Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
5 Hal yang Kerap Membuat Perempuan Trauma Menjalin Hubungan
30 April 2022 10:42 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ketika menjalin sebuah hubungan asmara, sering kali masa-masa di awal adalah masa-masa yang indah dan membahagiakan. Namun, dalam perjalanan menjalin hubungan percintaan tersebut tentu akan juga bisa mengalami konflik. Bahkan, akibat adanya konflik tersebut banyak pasangan yang akhirnya memutuskan untuk berpisah.
ADVERTISEMENT
Adanya kegagalan ini terkadang membuat beberapa pihak merasa trauma. Mereka akan menganggap kalau sebaik apapun mereka berusaha, hasil akhirnya akan sama saja. Hal ini kerap dirasakan perempuan. Padahal, seharusnya tidak seperti itu.
Nah Ladies, untuk menghindarkan kamu dari rasa trauma menjalin hubungan, ada baiknya mengetahui apa saja hal-hal yang membuat seorang permepuan bisa merasa trauma. Hal ini juga penting diketahui laki-laki, lho. Sehingga ketika nanti kamu menjalin hubungan, kamu bisa memperlakukan pasangan mu dengan lebih baik.
Ladies, pernahkan diantara kalian dibohongi oleh pasangan? Tentu hal tersebut mengakibatkan rasa sakit hati yang begitu dalam. Kepercayaan itu memang mahal, dan sekali itu dirusak, akan sulit untuk membangunnya kembali.
Banyak laki-laki yang menganggap kalau sedikit kebohongan kecil akan baik-baik saja untuk dilakukan selama pasangannya tidak menyadarinya. Kalaupun mereka sadar, itu hanya kebohongan kecil. Padahal, sekecil apa pun itu, setiap kebohongan akan memicu kebohongan lainnya, dan itu bisa menjadi kebiasaan yang sulit untuk dilepaskan.
ADVERTISEMENT
Lalu, disadari atau tidak, rasa sakit yang mereka kira kecil tapi terus menerus diberikan bisa menimbulkan trauma kepada perempuan.
Hal yang sangat berpengaruh sehingga perempuan dapat trauma dalam menjalin hubungan adalah, dikhianati. Ini adalah salah satu bukti nyata yang bisa ditimbulkan dari adanya kebohongan yang terus menerus dilakukan. Yup, adanya sebuah pengkhianatan!
Kebiasaan berbohong ditambah dengan sifat laki-laki yang mudah bosan semakin membuka peluang untuk timbulnya orang ketiga dalam hubungan. Merasa sudah puas karena sudah mendapatkan perempuan yang dia suka, rasa penasarannya makin berkurang dan merasa sudah selesai berjuang. Alhasil, akan tiba saatnya ia merasa bahwa rumput tetangga lebih hijau dan tertarik untuk mencobanya.
Di sisi lain, perselingkuhan apa pun itu, baik secara fisik maupun verbal, akan selalu menimbulkan luka dan trauma yang sulit untuk dihilangkan. Dalam masalah perselingkuhan tidak ada yang bisa dibenarkan.
ADVERTISEMENT
Sudah tidak asing lagi bahwa perempuan memang dikenal cenderung lebih mudah menyimpan ekspektasi dan berharap lebih kepada laki-laki. Padahal, tidak semua laki-laki bisa mewujudkannya. Ada beberapa dari mereka yang lebih sering mementingkan dirinya sendiri, sehingga tak jarang membuat pasangannya kecewa dan merasa tidak dicintai.
Harapan yang pupus dan tidak adanya perbaikan yang dilakukan laki-laki, bisa menimbulkan rasa sakit hati pada perempuan dan cukup membekas. Bisa saja, mereka akan menganggap kalau semua laki-laki akan bertindak hal yang sama.
Jika sudah sayang dan cinta, perempuan tidak akan segan memberikan perhatian, waktunya yang berharga, tenaganya, bahkan materi untuk pasangannya. Kondisi seperti ini jelas menimbulkan celah yang besar untuk adanya tindakan jahat dari laki-laki yaitu memanfaatkan.
ADVERTISEMENT
Dia bisa mengambil semua yang diberikan oleh pasangannya, tanpa memberikan feedback yang sama. Mungkin untuk bisa keluar dan sadar berada dalam kondisi tersebut seorang perempuan butuh waktu. Namun, saat mereka tahu dimanfaatkan, rasa traumanya bisa sangat besar.
Banyak para laki-laki yang mengira sosok perempuan itu sangat ribet, dan memiliki banyak kemauan. Padahal terkadang keinginan perempuan itu sederhana, lho, tidak sulit dan tidak mahal. Perempuan hanya ingin dihargai. Baik itu kehadiran maupun semua usahanya yang ia lakukan untuk pasangannya.
Bukan berarti mereka tidak ikhlas dan segala yang mereka lakukan itu harus ada imbalannya. Namun, mereka hanya ingin ada validasi apakah yang ia lakukan adalah hal yang tepat atau bukan.
ADVERTISEMENT
Maka, ketika itu tidak didapatkan dari hubungannya. Rasa lelah yang selama ini mungkin ia pendam, bisa ia tunjukkan dengan memutuskan pergi karena trauma dan merasa tidak dihargai oleh pasangannya.
Penulis: Nadya Zahira