4 Fakta Seputar Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

27 November 2020 16:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Women's March Jakarta 2020 Foto: Avissa Harness/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Women's March Jakarta 2020 Foto: Avissa Harness/kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap tahunnya, 25 November diperingati sebagai Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan. Selain itu, peringatan ini juga ditandai dengan peluncuran kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) seperti tahun-tahun sebelumnya atau sering disingkat dengan 16 HAKTP.
ADVERTISEMENT
Sebagian dari kamu mungkin belum banyak yang tahu bahwa peringatan ini tak hanya sekadar aksi sosial biasa. Ada makna mendalam di balik hari penting bagi perempuan di seluruh dunia ini. Salah satunya adalah kaitannya dengan penghormatan terhadap Mirabal Sisters atau Mirabal Bersaudara, empat aktivis perempuan asal Republik Dominika yang dibunuh pada tahun 1960 di masa pemerintahan Rafael Trujillo (1930-1961).
Ilustrasi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Untuk tahu lebih dalam mengenai fakta tentang peringatan 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, serta mengingatkan kembali akan pentingnya melawan kekerasan terhadap perempuan, ada beberapa fakta menarik dan penting yang harus kamu ketahui agar bisa lebih memahami tentang kampanye ini.

1. Dirayakan untuk mengenang Mirabal bersaudara, aktivis perempuan dari Republik Dominika

Tanggal 25 November dipilih sebagai peringatan Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan untuk mengenang Mirabal bersaudara. Mereka merupakan aktivis Republik Dominika yang dibunuh pada tahun 1960 di masa pemerintahan Rafael Trujillo (1930-1961).
ADVERTISEMENT
Tiga Mirabal bersaudara ini adalah Maria Argentina Minerva, Antonia Maria Teresa, Patricia Mercedes, dan Belgica Adela Mirabal Reyes. Mereka membentuk sebuah kelompok yang disebut sebagai gerakan 14 Juni untuk menentang rezim Trujillo. Dalam gerakan tersebut, mereka membagikan pamflet tentang jumlah orang yang telah dibunuh oleh Rafael Trujillo, diktator asal Republik Dominika. Mereka juga melakukan pemberontakan bersenjata serta menggunakan bom. Kemudian mereka memperoleh senjata dan bom yang digunakan untuk memberontak.
Tepat di tahun 1960 pada tanggal 25 November, setelah mengunjungi penjara untuk melihat suami Minerva, Mirabal bersaudara dipukuli sampai meninggal saat dalam perjalanan pulang. Kemudian, jasad mereka dimasukkan ke dalam mobil dan diluncurkan dari dataran tinggi agar terlihat seperti kecelakaan.
Setelah itu, pada tanggal 25 November itu juga, Hari Internasional untuk Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan pada tahun 1981 diakui pertama kalinya dalam Kongres Perempuan Amerika Latin yang pertama.
ADVERTISEMENT
Lalu pada 17 Desember 1999, Majelis Umum PBB menetapkan 25 November menjadi Hari Internasional Penghapusan Kekerasan terhadap Perempuan untuk menghormati Mirabal bersaudara dan juga perempuan lain yang menjadi korban kekerasan.
Kampanye ini digelar selama dua minggu hingga tanggal 10 Desember yang merupakan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional. Momen ini sekaligus menunjukkan bahwa hak-hak perempuan juga merupakan hak asasi manusia.

2. Tema global tahun ini adalah Orange the World: Fund, Respond, Prevent, Collect

Pada tahun ini, tema yang diusung oleh PBB adalah "Orange the World: Fund, Respond, Prevent, Collect." Tema ini diambil lantaran di berbagai negara, angka kekerasan terhadap perempuan, terutama dalam ranah domestik seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), justru semakin meningkat di masa pandemi seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia sendiri, laporan dari catatan tahunan Komnas Perempuan menyebutkan pada 2019 terdapat 75 persen atau 11.105 kasus kekerasan yang terjadi di ranah personal atau KDRT.
Guna memastikan perempuan penyintas kekerasan mendapatkan layanan penting selama pandemi berlangsung, PBB fokus pada pencegahan dan pengumpulan data untuk meningkatkan layanan penyelamatan perempuan dan anak perempuan yang ada di dunia.

3. Kampanye 16 HAKTP di Indonesia menyoroti pengesahan RUU PKS

Sejak lama, Komnas Perempuan pun telah menyatakan bahwa 'Indonesia darurat kekerasan seksual.' Tercatat pada 2019 terdapat 431.471 kasus kekerasan terhadap perempuan. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 406.178 kasus.
16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. Foto: UN Women
Untuk itu, kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang berlangsung 25 November hingga 10 Desember menjadi cara untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan berbasis gender di seluruh dunia, terutama di masa sulit seperti sekarang ini.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, momen ini juga dimanfaatkan untuk mendorong pengesahan Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dan supaya RUU PKS tidak lagi dikeluarkan dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas) 2021 nanti.

4. Komnas meluncurkan tagar untuk mendukung pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

Komnas Perempuan telah menyatakan mendesak legislatif untuk menjadi RUU sebagai payung hukum untuk korban kekerasan seksual, mendorong pemerintah untuk meneruskan pembaharuan DIM (Daftar Inventarisasi Masalah) dengan temuan-temuan penangan kekerasan seksual, serta mengajak masyarakat untuk memberikan pendidikan publik tentang pentingnya penghapusan dan penangan kekerasan seksual.
Pegiat perempuan merapikan sepatu saat aksi diam 500 Langkah Awal Sahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Penghapusan Kekerasan Seksual (PKS) di depan gedung DPR, Jakarta, Rabu (25/11). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Peran nasional yang ingin disampaikan dari kampanye ini adalah "Gerak Bersama: Jangan Tunda lagi, Sahkan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual". Dengan hastag yang digunakan untuk mendukung pengesahan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual adalah: #GerakBersama #SahkanRUUPKS #JanganTundaLagi.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Komnas Perempuan mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk menggalakan Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan Terhadap Perempuan secara serentak untuk hentikan kekerasan terhadap perempuan Indonesia.