4 Fakta Kalung Choker, Ikon Anak Punk hingga Simbol Budak Seks

4 Juli 2021 19:40 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salah satu model kalung choker. Foto: Dok. Tokopedia
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu model kalung choker. Foto: Dok. Tokopedia
ADVERTISEMENT
Ladies, sebagian dari Anda tentu tidak asing dengan kalung choker. Fashion item yang satu ini telah menjadi aksesori yang sering dikenakan dalam berbagai kesempatan. Mulai dari kegiatan sehari-hari hingga acara pesta, semua tergantung modelnya.
ADVERTISEMENT
Choker merupakan aksesori berbentuk kalung yang melekat di leher. Biasanya mereka terbuat dari kain halus atau beludru warna hitam yang dapat memberikan kesan rock and roll atau punk dalam penampilan kita. Sebagian perempuan akan memadukannya dengan kaus bergambar band ternama dan celana kulit atau ripped jeans, tank top dan jaket kulit.
Fakta Kalung Choker, Ikon Anak Punk hingga Simbol Budak Seks. Foto: dok. Twitter, Getty Images, Dior
Namun tahukah Anda kalau sebenarnya kalung ini sudah ada sejak zaman Mesir kuno dan juga bisa menjadi simbol seks? Ya, choker ternyata punya sejarah yang unik, baik dalam dunia fashion maupun seks. Supaya tidak penasaran, kumparanWOMAN telah merangkum beberapa hal yang bisa memberikan informasi mengenai sejarah kalung choker. Penasaran seperti apa? Dilansir berbagai sumber, simak selengkapnya berikut ini.

Diyakini bisa jadi pelindung di era Mesir kuno

Siapa sangka jika ternyata kalung choker sudah eksis sejak zaman Mesir kuno? Menurut laporan Bustle, masyarakat Mesopotamia Kuno dan Mesir menjadikannya sebagai salah satu aksesori yang dipakai sehari-hari. Choker pada masa itu berperan penting dari sekadar gaya. Mereka meyakini bahwa kalung ini memiliki kekuatan untuk melindungi mereka dari bahaya.
Patung Ratu Nefertiti mengenakan choker di leher. Foto: Fabrizio Bensch/REUTERS
Oleh karena itu, banyak orang di era Mesir kuno memakai choker di leher. Mereka juga memakai aksesori di kedua pergelangan tangan dan kepala karena leher, pergelangan tangan, dan kepala merupakan bagian tubuh penting yang harus dilindungi. Berbeda dengan era modern, choker pada masa Mesir kuno terbuat dari emas yang melambangkan kulit dewa matahari, Dewa Ra.
ADVERTISEMENT
"Selain berfungsi sebagai aksesori, kalung juga dijadikan sebagai jimat. Jimat tersebut bisa terdiri dari berbaris-baris kalung yang membentuk gambar dewa jika disatukan. Serangkaian jimat kuda nil misalnya, melambangkan dewa kuda nil yang hamil, yaitu Tawert. Kalung tersebut biasanya dipakai oleh perempuan hamil untuk meminta perlindungan saat melahirkan," ungkap Bob Brier dan Hoyt Hobbs dalam acara Daily Life of the Ancient Egyptians.

Menjadi favorit Ratu Inggris dan sebagai penutup luka

Sejak lama, perempuan dari era Victoria terkenal suka berdandan. Mereka selalu punya hasrat untuk bisa tampil lebih menarik dari perempuan lainnya, apalagi kalau soal perhiasan.
Salah satu ratu yang mengenakan kalung choker di era Victoria adalah Ratu Alexandra, istri dari Raja Edward VII dari Kerajaan Inggris. Ia menjadi ratu saat suaminya menjabat pada 1901. Kala menjadi ratu, Alexandra sering bepergian ke India bersama sang suami. Dari perjalanannya itu, gaya berbusananya berubah karena terinspirasi dari gaya perempuan India. Ia jadi menyukai kalung model choker dari pita tebal yang kemudian dijuluki kalung anjing.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Ratu Alexandra berhasil membuat tampilannya kian memukau dan berbeda karena ia menambahkan berlian pada choker yang dikenakan. Ia pun disebut sebagai trendsetter kala itu. Selain untuk penampilan, ternyata Alexandra punya maksud lain. Menurut Elyse Karlin, co-director dari Association for Study of Jewelry &Related Arts (ASJRA), atu Alexandra juga suka memakai choker tebal karena kalung tersebut bisa menutupi luka akibat operasi tiroid di area leher.

Jadi ikon anak punk di era '90-an

Setelah mengalami berbagai modifikasi dari tahun ke tahun, pada 1990-an, choker menjadi ikon bagi mereka yang suka musik grunge atau punk. Perempuan di masa itu suka mengenakan kalung choker yang terbuat dari bahan kain atau bludru dengan aksen belt metal di bagian tengah atau pernak-pernik menarik lainnya. Choker tersebut berhasil memberikan kesan punk pada penampilan.
Kalung choker dikenakan penggemar musik punk. Foto: Chris Moorhouse/Evening Standard/Getty Images
Tapi ternyata hal menarik lain yang bisa memberikan kesan emo dan rebel dari kalung choker sebenarnya adalah karena bahaya yang ditimbulkan oleh leher yang tak terlindungi.
ADVERTISEMENT
"Leher adalah simbol dari penyayatan atau langkah untuk memisahkan kepala dari tubuh. Estetika garis lurus memberikan kesan berbeda bagi penggunanya dan kalung yang digunakan untuk memberikan kesan tertentu akan memiliki makna yang mendalam bagi penggunanya," ungkap Monica Sklar, asisten profesor dan narahubung dari Koleksi Pakaian dan Tekstil Bersejarah di Universitas Georgia, AS, saat mengungkap makna kalung choker bagi penikmat musik punk kepada Bustle.
Ilustrasi Kalung Choker. Foto: Dimitrios Kambouris/Getty Images
Monica juga menjelaskan bahwa kalung choker bisa memberikan simbol kekuatan bagi mereka yang tak berdaya dan berpikiran bahwa garis lurus di area leher bisa membahayakan mereka. Dengan memakai choker, mereka bisa merasa punya kekuatan kembali.

Choker menjadi simbol budak seks

Selain punya sejarah yang menarik dalam dunia fashion, kalung choker juga memiliki keterkaitan menarik di dunia seks. Dalam novel BDSM bertajuk Story of O, disebutkan bahwa Ring of O atau cincin O, merupakan sebuah alat yang kerap dipakai oleh budak seks perempuan setelah mereka menyelesaikan proses pelatihan.
ADVERTISEMENT
Cincin tersebut terbuat dari metal dengan pengait di depan yang menggantungkan cincin lain yang berbentuk lebih kecil. Mereka yang mengenakan cincin tersebut harus patuh pada siapa saja yang menjadi dominannya.
Seiring berjalannya waktu, Ring of O tampil dalam berbagai wujud. Salah satunya adalah sebagai kalung choker. Kalung tersebut juga terbuat dari berbagai macam bahan, mulai dari kain, beludru, hingga rantai dengan cincin berukuran kecil di tengahnya. Di era modern sekarang ini kalung choker bisa diartikan dalam berbagai hal. Salah satunya adalah menunjukkan penggunanya tertarik dengan BDSM. Tapi ada pula yang mengenakannya hanya sebagai aksesori biasa tanpa ada makna apa pun di baliknya.