4 Tips Mengelola Keuangan di Tengah Wabah Virus Corona Agar Tidak Boros

25 Maret 2020 17:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi masalah keuangan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi masalah keuangan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Seiring dengan penyebaran virus corona yang kian bahaya, banyak sekali dampak yang diakibatkan oleh pandemi ini. Salah satunya adalah dampak ekonomi yang cukup signifikan. Tak perlu bicara bisnis besar, dalam menghadapi wabah seperti sekarang ini, keuangan kita pribadi juga turut terkena dampak.
ADVERTISEMENT
Pengeluaran bisa membengkak karena terlalu banyak membeli kebutuhan untuk stok makan sehari-hari, beli sabun cuci tangan yang biasanya sebulan bisa satu botol, tapi kini harus dua botol, hingga kebutuhan lainnya yang kurang terkontrol.
Nah, agar Ladies terhindar dari krisis keuangan dan harus mengandalkan kartu kredit, berikut kumparanWOMAN telah merangkum 4 tips mengelola keuangan di tengah wabah seperti sekarang ini. Simak ulasan lengkapnya berikut ini.
Tetap atur pemasukan Anda sesuai dengan rumus 40-30-20-10
Ilustrasi keuangan. Foto: Dok. Shutterstock
Saat gajian tiba, usahakan untuk tidak mengubah cara pengaturan keuangan Anda. Anggap saja Anda sedang tidak berada dalam krisis wabah. Pisahkan pemasukan dengan rumus 40-30-20-10, yaitu 40 persen uang untuk biaya hidup pengeluaran rutin, 30 persen untuk cicilan dan tagihan, 20 persen tabungan dan investasi, dan 10 persen dana darurat.
ADVERTISEMENT
Anggapan tidak sedang berada dalam sebuah krisis ini bisa membantu Anda untuk tetap menjalani rutinitas seperti biasa. Tak perlu belanja keperluan secara berlebih dan tetap bisa menyisihkan uang tabungan dan investasi.
Sisihkan uang transportasi untuk menambah jumlah dana darurat
Ilustrasi manajemen keuangan. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Di masa krisis wabah seperti sekarang ini, hal paling penting yang harus dilakukan adalah menambah jumlah dana darurat. Cara ini perlu dilakukan agar jika suatu saat nanti terjadi sesuatu dengan kesehatan Anda atau keluarga, selain mengandalkan asuransi, masih ada dana darurat yang bisa membantu.
Untuk menambah jumlah dana darurat, Anda bisa mengalokasikan uang transportasi sehari-hari. Sebab daripada uang transportasi habis untuk jajan dan membeli sesuatu yang tidak perlu, sebaiknya uang transportasi yang tidak terpakai di masa work from home ini dialokasikan ke dana darurat.
ADVERTISEMENT
Menurut Erik Argasetya, Director, Chief Investment Officer PT Jagartha Penasihat Investasi (Jagartha Advisors), dana darurat dapat kita simpan dengan memegang cash secara langsung atau dialokasikan di tabungan, deposito atau reksa dana pasar uang.
Tetap sisihkan uang untuk tabungan dan investasi
Ilustrasi menabung dan investasi. Foto: Shutterstock
Meski sedang berada di tengah krisis, pastikan Anda tetap memisahkan dana untuk tabungan dan investasi. Tips yang satu ini sangat perlu dilakukan supaya masa depan Anda tetap terjamin.
Biasanya, menurut Erik Argasetya, saat ini pasar saham sedang banyak yang turun. Momen ini bisa jadi waktu yang tepat untuk mulai berinvestasi bagi Anda yang tertarik melakukan investasi saham.
Jangan mudah tergiur promo diskon atau cashback dari aplikasi online
Ilustrasi belanja online Foto: shutterstock
Tak bisa dipungkiri, godaan untuk jajan saat work from home seperti sekarang ini kian meningkat. Belum lagi, para penjual memanfaatkan momen ini untuk memberikan promo atau tawaran cashback yang tentu sulit ditolak. Alhasil, work from home yang seharusnya lebih hemat, malah jadi blunder pemborosan karena sulit menolak tawaran menarik dari aplikasi online. Tapi bukan berarti Anda tak boleh melakukannya ya Ladies, boleh saja, asal tetap memperhatikan kebutuhan.
ADVERTISEMENT
“Begini, cashback itu sebenarnya hanya boleh dipakai untuk belanja produk yang memang sudah menjadi kebutuhan kita sehari-hari. Contoh gampangnya adalah kopi. Misalnya jadwal Anda membeli kopi adalah tiga kali seminggu dengan total nominal Rp 100 ribu. Lalu ketika ada tawaran cashback atau potongan harga, Anda jadi bayar Rp 70 ribu saja untuk tiga kali beli kopi, itu tidak masalah. Yang jadi masalah adalah ketika ada tawaran cashback Anda jadi beli kopi seminggu empat atau lima kali dan jika ditotal jumlahnya lebih dari Rp 100 ribu. Itu yang berbahaya bagi keuangan Anda,” begitu penjelasan singkat dari pakar keuangan Aidil Akbar saat dihubungi kumparanWOMAN melalui sambungan telepon beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT