Wisatawan yang Berkunjung ke Abu Dhabi Kini Dibekali Gelang Pelacak

25 September 2020 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Abu Dhabi Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Abu Dhabi Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Pemerintah Abu Dhabi akan memberlakukan peraturan baru untuk para pendatang ke negaranya. Setiap wisatawan yang memasuki negara tersebut akan dibekali gelang pelacak untuk mencegah adanya pelanggaran aturan wajib karantina virus corona.
ADVERTISEMENT
Dilansir Lonely Planet, turis yang memasuki Abu Dhabi saat pandemi virus corona diminta untuk menjalani karantina selama 96 jam setelah penerbangan, ke mana pun tujuan akhir mereka. Untuk melacaknya, pemerintah mewajibkan pelancong memakai gelang pelacak elektronik.
Saat turun di Bandara Etihad, wisatawan harus menjalani tes suhu badan melalui sensor termal dan diuji COVID-19. Kemudian, mereka harus melakukan karantina selama 14 hari dan diharuskan memakai gelang yang dibagikan petugas di bandara.
Ilustrasi Abu Dhabi Foto: Shutter stock
Gelang tersebut merupakan sensor pelacakan elektronik untuk wisatawan agar pemerintah bisa dengan mudah memantau pelaksanaan karantina tersebut. Setelah tinggal di Abu Dhabi selama 96 jam setelah penerbangan, pelancong wajib menjalani tes COVID-19.
Seperti banyak negara lain, Uni Emirat Arab (UEA) mengalami peningkatan jumlah kasus virus corona setelah sempat menunjukkan penurunan beberapa bulan terakhir. Memang, jumlah kematian tetap jauh lebih rendah daripada di bulan April dan Mei pada puncak wabah. UEA mencatat jumlah kasus harian baru tertinggi di seluruh pandemi pada 12 September.
ADVERTISEMENT
UEA telah memperkenalkan sejumlah cara inovatif untuk meredam virus corona di bandara internasional yang dimiliki, yang pernah menjadi bandara tersibuk di dunia itu. Sebelum Abu Dhabi mengenalkan gelang pelacak elektronik, Bandara Dubai melatih anjing pelacak untuk mendeteksi COVID-19 pada penumpang. Selain itu, Emirates berjanji akan menanggung biaya pelancong jika mereka didiagnosis positif virus corona.
Warga berolahraga di dekat Taman Merlion saat hari pertama pembukaan lockdown tahap dua di Singapura (19/6). Foto: REUTERS/Edgar Su
Beberapa negara lain juga tengah mengembangkan inovasi dengan menggunakan teknologi geolokasi serupa sebagai langkah menekan penyebaran COVID-19. Salah satu negara yang telah menerapkan kebijakan tersebut adalah Singapura.
Semua pendatang baru di Singapura diharuskan memakai perangkat pemantau elektronik sejak 11 Agustus. Setiap wisatawan akan diawasi menggunakan sinyal Bluetooth dan GPS untuk mengetahui pergerakan mereka.
ADVERTISEMENT
Menteri Kesehatan Singapura juga mengklaim bahwa alat tersebut dapat merekam suara dan video aktivitas wisatawan. Semua wisatawan yang berusia di atas 12 tahun, termasuk warga Singapura yang datang dari luar negeri harus menggunakan alat tersebut.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).