Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama menyesalkan pemberitaan tidak akurat yang menyebut dirinya bakal menyulap Bali dan Toba menjadi wisata halal. Pemberitaan tersebut kemudian mengundang polemik di kalangan masyarakat dan pelaku industri pariwisata.
ADVERTISEMENT
Wishnutama menegaskan bahwa persepsi yang muncul atas pemberitaan tersebut juga sangat bertolak belakang dengan pandangan dan komitmennya dalam menghargai budaya, kearifan lokal dan keberagaman. Berikut pernyataan lengkap Wishnutama yang diterima kumparan dari Kemenpar, Rabu (13/11):
Terkait beredarnya pemberitaan di media yang berjudul Wishnutama dan Angela Bakal Sulap Toba dan Bali Ramah Wisman Muslim, dengan ini kami sampaikan bahwa kami tidak pernah mengeluarkan wacana wisata halal di Toba dan Bali dan mengeluarkan pernyataan sebagaimana yang diberitakan oleh sebuah media nasional, akan “menyulap” Toba dan Bali sebagai destinasi wisata Ramah Wisman Muslim.
Kami juga menyesalkan jika pemberitaan mengenai hal tersebut telah mengundang polemik di kalangan masyarakat termasuk para pelaku industri dan insan pariwisata di tanah air. Persepsi yang muncul atas pemberitaan tersebut juga sangat bertolak belakang dengan pandangan dan komitmen kami dalam menghargai budaya, kearifan lokal dan keberagaman. Untuk itu pula kami memohon maaf atas ketidaknyamanan yang mungkin di timbulkan dan terima kasih kepada pihak media yang telah mengklarifikasi hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan respon dan tanggapan, hal ini menjadi gambaran utuh bahwa pariwisata adalah bagian dan milik seluruh elemen bangsa.
Pariwisata kita terbangun atas kearifan masyarakat dan budaya lokal pada tiap destinasinya, sehingga menjadi daya tarik yang luar biasa bagi wisatawan. Ada keramah-tamahan khas yang dirasakan para wisatawan dengan berbagai latar kultur dan agama.
Selama ini kami sangat meyakini bahwa budaya, kearifan lokal, dan kekayaan alam harus kita jaga, pelihara, dan kelola dengan baik agar pariwisata Indonesia selalu menciptakan daya tarik bagi wisatawan dan mendatangkan kesejahteraan rakyat.
Pariwisata juga merupakan aktivitas universal, sehingga seluruh tempat wisata di Indonesia terbuka bagi seluruh wisatawan, apapun latar belakang agama, kepercayaan, dan kewarganegaraannya.
ADVERTISEMENT
Fokus kami ke depan adalah mengembangkan destinasi wisata sesuai dengan kearifan budaya lokal sehingga pariwisata kita berdiri kokoh di atas fondasi kebudayaan.
Kami menjunjung tinggi dan sangat meyakini, bahwa kekayaan alam dan budaya nusantara yang kita miliki justru merupakan aset dan modal terbesar dalam mengembangkan sektor pariwisata sekaligus sebagai daya tarik pariwisata di masing-masing destinasi.
Kami selalu bangga dan mengagumi Bali sebagai sebuah role model pariwisata berbasis budaya yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan dan toleransi sekaligus sebuah destinasi yang mampu merefleksikan harmoni dalam keberagaman. Demikian pula Toba sebagai destinasi wisata alam dengan kekayaan kultural yang amat tinggi dari masyarakatnya.
Kami berharap sinergi dan kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan terkait pariwisata dapat terus dikuatkan demi pariwisata yang maju dan menyejahterakan masyarakat. Demikian, terima kasih.
ADVERTISEMENT
Jakarta, 13 November 2019
Wishnutama Kusubandio
Menparekraf/Kabaparekraf