Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
4 Tanda Kamu Mulai Falling Out of Love dan Tak Lagi Mencintai Pasanganmu
23 Juni 2022 10:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Terkadang, ada masanya kamu tidak lagi merasakan kebahagiaan yang sama dengan si dia. Alih-alih ringan dan senang, menjalani hubungan mungkin akan terasa sangat berat. Sifat dan perilaku dia yang biasanya kamu senangi, justru membuatmu sebal dan merasa terganggu. Kamu mungkin tidak akan merasa nyaman lagi berada dalam hubungan asmara dengan si dia.
Ketika hal itu terjadi, kamu bisa jadi akan kebingungan dan bertanya-tanya, apa yang terjadi dengan kamu dan hubunganmu?
Jika Ladies pernah atau tengah mengalami hal tersebut, ada kemungkinan apa yang kamu rasakan adalah fenomena falling out of love, atau berhenti mencintai pasangan. Apakah berhenti mencintai seseorang adalah sesuatu yang mungkin terjadi? Dikutip dari Psych Alive, itu mungkin saja terjadi, Ladies.
ADVERTISEMENT
Penyebab perempuan berhenti mencintai pasangannya
Salah satu penyebab dari fenomena fall out of love, menurut Dr. Lisa Firestone, penulis dari buku Sex and Love in Intimate Relationships, adalah benteng atau pertahanan yang kita bangun secara tidak sadar akibat luka masa lalu atau rasa insecure. Jika kamu merupakan korban dari trauma lama, secara tidak sadar kamu akan membangun pertahanan demi melindungi diri dari kemungkinan trauma ke depannya.
“Pengalaman merasa sakit atau tidak diterima dapat melukai kemampuan kita untuk menjalin hubungan dengan perasaan cinta, atau mempertahankan perasaan cinta itu. Memberi dan menerima cinta sebenarnya menantang pertahanan inti kita—sebuah bentuk adaptasi yang dibangun untuk melindungi diri dari hal-hal yang bisa membuat kita terluka,” ucap Lisa, sebagaimana dikutip dari Psych Alive.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dikutip dari Insider, kamu bisa fall out of love dari pasanganmu saat kamu tengah melalui tantangan atau perubahan besar dalam hidup yang membuat hubungan kalian merenggang. Ya, hubungan yang renggang bisa menjadi celah yang membuatmu kehilangan passion dan cinta yang sebelumnya kamu rasakan terhadap si dia.
4 tanda kamu falling out of love dan tidak lagi mencintai pasangan
Meskipun terkadang sulit untuk memahami apakah kamu sudah tidak mencintai pasanganmu lagi, atau apakah kamu hanya merasa jenuh, ada beberapa tanda yang bisa kamu amati dalam dirimu sendiri, Ladies.
Dikutip dari Psych Alive, pertanda kamu mungkin falling out of love bisa dilihat dari kehadiran empat perilaku toksik di dalam hubunganmu. Ketika kita mencintai seseorang, tentu kita akan memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya, seperti mengutarakan unek-unek dengan cara yang lembut, memastikan mereka tidak terluka, dan menjamin hubungan kalian baik-baik saja.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika cinta itu perlahan memudar, kamu mungkin tidak akan lagi berusaha untuk melindungi pasanganmu dari rasa terluka. Menurut psikolog ternama asal Amerika Serikat, Dr. John Gottman, ada empat perilaku toksik yang bisa menjadi pertanda. Empat perilaku ini ia sebut sebagai ‘The Four Horsemen.’ Apa saja?
1. Criticism (Kritik)
Dikutip dari situs resmi John Gottman, melontarkan kritik terhadap pasanganmu berbeda dengan mengeluh atau komplain. Biasanya, kritik yang toksik ini berupa serangan verbal terhadap diri pasangan, bukan terhadap masalah yang sedang terjadi antara kalian. John pun memberikan contoh perbedaan antara kritik toksik dengan komplain, dalam skenario ketika pasanganmu terlambat menjemputmu.
Komplain: “Aku khawatir sekali kamu terlambat dan enggak mengabari aku. Kupikir kita sudah setuju bahwa kita tidak akan melakukan hal seperti ini.”
ADVERTISEMENT
Kritik: “Kamu enggak pernah memikirkan bagaimana perilaku kamu berdampak ke orang lain. Menurutku kamu enggak lupa, tapi cuma egois. Kamu enggak pernah mikirin aku.”
Ketika kamu terus menerus mengkritik dan menyerang pasanganmu alih-alih mencoba menegurnya baik-baik, bisa jadi kamu mulai berhenti mencintai pasanganmu.
2. Defensiveness (Defensif)
Perilaku defensif merupakan respons yang diberikan saat dihadapkan dengan pertanyaan atau kritik dari pasangan. Perilaku ini muncul ketika kita merasa dituduh secara tidak adil—padahal sebenarnya, pasanganmu mungkin tidak berniat untuk menuduh, tetapi hanya bertanya.
Menurut John Gottman, ini merupakan salah satu pertanda bahwa hubunganmu sedang tidak baik-baik saja. Perilaku defensif tidak akan memberikan jalan bagi kamu dan pasangan untuk bisa berkomunikasi dengan sehat. Bahkan, perilaku tersebut berpotensi memperburuk hubungan kalian.
ADVERTISEMENT
3. Contempt (Penghinaan)
Ladies, saat pasanganmu tengah berbicara atau menjelaskan sesuatu, apakah kamu pernah meresponsnya dengan sarkasme, memutar bola mata, mengejek, atau menghina dia? Jika ya, artinya kamu sedang melakukan contempt atau penghinaan terhadap dia.
Perilaku ini jauh lebih buruk ketimbang kritik toksik. Dikutip dari situs resmi John Gottman, di saat kritik menyerang karakter pasanganmu, penghinaan langsung membuatmu tampak superior dibandingkan si dia.
4. Stonewalling (membangun tembok penghalang)
Membangun tembok penghalang di antara kalian merupakan salah satu perilaku toksik yang menunjukkan bahwa ada yang salah dalam hubungan kalian. Dikutip dari situs resmi John Gottman, stonewalling adalah sikap memberikan silent treatment, menjauh, dan menghindar dari pasangan, terutama ketika kalian tengah menghadapi masalah tertentu.
Jadi, alih-alih mencoba untuk menyelesaikan sengketa di antara kalian, kamu justru menjauh lewat berbagai alasan, seperti menyibukkan diri, menghindar, atau mendistraksi pasanganmu.
ADVERTISEMENT