4 Dampak Buruk Hustle Culture untuk Kesehatan Mental

27 Juli 2022 8:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bekerja. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bekerja. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ladies, apakah kamu pernah mendengar istilah hustle culture? Jika belum pernah mendengar istilah ini, mungkin tanpa sadar kamu sering melakukan gaya hidup ini. Pasalnya hustle culture merupakan salah satu gaya hidup yang diterapkan banyak orang di masa kini.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Monster, hustle culture dikenal sebagai budaya mengorbankan diri untuk bekerja keras tanpa memedulikan rasa lelah dan kesehatan mental. Seseorang yang menerapkan gaya hidup hustle culture harus terus bekerja setiap hari untuk mengembangkan karier di dunia profesional.
Mungkin hustle culture terlihat baik dilakukan karena bisa meningkatkan karier, namun ternyata jika dilakukan secara konsisten budaya hustle culture bisa memberikan dampak buruk lho. Ada penelitian menunjukkan bahwa bekerja dalam waktu yang lama bisa menurunkan produktivitas dan juga konsentrasi.
Ingin tahu lebih lengkap terkait dampak buruk gaya hidup hustle culture? Simak penjelasannya seperti yang sudah kumparanWOMAN rangkum dari berbagai sumber berikut ini.

1. Menurunkan produktivitas dan kreativitas

Dikutip dari Headversity, bekerja keras dalam waktu yang lama bisa menurunkan produktivitas dan membunuh kreativitas. Hal ini sangat identik dengan gaya hidup hustle culture di mana seseorang dituntut untuk selalu bekerja tanpa henti. Bukannya mengembangkan kariernya, hustle culture justru bisa mengancam kesuksesanmu di masa depan karena terlalu sering bekerja bisa membuat kamu akhirnya merasa lelah dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan secara maksimal.
Ilustrasi perempuan karier. Foto: fizkes/Shutterstock

2. Mengabaikan rasa lelah

Jika kamu terbiasa melakukan hustle culture tanpa sadar kamu terjebak dalam lingkungan toxic atau beracun. Pasalnya hustle culture memaksamu untuk terus bekerja tanpa henti sehingga kamu cenderung mengabaikan rasa lelah yang sebenarnya normal terjadi.
ADVERTISEMENT
Ketika rasa lelah datang, kamu mulai denial dan mengabaikan hal itu. Sampai akhirnya, ketika kamu benar-benar sudah kelelahan dan tidak bisa bekerja, kamu merasa bersalah kamu merasa bersalah jika tidak bekerja. Kondisi ini memicu disonansi kognitif (konflik pada perasaan) yang berbahaya bagi kesehatan mental.

3. Meningkatkan stres

Hustle culture juga bisa meningkatkan rasa stres lho. Pasalnya ketika bekerja terus menerus, tubuh akan kelelahan dan melepaskan hormon kortisol atau hormon stres. Jika terjadi terus menerus, stres bisa berdampak buruk bagi kesehatan karena bisa memicu kecemasan, depresi, penyakit jantung, dan gangguan memori. Ketika tubuh merasa lelah, hormon kortisol akan meningkat sehingga harus diatasi dengan istirahat.
Ilustrasi stres saat bekerja. Foto: Shutter Stock

4. Menurunkan tingkat kesejahteraan

Seseorang yang menjalankan gaya hidup hustle culture memiliki jam kerja yang panjang hingga akhirnya tubuh akan merasa lelah dan itu bisa memicu stres. Ketika stres, tingkat kesejahteraan juga akan menurun sehingga sulit untuk merasa bahagia saat menjalani kehidupan.
ADVERTISEMENT