto, mengungkapkan bahwa jalur pendakian di Cemoro Kandang hanya akan ditata demi kenyamanan pengunjung atau pendaki.
“Sebenarnya, hanya untuk memperbaiki atau menata jalur pendakian yang sekarang sudah ada. Yang jelas, kita tidak membuat jalur pendakian baru. Jalur yang ada itu yang kita tata agar lebih mudah. Insyaallah tidak akan memotong pohon satupun, itu sejak awal sudah komitmen pak Bupati,” ujar Titis saat dihubungi kumparan pada Kamis (23/1).
ADVERTISEMENT
Titis menambahkan, Cemoro Kandang menjadi satu dari tiga jalur favorit para pendaki di Gunung Lawu, yaitu Cemporo Sewu yang ada di Jawa Timur dan Ceto di Jawa Tengah.
Bahkan, menurutnya jalur pendakian di Cemoro Kandang sudah berbentuk seperti tangga seperti halnya di Cemoro Sewu. Tapi, karena jalur pendakian yang tanahnya sering terkena air sudah rusak, dan akses antara jalan air dengan jalan untuk pendaki itu tidak ada bedanya, dikhawatirkan bisa membuat pendaki tersesat.
“Dengan jalan pendakian yang sudah ada itu (Cemoro Kandang) kalau dibuat seperti Cemoro Sewu itu akan memudahkan pendaki agar tidak tersesat, jadi antara jalur air dan jalur pendaki menjadi sangat jelas,” imbuh Titis.
Dengan begitu, bagi pendaki pemula atau pendaki gunung yang sebelumnya ragu untuk mendaki Gunung Lawu menjadi lebih berani untuk datang ke sana.
ADVERTISEMENT
Penataan jalur pendakian tersebut diharapkan bisa mengakomodasi masyarakat umum untuk menikmati keindahan Gunung Lawu.
“Dengan jalur pendakian yang semakin jelas dan semakin nyaman itu membuat peminat yang sebenarnya banyak, dan pengin menikmati keindahan Lawu dengan berbagai sensasinya itu menjadi berani untuk ke sana. Karena, aksesnya sudah lebih mudah,” Titis menambahkan.
Tak sampai di situ, dengan penataan jalur pendakian di Cemoro Kandang, Titis mengungkapkan bisa memudahkan pihak pengelola untuk mengantisipasi kebakaran kawasan hutan Gunung Lawu.
Titis juga menjelaskan pembangunan anak tangga Lawu tidak menggunakan dana APBD, melainkan bantuan dari Corporate Social Responsibility (CSR).
Terkait dana yang masuk, pihaknya belum bisa menjelaskan detailnya lantaran masih akan ditawarkan. Namun, dia berharap realisasi pembangunan anak tangga di Gunung Lawu secara bertahap bisa dimulai secepatnya.
ADVERTISEMENT
“Pembangunannya semakin cepat, semakin baik, karena memang tidak menggunakan dana APBD. Jadi, rancangannya itu sudah saya buat di akhir tahun ini. Detail Engineering Design (DED) itu sudah jadi. Tapi, karena sifatnya CSR, ya, tergantung pihak-pihak yang akan membantu dan bersimpati dengan Gunung Lawu, segera ada banyak pihak dan segera kita laksanakan dan pembangunannya pun biar dilaksanakan relawan,” papar Titis.
Sementara itu, mengenai pembuatan tangga di Gunung Lawu, salah seorang pendaki berpengalaman, Harley B. Sastha, mengungkapkan bahwa akan lebih baik untuk menambah papan informasi di sekitar jalur pendakian.
“Apakah itu sudah urgent pembuatan tangga di Jalur Cemoro Kandang? Misalnya, kenapa tidak dimaksimalkan saja papan-papan informasi, petunjuk, signboard. Apalagi, jalur Cemoro Kandang juga lebih landai,” tutur Harley.
ADVERTISEMENT
“Harapan kita memudahkan orang yang pengin menikmati Gunung Lawu. Tapi, karena terbatasnya medan agar lebih mudah, lebih banyak orang yang punya niat itu (mendaki) bisa terwujud. Ini yang menjadi tanggung jawab kami untuk memfasilitasi agar lebih mudah,” pungkas Titis.