5 Hal Soal Angkie Yudistia, Difabel yang Jadi Staf Khusus Jokowi

22 November 2019 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Difable Womanpreneur, Angkie Yudistia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Difable Womanpreneur, Angkie Yudistia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo baru saja mengumumkan tujuh staf khusus barunya yang diisi oleh kalangan anak-anak muda pada Kamis (21/11) di Istana Merdeka, Jakarta Pusat.
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Angkie Yudistia (perempuan disabilitas yang aktif menjadi sociopreneur sekaligus pendiri Thisable Enterprise Angkie Yudistia), Belva Devara (CEO Ruangguru), Putri Tanjung (putri pengusaha Chairul Tanjung sekaligus CEO CreativePreneur), Andi Taufan Garuda Putra, Ayu Kartika Dewi, Gracia Billy Mambrasar, dan Aminuddin Maruf.
Dari semua staf khusus baru, hanya Angkie saja yang disebutkan secara detail soal jabatan dan tugasnya oleh Presiden Jokowi. “Saya minta Angkie untuk menjadi juru bicara presiden di bidang sosial,” ungkap Jokowi kepada wartawan seperti dikutip dari kumparanNEWS.
Presiden Joko Widodo bersama staf khusus yang baru dari kalangan milenial ketika diperkenalkan di halaman tengah Istana Merdeka Jakarta, Kamis (21/11). Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro
Nama Angkie Yudistia sendiri sudah tidak asing lagi di dunia sosial. Perempuan kelahiran 1987 ini merupakan penyandang disabilitas tuli yang berhasil mendirikan sebuah perusahaan berbasis sosial yang bernama Thisable Enterprise. Sebuah pusat penyedia jasa untuk memberdayakan dan memberikan kesempatan kerja bagi para penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
Sejak lama, Angkie juga dikenal sebagai motivator dan inspirasi bagi banyak teman-teman disabilitas lainnya. Untuk lebih mengenal lebih dalam sosok Angkie Yudistia yang saat ini menjadi staf khusus dan juru bicara presiden di bidang sosial, berikut kumparanWOMAN telah merangkum beberapa hal tentang Angkie Yudistia.
Kerap dibully sejak kecil karena tuli
Angkie divonis tuli sejak berusia 10 tahun setelah ia mengalami demam tinggi dan Malaria. Kondisinya tersebut membuat Angkie kecil harus sering menghadapi bullying.
Saat berbincang dengan kumparanWOMAN beberapa waktu lalu, ia mengungkapkan bahwa hingga sekarang pun ia masih sering di-bully terkait kondisinya. Namun Angkie bisa menghadapinya dengan penuh kesabaran sebab ia menyadari bahwa mereka yang melakukan bullying terhadap kelompok disabilitas seperti dirinya tidak bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Difable Womanpreneur, Angkie Yudistia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Saya paham kenapa orang-orang seperti itu (melakukan bullying), karena mereka enggak tahu apa-apa. Makanya suka ada pernyataan: ‘Lo tuh denger enggak sih?’ atau ‘Kalau ngomong sama Angkie tuh lemot ya’. Itu kan sebenarnya physically-shaming ya. Tapi saya mengerti, mereka seperti itu karena tidak paham. Jadi ya saya harus jelaskan bahwa saya nggak bisa dengar, dan harus membaca gerakan bibir. Jadi sepanjang hidup, saya memang harus memperkenalkan diri kepada semua orang. PR (public relations) banget, kan? Ya, saya ini memang PR untuk diri saya sendiri,” jelas Angkie.
ADVERTISEMENT
Ia pun menanggapi semua bullying tersebut dengan diam. Meski banyak yang menyarankan untuk melawan, Angkie tetap memilih diam karena membalas dengan perkataan hanya akan menguras energi.
Difable Womanpreneur, Angkie Yudistia. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
“Kalau melawan dengan kata-kata, itu hanya akan menguras energi saja. Pada akhirnya saya berpikir, someday, para pem-bully itu akan malu sendiri. Menurut saya, bully itu jangan dibalas dengan kata-kata, tapi dengan action--tindakan. Buktinya saja, dulu yang sering bully saya, ya enggak akan berani untuk bully saya sekarang, kan? Karena saya sudah mengumpulkan kekuatan, sudah nyaman dengan diri saya sendiri, sudah tidak ‘kacau’ dengan diri sendiri, sudah menemukan jati diri. Sehingga ketika ada orang lain yang mulai bertingkah, saya jadi berani lawan dan membela diri,” ungkap perempuan 32 tahun itu.
ADVERTISEMENT
Sering mendapat penolakan dalam berkarier, tapi tak pernah menyerah
Mencari pekerjaan bukanlah hal yang mudah bagi seorang penyandang disabilitas. Pengalaman ini juga sempat dialami oleh Angkie Yudistia. Sebelum mendirikan bisnis, Angkie sempat magang di Australia lewat program kampus dan bekerja di beberapa perusahaan besar, seperti International Business Machines Corporation (IBM) dan di industri Oil & Gas di Indonesia.
Meski begitu, bukan berarti Angkie tidak pernah menghadapi penolakan. Ia justru sering ditolak karena kondisi fisiknya yang tuli. Namun dari semua pengalaman kerja tersebut ia banyak belajar soal cara-cara mendirikan perusahaan. Pengalaman itu juga yang membuatnya menyadari bahwa ia bisa membuka kesempatan kerja bagi kelompok disabilitas seperti dirinya.
“Jujur, cari pekerjaan dengan keadaan saya ini memang susah sekali. Namun, lewat pekerjaan-pekerjaan dan berbagai penolakan tersebut, saya merasa mendapatkan banyak pengalaman,” ungkap Angkie dalam wawancara kumparanWOMAN beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, di tahun 2011 Angkie mantap mendirikan Thisable Enterprise, sebuah social enterprise yang memiliki misi untuk memberdayakan disabilitas Indonesia secara ekonomi di dunia tenaga kerja.
Banyak yang menyarankan Angkie untuk berhenti bikin bisnis sendiri
Setelah mendirikan Thisable Enterprise, perjalanan baru Angkie Yudistia di dunia bisnis pun dimulai. Sebagai perempuan dengan disabilitas yang sedang merintis bisnis, Angkie pun sempat diragukan dan mendapat banyak sekali tantangan dalam membangun bisnisnya sendiri.
Tak hanya lingkungan dan orang lain, orang terdekat pun banyak yang mematahkan mimpi Angkie dengan memberikan saran untuk berhenti saja dan cari pekerjaan yang pasti.
“Ketika saya mendirikan Thisable Enterprise ini, orang-orang tanya, ‘Memang kamu mau jadi entrepreneur?’ Ya tidak juga, tapi ya saya mau mencoba, saya sadar saya masih minim pengalaman. Sehingga akhirnya saya banyak belajar, ikut coaching, belajar tentang struktur perusahaan, organisasi, marketing, how to handle client, dan lainnya,” ungkap Angkie.
ADVERTISEMENT
Kegigihannya itulah yang mendorong Angkie menuju keberhasilan. Setelah lima tahun berjalan dan melalui banyak kegagalan, usahanya menemui titik terang. Thisable bekerjasama dengan Go-Life dari GOJEK.
“Ini pun bukan hal yang mudah. Tapi saya tegaskan, kalau kita tidak coba, kita tidak akan tahu. Dan keajaibannya, setelah kerjasama antara Thisable dan Go-Life dicoba, cerita mitra difabel di Go-Life pun menjadi viral. Klien pun merasa bahagia dengan pendekatan yang kami lakukan untuk memberikan kesempatan kerja pada para disabilitas,” tutur Angkie.
Kesempatan tersebut kemudian membuat Thisable Enterprise semakin berkembang hingga kini menjadi employment service company seperti sourcing, hunter, dan kemitraan.
Punya misi menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih inklusif
Sebagai staf khusus yang ditunjuk Presiden Jokowi, Angkie memiliki misi khusus, salah satunya adalah memberi peran lebih bagi penyandang disabilitas di Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Berdiri di sini menyuarakan 21 juta jiwa disabilitas di seluruh Indonesia dan turut bangga saya berdiri di sini mewakili disable enterprise yang saya bangun 8 tahun, di mana sudah waktunya disabilitas bukan kelompok minoritas tetapi kita dianggap setara," ujar Angkie seperti dikutip dari kumparanNEWS.
Angkie menekankan bahwa ke depan, ia akan bekerja lebih baik, sehingga mampu menjadikan Indonesia lebih ramah terhadap kelompok disabilitas. “Membentuk lingkungan inklusi melalui staf khusus presiden. Mudah-mudahan saya bisa bekerja lebih baik ya Pak. Dan dibantu dengan teman-teman yang hebat di sini dan bantuan teman-teman wartawan dan masyarakat Indonesia menjadikan Indonesia lebih ramah disabilitas,” ujarnya.
Didukung penuh oleh suami dan keluarga
Pada tahun 2014, Angkie Yudistia menikah dengan Budi Prasetyo yang telah menjadi kekasihnya selama 2,5 tahun. Bagi Angkie, suami adalah sosok support system terbesar setelah orang tua. Ia merasa bersyukur karena memiliki suami yang tak pernah menyerah dan selalu ada untuk mendukung Angkie meraih segala impiannya. Dengan Budi Prasetyo, Angkie memiliki dua orang anak perempuan berusia 4 dan 1 tahun.
ADVERTISEMENT
“Tanpa dukungan suami, saya enggak akan bisa di tahap seperti hari ini. Dia mengerti jam kerja saya, dia tahu semuanya mulai dari tanggung jawab, pressure, suka dan duka, dia support banyak hal. Dia percaya bahwa saya akan percaya juga dengan dia,” tutur Angkie Yudistia kepada kumparanWOMAN.