Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Wisata Berbasis Konservasi Penyu di Pantai Cemara Banyuwangi
10 Maret 2018 16:49 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
ADVERTISEMENT
Pantai Cemara menjadi destinasi wisata yang wajib kamu kunjungi jika sedang berlibur ke Banyuwangi , Jawa Timur. Salah satu pantai yang berada di ujung timur Pulau Jawa ini terletak di Dusun Rowo, Desa Pakis atau sekitar tiga kilometer dari pusat kota Banyuwangi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya menawarkan eksotika pantai yang di kelilingi 19 ribu pohon cemara, tapi di sini juga terdapat konservasi penyu.
Kegiatan konservasi penyu ini mulai dilakukan pada tahun 2013 dan dihadiri kepala desa dan lurah setempat, serta Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi. Pada saat itu, kegiatan tersebut diikuti oleh masyarakat setempat dan juga dari luar daerah.
"Ramainya Pantai Cemara ini bersamaan dengan kegiatan konservasi penyu. Tapi jauh-jauh sebelumnya, penyu memang sudah mendarat di sini (Pantai Cemara -red)," ujar Pengelola Pantai Cemara Muhammad Muhyi sekaligus ketua kelompok KUB (Kelompok Usaha Bersama) Pantai Rejo dan Pok Maswas Pantai Rejo kepada kumparan (kumparan.com).
95 persen penduduk yang tinggal di sekitar Pantai Cemara yang berprofesi sebagai nelayan bersyukur dengan kemajuan di Pantai Cemara. Selain pengunjung yang semakin meningkat, para nelayan pun mendapatkan penghasilan tambahan dari kegiatan tersebut.
ADVERTISEMENT
Muhyi bercerita, awal mula ia dan kawan-kawannya hanya menangkar satu sarang penyu yang dapat menampung 101 butir telur penyu. Dari 101 telur itu yang menetas hanya 89 ekor.
Semua kegiatan terkait konservasi penyu tercatat baik dan rapi di bukunya. Hal itu ia lakukan karena kemungkinan besar di kemudian hari dokumen tersebut akan bermanfaat. Apalagi penyu di wilayah Jawa Timur sudah langka dan perlu dilestarikan.
"Kita punya buku panduan, ada monitoring penyu. Jadi kegiatan kita ini nggak ilegal," kata pria berusia 52 tahun ini.
Muhyi menambahkan, Pantai Cemara merupakan tempat penyu bertelur.
"Jadi tatkala dari anggota kelompok kami menemukan satu sarang atau satu induk penyu yang sedang bertelur, kita tata rapi penemunya siapa, jam berapa. Kita buatkan berita acara juga" tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, bagaimana proses penetasan telur penyu?
Tukik atau anak penyu yang baru menetas harus dipindahkan pada usia 46 hari atau maksimal 50 hari dari tempat asalnya ke tempat semi alami. Ukuran tempat tukik harus disesuaikan. Karena kalau tidak sesuai, kemungkinan tukik tidak akan bertahan lama alias mati.
"Kita memindahkan dari alam ke semi alami kita harus sesuai. Suatu contoh, di alaminya mereka bertelur di kedalaman 40 cm, jadi kita harus memindahkan sama, di semi alaminya harus sama 40 cm," jelas Muhyi.
Ketika memindahkan penyu ke tempat semi alami, Muhyi mengatakan, lendir penyu harus ikut dibawa.
"Ada kayak lendir yang nempel di telurnya kita bawa juga. 'Kan lengket ke pasir. Jadi jangan sampai tersisa lendir yang ada akan mengganggu ke angka penetasannya," ujar Muhyi.
ADVERTISEMENT
kumparan diajak melihat tempat penetasan penyu. Tempat semi alami penyu pun dibentuk seperti kerucut agar memudahkan proses penetasan.
"Kita memindahkan pun dari alami ke tempat semi alami kita bentuknya semacam kerucut, semakin ke bawah semakin lebar," jelas Muhyi.
Tak boleh sembarangan, saat membawa tukik pun harus berhati-hati. Tak boleh goyang ataupun gerak sana-sini. Karena hal itu bisa mempengaruhi angka penetasan tukik.
"Angka kehidupan penyu di Pantai Cemara ada sekitar 80 persen. Dari 100 telur yang menetas, dirata-ratakan sekitar 80 persen angka kehidupan penyu," ungkap Muhyi.
Di akhir 2017 kemarin, Muhyi mengatakan, dari sekitar 58 sarang, ada kurang lebih 5 ribu telur yang berhasil menetas dan sudah dilepasliarkan.
Tukik pun memiliki siklus bertelur dan hanya di bulan-bulan tertentu saja.
ADVERTISEMENT
"Siklus bertelur penyu pada bulan 5, 6, 7, 8. Bulan 3, 4, 9 nihil,” katanya.
Penyu yang terdapat di Pantai Cemara ada dua jenis, yakni penyu hijau dan penyu lekang. Namun yang paling dominan adalah penyu lekang.
Para pengunjung di Pantai Cemara pun diperbolehkan untuk melepasliaskan penyu ke alam bebas.