4 Jenis Kebaya Indonesia yang Ladies Wajib Tahu

24 Juli 2024 18:56 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Model mengenakan busana koleksi dari desainer Obin dalam acara Jakarta Fashion Week atau JFW 2023 di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Model mengenakan busana koleksi dari desainer Obin dalam acara Jakarta Fashion Week atau JFW 2023 di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Kamis (27/10/2022). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, selamat Hari Kebaya Nasional! Ya, untuk pertama kalinya, kebaya dirayakan lewat hari nasional tahunan. Diperingati setiap 24 Juli, Hari Kebaya Nasional menjadi bentuk apresiasi dan upaya untuk melestarikan busana tradisional Indonesia ini.
ADVERTISEMENT
Di hari peringatan ini, Presiden RI Joko Widodo turut mengimbau para perempuan Indonesia untuk terus mengenakan kebaya dengan bangga.
“Saya bersama Ibu Iriana mengajak seluruh masyarakat Indonesia, untuk mencintai kebaya sebagai bagian dari budaya kita. Pada Hari Kebaya Nasional ini, mari kita melestarikan kebaya agar kebudayaan kita tetap hidup dan tidak punah,” ucap Jokowi, sebagaimana dikutip dari unggahan Instagram resminya, @jokowi.
Secara umum, kebaya didefinisikan sebagai pakaian tradisional perempuan dengan siluet panjang serta bagian kanan dan kiri disatukan dengan kancing atau bros. Namun, mengikuti perkembangan zaman, banyak kebaya yang dimodifikasi agar gayanya lebih modern.
Setidaknya ada empat jenis kebaya yang menjadi identitas perempuan Indonesia. Setiap modelnya memiliki ciri khas, sejarah, dan pakemnya tersendiri, Ladies. Nah, apa saja jenis-jenis kebaya itu? Simak penjelasan yang telah kumparanWOMAN rangkum berikut ini, ya.
ADVERTISEMENT

1. Kebaya Kutubaru

Model mengenakan busana koleksi dari desainer Obin dalam acara Jakarta Fashion Week atau JFW 2023 di Pondok Indah Mall, Jakarta Selatan, Kamis 27/10/2022. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Kebaya kutubaru adalah salah satu jenis kebaya Indonesia berdesain klasik dan timeless. Menurut Ketua Umum Perempuan Berkebaya Indonesia (PBI), Rahmi Hidayati, kebaya kutubaru merupakan perkembangan dari kemben yang dulu dipakai oleh perempuan Indonesia di masa lalu.
“Awalnya dulu perempuan di Nusantara itu masih memakai kemben. Terus, kemudian dengan masuknya Islam dan peradaban semakin maju, perempuan menjadi lebih tertutup dengan diberi selendang. Selendang ini akhirnya menjelma menjadi kebaya,” ucap Rahmi di acara Remaja Berkebaya dan Berkain Nusantara, Pancoran, Jakarta, pada Sabtu (20/7).
Kebaya kutubaru memiliki ciri khas, yaitu satu lembar kain di bagian tengah yang menghubungkan bagian kanan dan kiri baju. Lembar kain ini biasa disebut kutubaru atau bef. Kemudian, kebaya ini biasa dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan. Terkadang, stagen atau kain lilit pinggang juga dipakai untuk mengunci bawahan batik.
ADVERTISEMENT

2. Kebaya Kartini

Sesuai dengan namanya, kebaya ini kerap dipakai oleh pejuang emansipasi perempuan Indonesia, R.A. Kartini, semasa hidup.
Kebaya ini memiliki siluet yang lebih tertutup dibandingkan kebaya kutubaru. Jika kutubaru memiliki bef yang serupa dengan tampilan kemben, kebaya kartini memiliki kancing yang langsung menyatukan dua sisi kebaya.
Menurut Rahmi, kebaya ini merupakan bentuk modifikasi R.A. Kartini semasa hidup agar baju yang ia kenakan lebih tertutup.
“Saat itu, R.A. Kartini belajar mengaji dan mengundang guru ngaji ke rumahnya. Kebaya Ibu Kartini diminta lebih tertutup. Jadi, bagian kiri dan kanan kebaya didekatkan, jadilah kebaya kartini,” jelas Rahmi.

3. Kebaya Encim

Kebaya Ncim Foto: Shutterstock
Satu jenis kebaya yang sangat populer dan mudah dikenakan di berbagai situasi adalah kebaya encim. Kebaya dari DKI Jakarta ini dikenal dalam berbagai nama, mulai dari kebaya kerancang, encim, nyonya, dan peranakan.
ADVERTISEMENT
Ya, sesuai dengan namanya, kebaya ini memiliki pengaruh kuat dari budaya Tionghoa di Indonesia. Menurut Rahmi, nama ‘encim’ atau ‘ncim’ bermakna ‘tante’ dalam bahasa Tionghoa.
Kebaya ini memiliki ciri khas warna yang cerah, dilengkapi dengan bordiran warna-warni. Biasanya kebaya ini dipadukan dengan kain pagi sore, sebuah kain yang memiliki dua motif di satu sisi.

4. Kebaya Labuh

Ilustrasi kebaya labuh. Foto: Shutterstock
Kebaya Labuh merupakan salah satu kebaya yang diajukan oleh Indonesia sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO. Kebaya ini merupakan pakaian tradisional perempuan Melayu Lingga dari Provinsi Kepulauan Riau, Sumatra.
Dikutip dari situs resmi Dinas Kebudayaan Provinsi Kepulauan Riau, kebaya ini memiliki siluet panjang menjuntai hingga bawah lutut dan memiliki belahan di bagian depan. Selain bersiluet panjang, kebaya labuh memiliki potongan longgar yang mengingatkan pada tunik. Dilengkapi dengan tiga kancing, bagian dada kebaya labuh biasanya dihias dengan kerongsang alias bros.
ADVERTISEMENT
Di masa lalu, kebaya labuh dikenakan sebagai pakaian sehari-hari perempuan Melayu. Untuk perempuan yang ingin menutup aurat, mereka biasanya mengenakan kebaya ini dengan tudung lingkup yang menutupi kepala dan dada.