Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tak dapat dipungkiri, body shaming masih menjadi momok yang banyak dihadapi perempuan saat ini. Entah di media sosial atau di dunia nyata, aksi body shaming seolah tak pernah ada habisnya. Kalimat-kalimat seperti 'Sekarang gendutan ya?’, 'Mukanya enggak pernah dirawat ya? Banyak banget jerawatnya' atau 'kulitnya kok hitam banget sih, putihin dong!', mungkin pernah kita dengar atau tak sengaja terbaca di kolom komentar media sosial seseorang.
Ya, nyatanya, body shaming atau kritik kepada seseorang berdasarkan bentuk tubuh dan penampilannya masih banyak dilakukan. Tidak hanya masyarakat pada umumnya, ternyata hal serupa juga kerap dialami oleh para influencer.
MC dan podcaster Ankatama misalnya, perempuan yang dikenal karena bakatnya dalam presenting serta konsistensinya menyuarakan isu-isu seperti body positivity dan self love ini dulunya juga pernah terang-terangan dibilang gemuk oleh teman-teman dan pengikutnya di Instagram. Bahkan saat masih sekolah, ibu satu anak ini juga pernah berupaya memutihkan kulitnya karena ‘termakan’ iklan produk pemutih.
Begitu pula dengan Lifni Sanders. Beauty vlogger yang memiliki 307 ribu subscriber di YouTube ini memiliki pengalaman body shaming yang diselipkan lewat pujian. “Saya pernah dibilang, ‘Eh lo cakep nih, coba kurusan dikit deh’,” cerita Lifni dalam sesi syuting video Women to Women bersama kumparanWOMAN. Padahal kala itu Lifni tengah merasa nyaman sekali dengan bentuk tubuhnya.
Lain influencer, lain pula pengalaman body shaming yang dialami. Beauty influencer asal Aceh, Cut Rizki, yang memiliki masalah jerawat pernah dibilang wajahnya seperti monster hingga disuruh cuci muka oleh netizen. Padahal Cut sendiri mengakui bahwa dia sudah berdamai dengan dirinya sendiri dan jerawat di wajahnya sudah tidak ia anggap sebagai hal negatif pada tubuhnya yang harus diperbaiki, melainkan harus dirawat dan diterima apa adanya.
Oleh karena itu, untuk melawan kebiasaan body shaming, kumparanWOMAN berbincang dengan tiga influencer yang sering menyuarakan isu soal body positivity dan self love yang dulunya kerap menghadapi body shaming baik di dunia nyata maupun media sosial. Mereka juga membuktikan bahwa standar kecantikan tidak hanya bisa diukur dari kulit yang putih, hidung mancung, atau tubuh tinggi dan langsing. Mereka adalah Presenter dan Podcaster, Ankatama; Beauty Vlogger Lifni Sanders; dan Beauty Influencer Cut Rizki.
Untuk tahu apa saja body shaming yang mereka alami dan bagaimana cara ketiga influencer ini mengubah stigma negatif tersebut menjadi hal positif, simak tayangan lengkapnya dalam video di atas.