5 Fakta Menarik Kain Tenun Endek Bali yang Dipakai Dior di Paris Fashion Week

4 Oktober 2020 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sentuhan kain tenun Endek Bali dalam koleksi Dior Spring Summer 2021. Foto: Dior
zoom-in-whitePerbesar
Sentuhan kain tenun Endek Bali dalam koleksi Dior Spring Summer 2021. Foto: Dior
ADVERTISEMENT
Kain Tenun Endek Bali belakangan ini tengah menjadi perbincangan hangat, terutama bagi masyarakat Indonesia. Kain tenun yang satu ini ternyata sempat ditampilkan dalam fashion show yang diselenggarakan oleh rumah mode ternama asal Prancis, Dior.
ADVERTISEMENT
Dior membuka Paris Fashion Week dengan fashion show yang diselenggarakan di Jardin de Tuileries, Paris, pada Selasa (29/9). Rumah mode asal Paris itu menampilkan koleksi Spring/Summer 2021 dengan desain yang didominasi oleh beragam motif.
Dari total 87 koleksi musim panas yang diperagakan, tampak terselip beberapa unsur kain tenun khas Bali, baik dalam bentuk pakaian maupun aksesori tas.
Sentuhan kain tenun Endek Bali dalam koleksi Dior Spring Summer 2021. Foto: Dior
“Penggunaan kain Endek Bali untuk koleksi Spring/Summer 2021 oleh Christian Dior, merupakan pengakuan yang tinggi terhadap keindahan dan kualitas kain Endek Bali dan berkontribusi positif terhadap dunia fashion internasional. Semoga ini menjadi penyemangat bagi masyarakat Bali di tengah tantangan COVID-19,” ungkap Duta Besar RI untuk Prancis, Arrmanatha Christiawan Nasir, dalam siaran pers yang diterima kumparanWOMAN pada Rabu (30/9).
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dior dalam siaran pers mereka mengungkapkan komitmen mereka untuk ikut melestarikan tenun Endek Bali sebagai salah satu warisan dunia.
Nah, untuk kamu yang penasaran mengenai seluk beluk dari kain tenun Endek Bali, kumparanWOMAN telah merangkum beberapa fakta menarik tentang kain tersebut. Melansir berbagai sumber, simak selengkapnya berikut ini.
Sentuhan kain tenun Endek Bali dalam koleksi Dior Spring Summer 2021. Foto: Dior

1. Namanya diambil dari proses pembuatan kainnya sendiri

Kain tenun Bali ini namanya berasal dari kata 'Gendekan' atau 'Ngendek' yang berarti diam atau tetap, warnanya tidak berubah. Jadi ketika benang pembuatan kain diikat dan dicelupkan pada pewarna, benang tersebut warnanya tidak berubah atau orang Bali menyebutnya 'Ngendek'.
Di setiap daerah yang menjadi persebaran Kain Tenun Endek Bali, namanya pun beragam mengikuti nama daerah. Misalnya Endek Gianyar, Endek Klungkung, dan lain sebagainya.
ADVERTISEMENT

2. Berkembang sejak 1985

Dalam sebuah Jurnal Pendidikan Sejarah yang ditulis oleh Luh Gede Wijayanti Lakhsmi Dwi, kain Endek mulai berkembang sejak 1985 pada pemerintahan Raja Dalem Watunegoro di Gelgel Klungkung, Bali.
Setelah itu Kain Endek mulai berkembang di sekitar daerah Klungkung, salah satunya adalah di Desa Sulang. Di desa tersebut, Wayan Rudja menjadi salah satu orang yang menekuni pembuatan Kain Endek. Kabarnya ia memiliki sekitar 200 karyawan. Dulunya di Desa Sulang terdapat 25 perusahaan yang memproduksi Kain Endek, namun seiring berjalannya waktu, usaha tersebut mulai berkurang.
Kain Endek Bali warnai koleksi Christian Dior di Paris Fashion Week. Foto: Lucas Barioulet/AFP

3. Produksi Kain Endek kian menurun

Dari 25 perusahaan penghasil Kain Endek, saat ini hanya ada 2 perusahaan yang bertahan. Mereka adalah Tenun Endek Astika dan Usaha Tenun Endek Resya. Seiring berjalannya waktu, kerajinan tenun endek banyak mengalami pasang surut dari 1985 hingga 2012.
ADVERTISEMENT
Kabarnya kondisi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah karena lemahnya perekonomian dan putusnya bantuan pembinaan dari pemerintah. Dalam Jurnal Pendidikan Sejarah, Luh Gede Widjayanti Lakhsmi Dewi menuliskan bahwa awalnya pemerintah memberikan bantuan dari United Nations Development Program (UNDP) atau Badan Program Pembangunan PBB, serta BUMN untuk mengembangkan kerajinan tenun endek. Namun sayangnya, hal tersebut kini terhenti.
Kain Endek Bali warnai koleksi Christian Dior di Paris Fashion Week. Foto: Lucas Barioulet/AFP

4. Tenun Endek punya motif yang beragam

Sama dengan wastra nusantara lainnya, kain tenun endek dari Bali ini juga memiliki berbagai motif yang kaya akan makna. Setiap motif mempunyai kegunaan tersendiri, ada yang dikenakan untuk acara formal, kegiatan keagamaan, hingga digunakan untuk kegiatan sehari-hari.
Motif patra dan encak saji misalnya, kedua motif tersebut bersifat sakral dan hanya digunakan untuk upacara keagamaan sebab menunjukkan rasa hormat pada Sang Pencipta. Selain itu, ada juga motif yang lebih menggambarkan nuansa alam yang biasanya dikenakan untuk kegiatan sosial atau dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Motif ini biasanya didominasi oleh flora, fauna, dan tokoh pewayangan yang muncul dalam mitologi cerita di Bali.
ADVERTISEMENT
Tenun Endek Bali ini juga punya motif geometri yang digambarkan dalam bentuk garis lurus, garis putus, garis lengkung, dan banyak bidang geometri lainnya. Motif tersebut melambangkan keyakinan masyarakat Bali. Tak hanya itu, menurut studi kasus bertajuk 'Tinjauan Visual Motif Tenun Ikat Endek Bali' yang ditulis oleh I Dewa Gede Visnu Adchan, kain ini juga memiliki motif dekoratif atau kombinasi dari berbagai motif yang sudah ada sejak dulu. Disebut dengan Prembojn, motif kombinasi tersebut nantinya didesain sesuai dengan keyakinan atau cerita pewayangan di Bali.

5. Ada yang dipercaya bisa jadi penangkal wabah penyakit

Seperti halnya batik, kain endek Bali juga memiliki makna dan diyakini punya manfaat baik bagi yang mengenakannya. Masyarakat Bali mempercayai ada kain tertentu yang berfungsi sebagai penolak bala. Misalnya seperti kain tenun endek gringsing, endek cepuk, dan endek bebali. Kain motif gringsing bahkan diyakini dapat digunakan sebagai penangkal wabah penyakit.
ADVERTISEMENT