3 Tips Berdamai dengan Diri Sendiri saat Alami Masalah Kulit

10 Agustus 2022 9:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
3 Tips Berdamai dengan Diri Sendiri saat Alami Masalah Kulit. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
3 Tips Berdamai dengan Diri Sendiri saat Alami Masalah Kulit. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Masalah kulit seperti jerawat, noda bekas jerawat, flek hitam, hingga kantung mata memang bisa membuat kita jadi kurang percaya diri. Mengapa demikian?
ADVERTISEMENT
Menurut Gita Aulia Nurani, M.Psi., Psikolog dan Dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) spesialisasi pelatihan dan pengembangan diri, rasa percaya diri bisa bersumber dari faktor eksternal dan internal.
Dalam hal ini, kepercayaan diri yang berasal dari sumber eksternal bisa sangat mudah dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kondisi fisik kita. Gita menjelaskan, kepercayaan diri dan kondisi kulit bisa berkaitan karena penilaian dari orang lain.
Bagi sebagian perempuan, penilaian orang bisa memberikan dampak yang signifikan. Seringnya, penilaian ini berasal dari apa yang mereka lihat, salah satunya tentu kondisi fisik.
Ilustrasi perempuan. Foto: Kateryna Onyshchuk/Shutterstock
Kalau kondisi fisik seseorang dinilai tidak sesuai dengan standar kecantikan yang selama ini diyakini masyarakat, jadi penilaiannya bisa buruk sehingga memengaruhi rasa percaya diri.
ADVERTISEMENT
Kondisi seperti ini bisa diatasi kalau kita berdamai dengan diri sendiri. Sebab menurut Gita, rasa percaya diri juga bisa kita tumbuhkan dari dalam diri.
“Kondisi rasa percaya diri ini bisa kita tumbuhkan asal kondisi internal kita sudah bisa menerima diri kita sendiri,” ungkap Gita kepada kumparanWOMAN.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa berdamai dengan diri sendiri dulu. Untuk melakukannya, menurut Gita ada tiga hal penting yang harus kita lakukan, Ladies. Kira-kira apa saja? Simak selengkapnya berikut ini.

1. Melakukan penerimaan diri (Self acceptance)

Ilustrasi self acceptance. Foto: Shutter Stock
Gita Aulia Nurani menjelaskan bahwa rasa percaya diri ini bisa kita tumbuhkan asal kondisi internal kita sudah bisa menerima diri kita sendiri. Jika kondisi internal kita kuat, maka omongan orang lain itu bisa kita netralisir.
ADVERTISEMENT
“PR terbesarnya adalah seberapa besar kita bisa menerima kondisi kekurangan atau ketidaksempurnaan kita. Ketika penerimaan diri sudah penuh, sebetulnya permasalahan jerawat, kulit tidak putih, itu bisa jadi sesuatu hal yang tidak dipermasalahkan,” ungkap Gita.
Perlu juga bagi kita untuk berusaha. Artinya, kalau memang kondisi kulitnya merupakan penyakit yang harus disembuhkan, kita harus berusaha mengobati.
Namun, kalau kondisi kulit tidak sehat terjadi karena berkala, misalnya disebabkan oleh hormon atau gaya hidup, cara termudah untuk dilakukan adalah menerima dan menganggap bahwa kondisi tersebut merupakan bagian dari diri kita sebagai individu.

2. Memikirkan hal-hal yang lebih potensial

Ilustrasi perempuan. Foto: Mix and Match Studio/shutterstock
Gita menyarankan agar kita fokus memikirkan hal-hal yang lebih potensial. Misalnya apa saja yang bisa membuat kita lebih produktif, menghasilkan materi, dan membantu diri kita agar lebih berkembang sehingga pikiran kita tidak melulu fokus pada kondisi fisik yang kurang. Kita pun bisa melawan dengan lebih tegar.
ADVERTISEMENT
“Jadi ketika ada yang menilai diri kita tidak sesuai standar masyarakat, kita bisa memutar balikkan itu dengan hal-hal positif. Sehingga orang di sekitar kita tidak fokus pada kekurangan kita,” pungkas Gita.

3. Menyadari penilaian fisik bukan segalanya

Ilustrasi perempuan. Foto: Shutter Stock
Selain itu, penting juga untuk kita menyadari bahwa diri kita secara individu tidak hanya terdiri dari penilaian fisik saja, tapi ada hal-hal lain juga. Mulai dari penilaian psikologis, kognisi, cara berpikir, hingga perilaku, itu juga bisa membuat kita cantik.
“Rasa percaya diri tidak hanya bersumber pada fisik saja, kita bisa fokus pada mempercantik diri dari sisi psikologis, sikap dan perilaku. Kemudian juga dari sisi pola pikir,” tutupnya.