4 Fakta Menarik yang Perlu Diketahui soal No Bra Day

14 Oktober 2019 8:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi No Bra Day. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi No Bra Day. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap tanggal 13 Oktober, perempuan di seluruh dunia tengah memperingati No Bra Day atau Hari Tanpa Bra. Sebuah gerakan yang dilakukan untuk meningkatkan kesadaran perempuan atas bahaya kanker payudara. Gerakan global ini juga merupakan bagian dari peringatan bulan kesadaran kanker payudara atau breast cancer awareness yang tiap tahun diperingati pada bulan Oktober.
ADVERTISEMENT
Mengapa kita harus memperingati No Bra Day atau bulan kesadaran kanker payudara? Sebab faktanya, menurut data dari Global Cancer Observation, sebuah inisiasi dari WHO untuk kanker payudara, pada 2018 ada 58.256 perempuan Indonesia yang menderita kanker payudara dan di tahun yang sama 22.692 perempuan meninggal karena kanker tersebut.
Tingginya angka penderita dan kematian perempuan karena kanker payudara membuat banyak organisasi, aktivis, media, dan perempuan di seluruh dunia termasuk Indonesia, melakukan berbagai hal untuk turut berpartisipasi dalam meningkatkan kesadaran masing-masing akan bahaya penyakit tersebut.
Melalui tagar #NoBraDay, diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan media sosial untuk menyuarakan pentingnya mengecek payudara lewat gerakan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri), saling mendukung para penyintas, hingga membagikan fakta pentingnya melepas bra untuk mengurangi risiko kanker payudara.
ADVERTISEMENT
Di media sosial seperti Twitter, tagar #NoBraDay telah menjadi trending topic dunia selama berjam-jam. Banyak perempuan menunjukkan dukungan positif lewat berbagai macam cuitan. Mereka membagikan langkah-langkah pemeriksaan payudara sendiri di rumah hingga mengunggah foto dan cerita-cerita penyintas.
Meski memiliki tujuan yang positif, bukan berarti No Bra Day tidak menuai kontroversi. Sejak kemunculannya, banyak pro kontra yang menyelimuti inisiasi ini. Salah satunya adalah beredarnya foto-foto perempuan tanpa bra yang disalahgunakan menjadi konten porno di media sosial.
Untuk mengetahui lebih lengkap seputar No Bra Day, berikut kumparanWOMAN telah merangkum empat fakta menarik tentang gerakan ini. Mulai dari latar belakang, kontroversi, hingga manfaatnya untuk kesehatan payudara perempuan. Apa saja?
Awal munculnya gerakan No Bra Day
ADVERTISEMENT
Menurut situs Awareness Day, awalnya gerakan No Bra Day populer di Amerika Serikat sejak tahun 2011. Gerakan ini kemudian dikenal oleh dunia setelah diramaikan oleh situs asal Prancis, Boobstagram. Melalui tagline ‘Showing your breasts on the internet is good, showing them to your doctor is better’ atau ‘Menunjukkan payudara Anda di internet adalah hal baik, menunjukkan payudara Anda kepada dokter bahkan lebih baik,’ Boobstagram ingin meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya kanker payudara.
Sedangkan menurut informasi di laman Wikipedia, sejak tahun 2011, No Bra Day pertama kali dipopulerkan di Amerika Serikat oleh pengguna media sosial dengan akun atas nama Anastasia Doughnuts pada 9 Juli 2011. Setiap tahun hingga 2013, ia menyuarakan kampanye tersebut di tanggal yang sama. Namun sejak tahun 2014 No Bra Day secara resmi diperingati setiap tanggal 13 Oktober.
ADVERTISEMENT
Walaupun memiliki informasi yang berbeda, namun kedua latar belakang tersebut menunjukkan tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kesadaran perempuan akan kanker payudara.
Menjadi bentuk peringatan tentang kanker payudara
Ilustrasi kanker payudara. Foto: Shutterstock
Gerakan No Bra Day sengaja disuarakan pada bulan Oktober sesuai dengan bulan kesadaran kanker payudara. Sesuai dengan namanya, saat memperingati No Bra Day perempuan diberi kebebasan untuk tidak mengenakan bra selama seharian penuh saat melakukan kegiatan. Fungsinya untuk menunjukkan kepedulian terhadap penderita kanker payudara.
Menurut situs Awareness Day, No Bra Day juga menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya mengetahui cara melakukan pemeriksaan payudara sendiri, mampu mengenali gejala kanker payudara, dan mendorong perempuan untuk melakukan screening kanker payudara secara teratur.
Menuai kontroversi
ADVERTISEMENT
Meski memiliki tujuan yang positif, gerakan No Bra Day juga sempat menuai kontroversi. Banyak kritik berdatangan dan menganggap bahwa gerakan ini mengeksploitasi tubuh perempuan dan menjadikannya sebagai objek seksualitas. Hal ini terjadi karena banyak perempuan mengunggah foto tanpa mengenakan bra ke media sosial. Membuat foto mereka tersebar dan dimanfaatkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab dan dijadikan sebagai konten negatif.
Populernya No Bra Day di media sosial juga menghadirkan kesan gerakan ini menyepelekan sebuah penyakit serius yang tengah dihadapi oleh jutaan perempuan di seluruh dunia.
Manfaat tidak mengenakan bra untuk kesehatan
Ilustrasi payudara. Foto: Shutterstock
Pada 2013 ada riset di Prancis yang mempelajari efek bra pada payudara perempuan. Dilaporkan oleh IFL Science, riset ini telah dilakukan selama 15 tahun dan mempelajari 330 perempuan berusia antara 18 hingga 35 tahun.
ADVERTISEMENT
Para peneliti meyakini bahwa perempuan muda yang biasa tidak menggunakan bra akan memiliki jaringan yang lebih kuat untuk menopang payudara mereka. Mereka juga mengklaim bahwa penggunaan bra dalam jangka panjang dapat mengganggu sirkulasi darah dan akan mempengaruhi warna kulit di payudara.
Meski demikian, Jean-Denis Rouillon, peneliti ilmu kesehatan sekaligus pemimpin riset mengatakan bahwa perempuan yang dipelajari dalam riset ini tidak mewakili populasi secara keseluruhan. Diperlukan riset lain untuk bisa memahami dampak negatif dan positif dari penggunaan bra.