4 Tips Merawat Kain dan Baju Batik Agar Tetap Awet

2 Oktober 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kain batik. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kain batik. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kain dan baju batik merupakan item fashion yang wajib dimiliki oleh para perempuan Indonesia. Selain mendukung pelestarian budaya asli Tanah Air, karakteristik batik yang tak lekang oleh waktu bisa menjadi pelengkap tampilan di berbagai situasi.
ADVERTISEMENT
Meskipun cantik dan memiliki nilai seni yang tinggi, batik dikenal sebagai kain yang cukup rumit. Ya, merawat kain batik dan baju batik bisa dibilang menantang. Ini disebabkan oleh cara pembuatan batik yang kompleks dan masih tradisional.
Contohnya, batik tulis dan batik cap diproduksi menggunakan pewarna dan bahan alami. Jika tidak dirawat dengan baik, warna batik tersebut bisa pudar, muncul garis lipatan akibat dilipat sembarangan, atau kain bisa berjamur.
Untuk itu, dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober, yuk, kita pelajari cara tepat merawat kain dan baju batik. Simak penjelasan yang telah kumparanWOMAN rangkum berikut ini, Ladies.

1. Cuci dengan benar

Ilustrasi pengrajin di Kampung Batik Trusmi, Cirebon. Foto: Arief Adhari/Shutterstock
Menurut Ketua Yayasan Batik Indonesia (YBI) Gita Pratama, cara pertama untuk merawat kain dan baju batik adalah mencucinya dengan benar. Ia mengatakan, jangan mencuci kain batik yang masih baru dengan mesin cuci. Cukup kucek batik dengan tangan secara lembut.
ADVERTISEMENT
“Untuk batik yang masih baru, usahakan jangan dicuci pakai mesin cuci. Cuci pakai tangan saja. Gunakan deterjen khusus atau bisa pakai lerak,” kata Gita kepada kumparanWOMAN saat dijumpai beberapa waktu lalu.
Sementara itu, menurut desainer Bai Soemarlono, kain batik baiknya dicuci menggunakan air dingin. Sebab, air dingin bisa membuat kain terasa lebih lemas. Namun, Bai menyarankan agar kain dan baju batik tidak sering dicuci untuk menghindari kainnya rusak atau warnanya pudar.
Jika memang ingin mencuci batik seminggu sekali, Bai merekomendasikan pencucian menggunakan lerak.

2. Jangan pakai sembarang produk di kain dan baju batik

Ilustrasi batik tulis pasiran. Foto: Candra Yanuarsyah/Antara Foto
Selanjutnya, perhatikan produk dan bahan yang dipakaikan di kain batik. Menurut situs resmi Pemerintah Daerah Cimahi, saat menyetrika batik, jangan gunakan cairan pelembut atau pewangi. Bahan-bahan dalam produk pewangi itu berpotensi merusak warna kain batik. Jika ingin menyetrika baju batik yang kusut, cukup semprotkan air biasa.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kamu disarankan untuk tidak menyemprotkan parfum di baju dan kain batik. Jika ingin pakai parfum, semprotkanlah di kulit badan.

3. Perhatikan cara menjemur

Cara menjemur yang benar juga bisa menjaga keawetan batik. Menurut Bai Soemarlono, batik yang dibuat menggunakan pewarna alami sebaiknya tidak dijemur di bawah sinar matahari langsung. Warna kain dan baju batik yang dijemur di bawah matahari langsung cenderung mudah pudar.
Oleh sebab itu, kamu bisa mengeringkannya dengan cara mengangin-anginkan kain dan baju batikmu. Dikutip dari situs resmi Pemda Cimahi, kamu juga bisa menjemur baju batik di tempat teduh yang tertiup angin.

4. Simpan secara tepat

Ilustrasi Pengrajin Batik Foto: ANtara/Didik Suhartono
Baju dan kain batik harus disimpan dengan baik supaya awet. Menurut Bai, kain batik harus dibungkus kertas agar tidak kena kutu kain. Simpan kain dan baju batik di tempat yang kering dan tidak lembap untuk menghindari pertumbuhan jamur.
ADVERTISEMENT
Saat batik dilipat, lipatlah dalam satu arah. Lalu, lipatan batik harus sesekali diganti arahnya agar motifnya tidak “patah”. Batik yang disimpan dalam jangka waktu lama dalam lemari harus sering dikeluarkan dan diangin-anginkan, untuk memastikan kainnya kering dan tidak lembap.