4 Standar Kecantikan yang Kerap Bikin Perempuan Tak Percaya Diri

22 April 2022 14:01 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kulit perempuan Asia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kulit perempuan Asia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Ladies mungkin sering mendengar istilah beauty standards atau standar kecantikan. Istilah ini bermakna sebuah konsep kecantikan yang dikonstruksi oleh dan berada di tengah-tengah masyarakat. Biasanya, standar kecantikan akan berbeda-beda di setiap masyarakat atau budaya tertentu.
ADVERTISEMENT
Memang, standar kecantikan bisa terdengar sepele dan harmless. Namun, perlu disadari Ladies, bahwa standar kecantikan terkadang toksik dan cenderung mengkotak-kotakkan orang berdasarkan penampilan fisiknya saja. Jika seorang perempuan tidak sesuai dengan “standar kecantikan” yang berlaku, apakah artinya ia tidak cantik? Tentu pikiran tersebut bisa membuat seseorang merasa rendah diri.
Rasa tidak percaya diri itu sering kali berujung pada tindakan atau kegiatan yang justru membahayakan diri sendiri, demi bisa menyesuaikan dengan “standar” yang berlaku. Hal tersebut tentunya harus kita hindari semaksimal mungkin, mengingat standar kecantikan sama sekali tidak sepadan dengan kesehatan tubuh dan diri kita sendiri yang begitu berharga.
Untuk itu, kumparanWOMAN telah merangkum deretan standar kecantikan yang ada di tengah masyarakat yang kerap membuat kita merasa tidak percaya diri. Simak selengkapnya di bawah ini.
ADVERTISEMENT

1. Cantik itu harus putih

Ilustrasi perempuan dengan flek hitam di kulit. Foto: Sorn340 Studio Images/Shuttterstock
Standar kecantikan bahwa putih itu cantik dan cantik itu putih seakan sudah tertanam di benak masyarakat Indonesia dan berbagai negara Asia, seperti India, Pakistan, Korea Selatan.
Dikutip dari The Diplomat, standar kecantikan berdasarkan warna kulit ini muncul akibat warna kulit gelap diasosiasikan dengan pekerja fisik di bawah terik matahari, sedangkan warna kulit terang atau putih berarti orang yang menjalani kehidupannya di indoor, tak perlu panas-panasan. Oleh karenanya, warna kulit secara tak sadar sudah menjadi tanda kelas sosial.
Akibat adanya standar kecantikan ini, banyak sekali produk-produk pemutih kulit yang diproduksi dan dikonsumsi. Tak jarang, produk tersebut mengandung bahan seperti merkuri yang bisa membahayakan kesehatan tubuh dan kulit.
ADVERTISEMENT
Padahal Ladies, kecantikan tidak perlu didefinisikan dengan warna kulit, lho. Warna kulit apa pun itu cantik, baik terang maupun gelap.

2. Standar bentuk tubuh yang tidak masuk akal

Ilustrasi keanekaragaman bentuk tubuh. Foto: dok. Shutter Stock
Ladies, tidak jarang kita dibuat insecure dengan adanya standar bentuk tubuh yang tidak masuk akal. Contohnya, perut harus rata, pinggang harus langsing, tetapi di waktu yang bersamaan, lekuk tubuh harus curvy. Atau, perempuan harus bertubuh langsing: tidak kurus, tetapi tidak juga terlalu berisi.
Dikutip dari The Standard, perempuan dengan mudah terpapar standar bentuk tubuh yang tidak masuk akal itu lewat media sosial. Media sosial kerap kali menunjukkan konsep tubuh yang sempurna, yang justru membuat banyak perempuan tidak percaya diri karena merasa tubuhnya tidak “sempurna.”
ADVERTISEMENT
Akhirnya, standar kecantikan tersebut bisa berujung pada seseorang memaksakan diri menjalani diet yang tidak sehat, bahkan hingga mogok makan atau hanya makan makanan tertentu yang gizinya tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh. Ini tentu sangat berbahaya bagi kesehatan secara menyeluruh, Ladies.

3. Cantik itu natural, tidak bermakeup

Ilustrasi makeup untuk kencan. Foto: Shutter Stock
Standar kecantikan “cantik itu natural dan tidak bermakeup” lahir dari fenomena yang bernama makeup shaming. Menurut Teen Vogue, makeup shaming adalah mengomentari dan mengejek seseorang berdasarkan makeup yang mereka kenakan. Bahkan, dunia maya sempat diramaikan dengan meme yang berbunyi, “Kamu tidak bisa mempercayai perempuan yang mengenakan makeup terlalu tebal.”
Ladies, cantik itu tidak dilihat dari penampilan wajah yang bermakeup atau tidak. Kalaupun bermakeup, seseorang dengan makeup yang lebih bold sama cantiknya dengan mereka yang mengenakan makeup natural. Jadi, jangan berhenti bermakeup jika itu memang passion kamu, ya, Ladies.
ADVERTISEMENT

4. Cantik itu berambut lurus, halus, dan tebal

Menata rambut keriting agar lebih rapi. Foto: Shutterstock
Akibat adanya standar kecantikan bahwa cantik itu berambut lurus, halus, dan tebal, sering kali mereka yang memiliki rambut ikal atau bergelombang merasa tidak percaya diri. Dikutip dari The Tempest, rambut lurus kerap dipandang sebagai “tonggak kecantikan”.
Oleh karenanya, banyak perempuan yang memiliki rambut ikal dan bergelombang memutuskan untuk meluruskan rambutnya dengan berbagai metode, mulai dari rebonding, smoothing, atau mencatok rambut setiap hari. Tak jarang, styling rambut dilakukan terus menerus hingga menyebabkan kerusakan rambut.
Kendati media sosial menjadi tempat banyak orang menemui insecurity mereka, saat ini sudah banyak perempuan yang sadar bahwa standar kecantikan tidak seharusnya mendefinisikan kecantikan mereka.
Banyak perempuan yang sudah aktif mengkampanyekan soal embracing (menerima) warna kulit alami, bentuk tubuh, tekstur kulit, hingga tekstur rambut mereka.
ADVERTISEMENT
Nah, sudah saatnya Ladies selalu ingat bahwa kecantikan ada pada diri sendiri dan tidak seharusnya distandardisasi, ya!
---
Ikuti artikel menarik lainnya tentang makna kecantikan yang beragam pada topik Beauty for All.