Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Wisata Sejarah di Amerika Serikat dengan Kapal Uap Berusia 110 Tahun
6 November 2018 13:12 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Kurun waktu tahun 1820 hingga 1940, penduduk pesisir dan sungai Casco di Teluk Maine, New England, Amerika Serikat mengandalkan kapal uap sebagai sarana transportasi. Dan seiring berkembangnya waktu serta beragamnya transportasi yang serba bermunculan seperti kereta api dan lain sebagainya maka kapal uap mulai ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Namun, tahukah kamu jika di zaman yang serba modern ini masih ada kapal uap yang dapat dioperasikan? Ya, Sabino adalah kapal uap kayu bakar tertua yang masih beroperasi di Amerika Serikat.
Dibangun pada tahun 1908, kapal sepanjang 60 kaki atau sekitar 18 meter ini adalah kapal uap tertua yang masih mampu berlayar di sekitar perairan sungai Mystic. Dilansir Atlas Obscura, kapal ini berlayar secara musiman saja yaitu pada bulan-bulan tertentu di sekitar area Mystic Seaport Museum Connecticut.
Museum Connecticut sendiri adalah sebuah museum maritim terbesar di Amerika Serikat yang memiliki koleksi kapal layar dan perahu-perahu dari seluruh desa pelaut abad ke-19. Menilik sejarahnya, Sabino yang dibeli oleh Mystic Seaport pada tahun 1974, merupakan sebuah kapal uap yang masih dioperasikan hingga saat ini.
Kapal tersebut saat ini digunakan sebagai kapal wisata sejarah yang dioperasikan pada musim atau bulan-bulan tertentu saja. Selain sebagai kapal wisata, kapal ini juga secara resmi juga ditetapkan sebagai National Historic Landmark pada tahun 1992.
ADVERTISEMENT
Sebagai National Historic Landmark, Sabino tidak tunduk pada peraturan lingkungan modern, yang berarti kapal ini beroperasi seperti yang dilakukannya 110 tahun yang lalu.
McFadden, direktur komunikasi untuk Mystic Seaport Museum, mengatakan itulah intinya. "Kami terus mengoperasikan Sabino dengan boiler berbahan bakar batubara untuk memberi orang tentang masa-masa saat itu, di mana kapal, kereta api, tungku rumah, dan industri yang menggunakan batu bara," katanya.
"Ada keaslian historis dari pengalaman itu, tetapi kami juga ingin orang-orang mendapatkan gambaran tentang kondisi lingkungan yang akan ada pada masa itu, dan dengan demikian mendorong promosi dan penggunaan solusi tenaga alternatif hari ini." tambahnya.
Ketika para penumpang berlayar di atas Sabino, mereka tak hanya berlayar dari satu tempat ke tempat lain. Tetapi juga mempelajari sejarah-sejarah mengenai kapal-kapal uap tua lainnya termasuk Sabino.
ADVERTISEMENT
Tak hanya orang dewasa, kapal ini juga menjadi salah satu kapal wisata sejarah yang mengasyikan bagi anak-anak. "Ketika anak-anak masuk, mereka terpesona olehnya. Mereka biasanya duduk terpana, bertanya, atau hanya mendengarkan suara kapal tersebut ketika berlayar. Bagi saya itu adalah bagian terbaik dari pekerjaan," ujar Cabral salah satu awak kapal Sabino.
Di dalam tungku uap untuk menjalankan kapal, temperaturnya bisa naik hingga 3.000 derajat farenheit atau sekitar 1.600 derajat celsius, suhu tersebut adalah rata-rata untuk menjalankan kapal uap tersebut.
Bel yang berbunyi dua kali di atas kapal adalah perintah kapten untuk Cabral (nama dari salah satu awak kapal Sabino) agar menyerukan lebih banyak uap. Asap yang dikeluarkan oleh Sabino kadang-kadang dikeluhkan oleh penduduk sekitar. Namun, tak jarang mereka juga memberi tepuk tangan ketika Sabino sedang berlayar.
ADVERTISEMENT
Tercatat sekitar 12.300 orang berlayar di atas Kapal Uap Sabino pada 2018, sebelum pameran ditutup untuk musim ini pada pertengahan Oktober. Berlayar dengan Sabino membuat pengunjungnya mengingat kembali tentang masa lalu seberapa jauh teknologi telah maju sejak era kapal uap.
Menurut McFadden, ia juga merasa beruntung karena setelah bertahun-tahun dirinya dapat menemukan orang-orang seperti Cabral dan Childs yang berkomitmen untuk menjalankan mesin uap dan kapal uap di zaman modern.
Menjaga Sabino agar tetap dicintai dan diminati para wisatawan, menjadi tantangan tersendiri bagi awak kapal ini.
“Mereka adalah pendongeng hebat, dan mereka adalah orang-orang yang hebat,” katanya. “Mereka suka berbicara tentang perahu dan sejarahnya. Mereka suka menunjukkan bagaimana dia beroperasi,” ujar Mc Fadden.
ADVERTISEMENT
Kapal dengan kapasitas 74 penumpang ini beroperasi dari jam 10 pagi hingga 4 sore.
Untuk menaiki kapal ini tersedia beberapa pilihan paket tur. Seperti tur setiap setengah jam, perorang dikenakan biaya sekitar 8 USD atau sekitar 120 ribu rupiah. Atau 90 menit menyusuri sungai sekitar 18 USD Serikat per orang atau sekitar 270 ribu rupiah per orang.
Dan juga para wisatawan yang ingin mencarter kapal tersebut dengan biaya sekitar 750 USD atau sekitar 11 juta rupiah.