4 Alasan Mengapa Kita Perlu Belajar Menerima Kritik di Tempat Kerja

20 Februari 2020 10:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perbaiki bahasa tubuh Anda untuk meningkatkan kualitas kerja Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Perbaiki bahasa tubuh Anda untuk meningkatkan kualitas kerja Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Dalam kehidupan, tampaknya tidak ada orang yang sepenuhnya suka dikritik. Sekalipun bisa memanfaatkan kritik dengan baik, pasti ada kalanya seseorang merasa tidak nyaman setelah mendengar masukan yang paling membangun sekalipun.
ADVERTISEMENT
Terutama, jika konteksnya adalah kritik di tempat kerja. Kritik semacam ini terasa menyakitkan hati, apalagi jika diterima setelah kita bersusah payah menyelesaikan pekerjaan. Kritik juga akan terasa semakin tidak menyenangkan, jika membuat kita merasa meragukan kemampuan sendiri.
Namun, perlu dipahami bahwa seperti itulah fungsi kritik yang membangun. Kritik memang bisa membuat kita tidak nyaman, tapi juga bisa membuat kita berusaha lebih keras untuk memperbaiki diri. Kemudian, masukan yang membangun juga bisa menjadi jembatan untuk lebih memahami apa yang diinginkan oleh klien maupun atasan, sehingga upaya kita di tempat kerja tidak sepenuhnya sia-sia.
Maka, tidak ada salahnya jika kita mulai belajar menerima kritik yang membangun di tempat kerja. Lebih lengkapnya, berikut beberapa alasan mengapa kita perlu belajar menerima kritik di tempat kerja, seperti yang kumparanWOMAN rangkum dari berbagai sumber.
ADVERTISEMENT

1. Pahami bahwa apa yang kita lakukan selama ini tidak selalu benar

Ilustrasi perempuan bekerja. Foto: Shutterstock
Setelah bertahun-tahun bekerja, kita mungkin sudah memiliki kebiasaan dan sederet cara untuk melakukan sesuatu. Bisa jadi, kita kini sudah merasa lebih tahu caranya menghadapi klien maupun mengatasi masalah yang terjadi di tempat kerja.
Padahal, bisa jadi cara berpikir kita tidak sepenuhnya tepat. Karena, akan selalu ada ruang untuk meningkatkan kualitas pekerjaan kita. Misal, dalam hal memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan atau menulis laporan kerja yang efisien. Jika kita mau membuka diri terhadap kritik, ada kemungkinan kita akan menemukan cara kerja yang lebih efektif dan tepat sasaran.

2. Kritik menghubungkan Anda dengan pihak yang relevan

Ilustrasi perempuan bekerja hari Foto: Pixabay
Sekalipun tidak enak didengar, kritik, terutama yang membangun, juga bisa dianggap sebagai sarana komunikasi dengan pihak yang relevan. Misalnya, dengan konsumen, bos, maupun klien. Saat mereka memberi kritik, sebenarnya, mereka sedang memberitahu mengenai hal-hal yang bisa Anda perbaiki. Sehingga, Anda bisa berfokus pada hal-hal tersebut dan mulai memperbaiki diri.
ADVERTISEMENT
Tentunya, hal ini lebih baik, bila dibandingkan dengan nihilnya komunikasi antara Anda dengan pihak terkait. Setelah mendapat masukan, Anda bisa lebih cepat dalam menyempurnakan pekerjaan.

3. Kritik membuat produk Anda semakin baik

Ilustrasi Perempuan Karier. Foto: Shutterstock
Masih berhubungan dengan poin kedua, kritik juga membantu kita untuk meningkatkan kualitas produk atau pekerjaan. Dari kritik yang diberikan, kita bisa mengevaluasi kelebihan dan kekurangan yang ada, kemudian menyempurnakan hasil pekerjaan.
Hal ini bisa kita pahami lewat contoh berikut. Anggaplah kita seseorang yang bekerja di perusahaan developer mobile application. Mendengar kritik terhadap aplikasi yang sudah susah payah dibuat mungkin tidak menyenangkan, bahkan meruntuhkan rasa percaya diri. Namun, di saat yang sama, hal ini juga bisa membantu kita menyadari celah yang ada dan mengurangi risiko terjadinya gangguan baru akibat kekurangan tersebut.
ADVERTISEMENT

4. Kritik bisa membantu Anda mengungguli kompetitor

Ilustrasi bisnis bersama rekan Foto: Shutterstock
Terakhir, kritik pun sebenarnya bisa menjadi kunci bagi kita untuk mengungguli kompetitor yang ada. Seperti disebutkan dalam laporan The Guardian, kita bisa memanfaatkan informasi yang didapatkan lewat kritik, kemudian menjadikannya masukan untuk memperbaiki diri maupun produk, lebih cepat daripada siapa pun. Ini pun bisa menjadikan kita lebih unggul dari kompetitor--baik rekan kerja maupun saingan dari perusahaan lain--yang tentunya tidak memiliki informasi yang sama.
Namun, ada syarat yang harus kita penuhi untuk dapat memaksimalkan efek positif dari kritik. Pertama, kita harus bisa memahami bahwa kritik yang baik tidak ditujukan untuk menyerang diri kita secara pribadi. Umumnya, kritik akan ditujukan kepada pekerjaan ataupun produk Anda. Setelah bisa berdamai dengan hal ini, barulah kita bisa mulai mencoba untuk menilai diri secara lebih objektif dan memperbaiki kekurangan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana, Ladies? Setuju dengan alasan-alasan ini?