5 Hal Ini Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Menyumbangkan Baju Bekas

10 Januari 2023 9:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wanita sedang membuka lemari pakaiannya. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wanita sedang membuka lemari pakaiannya. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ladies, sudah merasa bosan dengan banyak baju yang kamu miliki? Atau merasa lemari pakaian di rumahmu sudah terlalu penuh? Jika ya, barangkali menyumbangkan sebagian baju bekas yang tak lagi ingin dipakai menjadi salah satu rencanamu saat ini.
ADVERTISEMENT
Cara tersebut memang menjadi pilihan populer bagi banyak orang. Sebab, dengan menyumbangkannya, seseorang bisa sekaligus terbebas dari rasa bersalah untuk membuang baju yang sudah tak ingin dikenakan.
Namun, dari baju-baju yang kamu sumbangkan, berapa banyak yang berhasil menemukan pemilik baru atau membantu orang lain yang membutuhkan? Rupanya, menurut ahli, jumlahnya jauh lebih sedikit dari yang kamu bayangkan.
Hanya saja, bukan berarti kamu lantas berhenti sepenuhnya untuk mendonasikan pakaian yang sudah tak terpakai. Kamu hanya perlu memperhatikan hal-hal berikut ini, seperti dikutip dari Washington Post, sebelum menyumbangkan baju bekas.

1. Cermati kondisi baju bekas yang akan disumbangkan

Ilustrasi sortir pakaian. Foto: Shutterstock
Jangan asal menyumbangkan baju, Ladies. Pastikan pakaian yang akan kamu donasikan masih dalam kondisi yang layak.
ADVERTISEMENT
Sebab, dalam kenyataannya, sebagian besar baju yang disumbangkan tak layak dikenakan karena sudah dalam kondisi buruk. Baju-baju sumbangan tersebut bisa menjadi masalah jika berakhir dibakar maupun ditimbun.
Baju yang akan disumbangkan seharusnya sudah bersih dari noda dan bebas dari bulu hewan. Cek apakah ada sampah maupun benda lain di tiap kantung.
Selain itu, jika ada bagian yang sobek atau kancing hilang, sebaiknya kamu memperbaikinya terlebih dahulu.

2. Ketahui sasaran dari baju-baju sumbanganmu

Ilustrasi pakaian. Foto: Shutter Stock
Sebelum menyumbang, ketahui lebih dulu sasaran dari baju-baju yang bakal kamu donasikan. Jika ingin memberikannya secara langsung kepada orang yang membutuhkan, misalnya, pastikan kamu menyiapkan baju-baju yang masih sangat layak pakai.
Apabila kamu menyumbangkan ke badan amal yang mengambil keuntungan dari menjual kembali baju-baju tersebut, pilihlah pakaian dengan bahan yang bagus, merek terkenal, maupun model yang menarik.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, kamu cukup memilih baju dengan kain bagus dan bersih ketika ingin mendonasikan ke pihak yang akan menggunakannya kembali sebagai kain perca.

3. Perhatikan kapan kamu hendak mendonasikan baju

Wanita sedang mencari pakaian di lemarinya. Foto: Shutterstock
Jangan menyumbangkan jaket, mantel tebal, dan sweater di musim panas atau mengirimkannya ke daerah beriklim panas.
Tunggulah hingga musim hujan atau dingin tiba atau berikan kepada mereka yang berada di daerah dingin.

4. Hindari menyumbang baju ke korban bencana

Caption: Ilustrasi menyumbangkan pakaian. Foto: Shutter Stock
Kamu tak disarankan untuk mendonasikan baju, meskipun yang baru, kepada korban bencana. Kecuali, ada permintaan dari organisasi terkemuka di kawasan tersebut.
Sebab, kebanyakan baju sumbangan tak lagi berguna sesudahnya. Seringnya, organisasi yang membantu juga tidak memiliki sumber daya untuk membersihkan, mengatur, maupun menyalurkan baju-baju itu kepada mereka yang membutuhkan.
ADVERTISEMENT
Hanya sebagian yang pada akhirnya benar-benar dipakai. Selebihnya, baju-baju sumbangan yang tak terpakai kemungkinan berakhir dengan dibakar, dikubur, atau dibuang.

5. Pertimbangkan Solusi Selain Menyumbangkannya

Ilustrasi jual pakaian bekas. Foto: Shutterstock
Selain menyumbangkan, kamu bisa memilih cara lain agar bajumu tetap bertahan hingga jangka waktu cukup lama. Bertukar baju bekas dengan anggota keluarga maupun teman, misalnya.
Sementara itu, pakaian basic seperti kaus bisa terus dipertahankan dengan mengubah bagaimana kamu memakainya. Sebagai contoh, jika sebuah kaus mulai terlihat dekil, kamu bisa mengenakannya sebagai baju tidur. Saat kaus tersebut sudah benar-benar tak bisa dipakai, gunakanlah untuk lap atau keset.
Kamu juga bisa menjual baju yang berkualitas tinggi dan jarang dipakai. Namun, perlu diingat, Ladies, tidak semua pakaian cocok untuk dijual kembali. Tak pantas rasa-rasanya bila kamu hendak menjajakan baju yang sudah dimiliki selama 15 tahun.
ADVERTISEMENT