Wisman Betah Liburan di Manado-Bunaken, Lama Tinggal Bisa 12 Hari hingga Sebulan
3 November 2025 9:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
Wisman Betah Liburan di Manado-Bunaken, Lama Tinggal Bisa 12 Hari hingga Sebulan
Wisman Betah Liburan di Manado-Bunaken, Lama Tinggal Bisa 12 Hari hingga Sebulan.kumparanTRAVEL

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
General Manager Grand Luley Manado, Ariestra Prasetio Murtiono, mengatakan tak sedikit dari wisman yang tinggal lebih lama untuk diving di Bunaken.
“Banyak tamu dari Prancis, Belanda, Inggris, Amerika, sampai Australia. Mereka bisa tinggal sampai 12 hari, bahkan ada yang sebulan penuh hanya untuk diving setiap hari,” ujarnya, saat ditemui kumparan di Grand Luley Manado dalam acara famtrip yang digelar bareng tiket.com beberapa waktu lalu.
Bunaken, Magnet Utama Sejak 1970-an
Bunaken yang hanya berjarak sekitar 10 menit dari Grand Luley masih menjadi daya tarik utama wisatawan. Ariestra menyebut, lokasi yang dekat dari kota dan akses cepat ke spot diving menjadi keunggulan yang tidak dimiliki banyak destinasi lain.
“Kalau di Bunaken, wisatawan bisa diving pagi, makan siang di hotel, lalu lanjut diving lagi sore hari. Waktu mereka tidak habis di perjalanan,” ujar Ariestra.
Menurut Ariestra, sejak tahun 1970-an, Bunaken sudah menjadi ikon wisata bahari dunia, sejajar dengan Raja Ampat, Wakatobi, dan Komodo.
ADVERTISEMENT
“Bedanya, Bunaken ini lengkap. Dari soft coral sampai biota lautnya beragam, dan masih bisa dinikmati wisatawan yang hanya snorkeling atau sekadar menikmati pemandangan,” tambahnya.
Selain laut, Sulawesi Utara juga menawarkan wisata alam pegunungan dan hutan. Di belakang kawasan Bunaken terdapat Gunung Tumpa, yang menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati panorama darat dan laut sekaligus.
“Sulawesi Utara ini lengkap, dari gunung, hutan, laut, semua ada. Jadi, wisatawannya bisa dapat banyak pengalaman dalam satu kunjungan,” kata Ariestra.
Didominasi Wisman Eropa dan Australia
Dari sisi pasar internasional, Prancis menjadi penyumbang wisatawan terbesar di Grand Luley, mencapai 49 persen dari total tamu mancanegara, disusul Jerman, Singapura, dan Amerika Serikat.
Selain itu, pasar Korea dan Taiwan juga mulai tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
“Korea mulai banyak masuk sekarang, sementara China dan Taipei sudah lebih dulu,” jelas Ariestra.
Konektivitas udara turut berperan penting dalam peningkatan kunjungan, terutama dengan adanya rute AirAsia dari Bali ke Australia, yang kemudian tersambung ke Manado melalui TransNusa.
Ariestra menambahkan, profil wisatawan Manado kini didominasi oleh kelompok usia di atas 30 tahun yang datang bersama keluarga atau pasangan.
“Kalau weekdays sering untuk meeting atau acara kantor, tapi weekend biasanya ramai keluarga dan honeymooners,” ujarnya.
Meski jumlah wisatawan asing ke Sulawesi Utara masih jauh di bawah Bali, sekitar 34 ribu kunjungan per tahun dibandingkan di Bali yang mencapai 4,8 juta, Ariestra menilai wisatawan yang datang ke Manado memiliki kualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
“Mereka mungkin tidak sebanyak di Bali, tapi lama tinggalnya lebih panjang dan spending-nya juga lebih besar,” pungkasnya.
