Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jika dibandingkan dengan setidaknya satu dekade lalu, perempuan Indonesia saat ini jelas telah mengalami kemajuan yang signifikan. Semakin banyak perempuan Indonesia yang lebih terbuka untuk bersuara, berekspresi dan memiliki andil besar dalam berbagai lini kehidupan, mulai dari sektor ekonomi, pendidikan, kenegaraan hingga bidang Science, Technology, Engineering, and Mathematics (STEM).
Tetapi pada saat bersamaan, masih banyak juga persoalan yang dihadapi perempuan. Mulai dari kekerasan seksual, diskriminasi gender dan berbagai isu spesifik lainnya.
Hal ini juga menjadi perhatian bagi Najwa Shihab , jurnalis senior yang menjadi inspirasi dan role model bagi banyak perempuan Indonesia saat ini. Sebagai seorang jurnalis yang berjibaku dengan berbagai persoalan sosial seperti isu korupsi, politik, hukum dan HAM, Najwa Shihab juga menaruh perhatian khusus akan isu-isu yang dihadapi perempuan Indonesia saat ini.
Menurutnya banyak sekali isu dan tantangan yang dihadapi perempuan. Namun bagi Najwa, tantangan tersebut bisa berbeda-beda sifatnya, karena Indonesia sendiri terdiri dari masyarakat yang sangat majemuk dan luas. Najwa Shihab pun berbagi pandangannya kepada kumparanWOMAN mengenai tiga isu perempuan Indonesia yang menjadi perhatiannya.
1. Kesenjangan upah berdasarkan gender
Tak dapat dipungkiri perempuan masa kini jauh lebih maju dan memiliki kesempatan atau akses yang lebih luas untuk mengembangkan diri. Melihat perempuan menduduki jabatan strategis di sebuah organisasi atau perusahaan bukan menjadi hal yang mustahil. Masyarakat kita setidaknya sudah mulai terbiasa dengan pemimpin perempuan. Namun bagi Najwa itu belum cukup.
Menurut Najwa, jika dilihat lebih detail lagi, kesetaraan gender dalam berbagai lini kehidupan masih menjadi hal yang patut untuk diperjuangkan. "Kalau pun ada pernyataan bahwa perempuan sekarang lebih menonjol, gajinya lebih besar, terlihat powerful, itu lebih merupakan pengecualian daripada kelaziman. Karena kalau dari data perbandingan, gaji perempuan dan laki-laki juga masih ada perbedaan yang jauh," ungkapnya.
Lebih lanjut Najwa menjelaskan, selisih perbedaan gaji antara perempuan dan laki-laki ada sekitar 15 persen. Perempuan hanya digaji besar dalam industri tekstil dan fashion, tetapi selain bidang itu, perempuan melakukan pekerjaan yang sama tapi dihargai lebih murah.
Ia juga melihat alasan mengapa hal ini terus terjadi, salah satunya adalah sebagai akibat kebijakan negara yang cenderung tak ramah gender. Selain itu, tradisi patriarki yang kental dalam kehidupan masyarakat kita juga semakin memperkeruh kesenjangan upah.
2. Kekerasan terhadap perempuan
Bagi Najwa, kekerasan terhadap perempuan merupakan isu yang luar biasa penting. Namun, ia menyayangkan belum banyak kalangan yang benar-benar menyoroti isu ini secara mendalam karena masih dianggap sebagai sesuatu yang tabu. "Data menunjukkan 1 dari 3 perempuan mengalami kekerasan baik secara verbal hingga fisik. Bahkan 2 dari 10 perempuan juga mengalami kekerasan dalam perkawinan," jelasnya.
Stigma dan pengetahuan yang terbatas akan isu kekerasan terhadap perempuan, membuatnya menjadi kasus yang semakin pelik untuk ditangani. Karena itu Najwa menyayangkan persoalan RUU PKS (Penghapusan Kekerasan Seksual) yang saat ini belum ada kejelasan.
3. Rendahnya tingkat kepercayaan diri perempuan
Isu perempuan selanjutnya yang menurut Najwa sangat penting untuk diperhatikan adalah bagaimana perempuan menghadapi tantangan yang berasal dari dalam diri sendiri, yaitu: isu kepercayaan diri.
"Saya seringkali merasa perempuan secara sistematis menganggap dirinya rendah. Tidak cukup percaya diri akan kemampuannya, jadi terkadang memang harus di-boost," jelasnya. Contoh sederhananya menurut Najwa adalah dalam hal melakukan negosiasi gaji pertama. Menurut Najwa banyak perempuan yang tidak berani melakukan negosiasi untuk gaji mereka. "Dulu saya berani nego gaji, karena memang waktu itu saya memiliki posisi tawar mendapat kesempatan kerja di dua stasiun TV Metro dan RCTI. Tapi itu bukan kelaziman sih, saya tahu. Dan ini bukan di Indonesia saja di Amerika juga," ungkapnya.
"Jadi kalau ada perempuan sukses, sering berkorelasi dengan ‘wah ini perempuan pasti bitchy nih. Pasti ambisius nih.’ Tapi kalau laki-laki sukses disukai dan perempuan kalau sukses tidak, karena ada image-image tertentu yang melingkupinya," ungkapnya.
Ikuti cerita inspiratif lainnya dari Najwa Shihab eksklusif untuk kumparan pada topik Role Model .