Perempuan.jpg

3 Marketplace Indonesia yang Dorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

14 Desember 2020 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tak dipungkiri, perkembangan zaman yang kian maju juga ikut membawa tren positif bagi kesetaraan gender di dunia. Terbukti dari semakin banyaknya perempuan yang kini aktif berkontribusi di berbagai sektor, bahkan mengambil peran yang cukup krusial, termasuk di dalam sebuah perusahaan.
Tapi di sisi lain, budaya patriarki yang sudah mengakar kuat tidak serta-merta membebaskan perempuan dari isu kesenjangan gender di sektor bisnis. Tidak sedikit perempuan yang hingga kini masih mendapatkan perlakuan diskriminatif, diremehkan, serta memperoleh pendapatan lebih kecil dibanding laki-laki untuk pekerjaan dan tanggung jawab yang sama.
Angka partisipasi perempuan di dunia kerja juga masih tergolong rendah. Di Indonesia, jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan pada tahun 2020 berada di angka 54 persen, berbanding terbalik dengan laki-laki yang justru meningkat mencapai 84 persen. Ini artinya, masih ada hambatan yang cukup besar bagi perempuan untuk bertahan di dalam angkatan kerja.
Ilustrasi wanita karier. Foto: Shutterstock
Bukan hanya itu, penelitian dari Bank Dunia menyatakan bahwa tingkat kesejahteraan secara global dapat meningkat 21,7 persen apabila kesetaraan gender diimplementasikan. Bahkan, dari laporan McKinsey Global Institute, bila Indonesia bisa mencapai kesetaraan gender di tempat kerja, maka akan meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 9 persen dalam tujuh tahun ke depan.
Penjelasan di atas hanya segelintir dampak yang bisa dirasakan saat dunia usaha konsisten menerapkan kesetaraan gender dalam usahanya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk mendukung perempuan adalah menciptakan marketplace atau tempat usaha yang responsif gender. Dengan menciptakan marketplace yang adil, maka perusahaan memberikan kesempatan setara bagi perempuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan jual-beli dan memperoleh manfaat dari kegiatan usaha tersebut.
Aksi afirmatif ini sangat penting, karena seringkali perempuan berangkat dari starting point yang berbeda, sehingga dukungan marketplace bisa berdampak besar untuk mengembangkan usaha, dan memperbaiki penghidupan para perempuan wirausaha dan pekerja. Tiga marketplace kebanggaan Indonesia ini sudah mengambil langkahnya demi mencapai kesetaraan gender, siapa saja?

1. Bukalapak

Platform e-commerce Bukalapak. Foto: Bianda Ludwianto/kumparan
Didirikan sejak 2010, Bukalapak kini menjadi salah satu e-commerce terkemuka tanah air yang memiliki misi untuk menciptakan kesetaraan ekonomi melalui akses teknologi agar setiap orang memiliki kesempatan dan kehidupan yang lebih baik. Tidak hanya bertujuan mempertemukan penjual dan pembeli dalam satu platform, Bukalapak adalah rumah untuk berkembang bersama lebih dari 6 juta pebisnis lokal online, 6 juta Mitra Bukalapak dan 100 juta pengguna di seluruh Indonesia.
Namun yang patut menjadi perhatian adalah, pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perempuan di Bukalapak masih berada di bawah angka 30 persen. Angka tersebut tentu jauh lebih sedikit, sebab sebagaimana laporan dari International Finance Corporation (IFC), ternyata saat ini sekitar 43 persen pelaku UMKM di Indonesia adalah perempuan.
Melalui program Srikandi Bukalapak, e-commerce merah ini berkomitmen untuk membuka peluang sebesar-besarnya bagi perempuan mengembangkan kemampuannya sebagai seorang womanpreneur. Melalui program yang telah berjalan sejak 2017 ini, Bukalapak juga ingin mewujudkan kesejahteraan yang merata tanpa memandang gender.
“Misi kami di Bukalapak adalah, we want to create affair economy for all. Kami ingin semua orang mendapatkan akses terhadap e-commerce, terlepas dari sosial ekonomi termasuk gender. Kami menyediakan e-commerce platform yang fokus untuk underserved market, untuk UMKM yang hidup di luar kota besar,” ungkap CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin, dalam acara UN Women Indonesia Women's Empowerment Principles (WEPs) Awards 2020, Rabu (18/11).
Tak hanya menyediakan wadah seluas-luasnya melalui Komunitas Srikandi Bukalapak dengan berbagai program seperti Workshop Srikandi dan Festival Srikandi Nusantara, Srikandi Bukalapak juga memberikan berbagai pelatihan khusus bagi pelaku UMKM perempuan agar lebih siap bersaing dan menghadapi tantangan bisnis di masa depan.
“Di komunitas Srikandi, fokus kami adalah memberdayakan pelapak perempuan di marketplace kami supaya mereka bisa mengembangkan kemampuan berwirausaha dan juga kemampuan personal mereka. Kami memberikan mereka pelatihan manajemen usaha, manajemen keuangan, juga isu keluarga dan kesehatan, sehingga usaha dan kehidupan mereka dapat semakin berkembang, mereka dapat menjadi entrepreneur yang siap dan sigap,” tambah Rachmat Kaimuddin.

2. Amartha

Berawal dari keprihatinan akan banyaknya pengusaha mikro yang sulit mendapatkan modal usaha akibat keterbatasan jaminan, fluktuasi pendapatan, dan ketiadaan sejarah kredit, pada tahun 2010, PT Amartha Mikro Fintek atau Amartha sebagai pioneer perusahaan fintech peer to peer lending memiliki misi mulia menghubungkan pelaku usaha dengan pemodal secara mudah, terutama untuk mereka yang berada di pedesaan.
Menariknya, seluruh pengusaha mikro atau mitra Amartha adalah perempuan. “Klien kami 100 persen adalah perempuan, dan kami melakukan aktivitas dan strategi terstruktur untuk memberdayakan perempuan sebagai bagian dari bisnis kami, tidak terbatas hanya sebagai bagian dari CSR. Di tahun 2019, lebih dari 68 ribu perempuan telah mendapatkan manfaat dari program kami,” kata Aria Widyanto, Chief Risk and Sustainability Officer.
Amartha juga menyadari bahwa memberi kesempatan kepada perempuan untuk bisa lebih sejahtera merupakan batu loncatan demi terwujudnya kualitas pembangunan yang adil dan berkelanjutan. Hal ini terwujud melalui program Perempuan Tangguh Amartha.
Perempuan Tangguh Amartha merupakan sebuah inisiatif untuk meningkatkan partisipasi perempuan pedesaan dalam ekonomi melalui serangkaian program pemberdayaan, pelatihan kewirausahaan, hingga kepemimpinan. Tujuannya untuk mengurangi kesenjangan ekonomi sekaligus memperkuat daya saing perempuan. Dengan begitu, sangat memungkinkan bagi mereka untuk ikut berkontribusi pada pendapatan keluarga.
Hingga kini, Amartha telah ikut andil meningkatkan kesejahteraan lebih dari 560,000 perempuan melalui program #PerempuanTangguh. Demi lancarnya berbagai program di atas, Amartha juga aktif melakukan kolaborasi dengan berbagi perusahan dan organisasi nasional dan internasional, seperti UNCDF, DFAT Australia, hingga World Bank.

3. Ecofrenli

Ecofrenli terbentuk dalam misi mengurangi sampah plastik yang saat ini sudah sangat mencemari ekosistem. Untuk mengatasi masalah ini, Ecofrenli menyediakan produk kemasan pengganti plastik inovatif bagi perusahaan yang masih menggunakan kemasan plastik. Selain itu, Ecofrenli juga menyediakan berbagai produk lifestyle yang ramah lingkungan. Dalam melakukan aktivitas usahanya, Ecofrenli bekerja sama langsung dengan peneliti dan pengusaha perempuan untuk mengembangkan dan memasarkan produknya ke pasar internasional seperti Amerika Serikat, Inggris, dan negara Eropa lainnya.
Sebagai sebuah female-led impact startup, Ecofrenli juga bekerja sama dengan komunitas yang memberdayakan perempuan melalui proyek daur ulang plastik menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Tujuannya tak hanya mengurangi langsung dampak sampah plastik di lingkungan, namun juga meningkatkan pendapatan para perempuan yang sangat membantu perekonomian keluarga mereka. Tak sebatas di Jabodetabek, program ini juga sudah membantu lebih dari 200 perempuan di Garut, Cianjur, Ciawi, Ambarawa, hingga Bitung.
Dengan misi ini, Ecofrenli berharap dapat berkontribusi sebagai perusahaan yang tidak hanya profit-oriented, namun berkontribusi dalam memberikan solusi menyeluruh dalam konsep sustainability serta mengurangi dampak global warming.
Berkat kepeduliannya terhadap kesetaraan gender yang kemudian dituangkan dalam berbagai program yang telah dijabarkan di atas, Bukalapak, Amartha, dan Ecofrenli berhasil meraih penghargaan Asia-Pacific Women’s Empowerment Principles (WEPs) Awards di kategori Marketplace yang Gender Responsif.
"Kategori ini memberi penghargaan bagi perusahaan yang memperjuangkan keragaman pemasok atau supplier, pemasaran, serta periklanan yang responsif gender. Perusahaan dalam kategori ini melaksanakan program untuk mendorong pengadaan yang responsif gender, dan menciptakan tempat usaha atau marketplace yang inklusif, juga melihat kontribusi perusahaan dalam mendukung pengusaha perempuan melalui pengembangan kapasitas,” ungkap salah satu juri independen WEPs Awards, Maya Juwita, Direktur Eksekutif Indonesia Business Coalition for Women Empowerment (IBCWE).
Asia-Pacific Women’s Empowerment Principles (WEPs) Awards. Foto: kumparan.
Diselenggarakan oleh UN Women dengan dukungan Uni Eropa, WEPs Awards merupakan ajang penganugerahan untuk pemimpin usaha dan perusahaan di Asia Pasifik atas kontribusi mereka memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Lebih dari 60 aplikasi dari Indonesia telah mendaftar WEPs Awards dan dibagi lagi dalam enam kategori penghargaan. Di antaranya Komitmen Kepemimpinan, Komitmen Kepemimpinan Muda (untuk pemimpin berusia maksimal 30 tahun), Tempat Kerja yang Inklusif Gender, Marketplace yang Responsif Gender, Pelibatan Komunitas dan Industri, serta penghargaan Respons terhadap COVID-19 untuk perusahaan yang telah memberikan kontribusi signifikan untuk mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam konteks COVID-19.
Adapun WEPs Awards telah diselenggarakan secara virtual pada Rabu (18/11). Acara selengkapnya bisa Anda saksikan di sini:
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan UN Women
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten