5 Insiden Pencopotan Mahkota yang Viral Sepanjang Sejarah Kontes Kecantikan
PerbesarADVERTISEMENT
Penyelenggaraan kontes kecantikan memang menjadi tontonan yang selalu ditunggu-tunggu. Kontes ini biasanya berisi perempuan-perempuan yang memenuhi syarat brain, beauty, dan juga behavior.
ADVERTISEMENT
Di sepanjang sejarah penyelenggaraan kontes kecantikan, ternyata ada beberapa insiden atau momen tak terduga yang pernah terjadi. Salah satunya adalah insiden pencopotan mahkota atau gelar. Insiden ini pernah beberapa kali terjadi dalam sejarah kontes kecantikan. Ada yang terjadi tepat di atas panggung saat acara masih berlangsung, namun ada juga ratu kecantikan yang dicopot mahkotanya setelah selebrasi kemenangan karena terlibat skandal.
Lalu, insiden pencopotan mahkota apa saja yang pernah terjadi dan viral di sepanjang sejarah kontes kecantikan? Berikut informasinya seperti dikutip dari berbagai sumber.
1. Mahkota Miss Dominican Republic 2012 dicopot karena sudah menikah
Pada April 2012 lalu, Carlina Duran dinobatkan sebagai Miss Dominican Republic 2012 dalam final yang berlangsung di Santo Domingo. Namun sayangnya, mahkota kemenangan Carlina tidak bertengger lama di kepalanya.
ADVERTISEMENT
Mahkota kemenangan Carlina dicopot setelah panitia menemukan fakta bahwa Carlina Duran, yang saat itu berusia 25 tahun, sudah menikah sejak 2009. Karena hal itu, Carlina pun harus melepaskan mahkota dan memberikannya kepada runner-up pertama, yakni Dulcita Lieggi.
Mengutip CNN, Carlina dianggap telah melanggar aturan karena menutupi status pernikahannya. Saat mendaftar ia mengaku masih single. Sementara itu, peraturan kontes kecantikan tidak memperbolehkan peserta yang sudah menikah atau bercerai.
Meski mahkotanya sudah dilepas, Carlina tetap memberikan pembelaan. Lewat pernyataan tertulis yang disampaikan pengacaranya, Carlina mengaku selalu merasa sebagai perempuan lajang.
“Dalam kehidupan sehari-hari, aku tetap seperti perempuan single, tanpa berpikir sudah menikah baik secara material maupun spiritual,” tulis Carlina seperti dikutip dari Today.
ADVERTISEMENT
Carlina juga mengungkapkan kalau pernikahannya hanya berlangsung singkat dan sedang dalam proses pembatalan. Ia juga mengungkapkan penyesalan karena telah menyembunyikan status pernikahannya karena kurangnya pengalaman berkompetisi.
2. Pencopotan mahkota Miss Universe 2015 karena kekeliruan MC
PerbesarAjang Miss Universe 2015 yang berlangsung di Las Vegas, Nevada, AS pada Desember 2015 silam berakhir dramatis. Dalam ajang tersebut, Miss Colombia Ariadna Gutierrez harus merelakan mahkota dan segala atribut Miss Universe untuk Miss Philippines, Pia Alonzo Wurtzbach, karena sang MC Steve Harvey keliru mengumumkan nama pemenang.
Insiden dramatis ini terjadi setelah Miss Colombia dinobatkan sebagai pemenang Miss Universe 2015. Namun, ketika Ariadna merayakan kemenangannya sambil melambaikan tangan dan bendera negaranya, Steve kembali ke panggung dan mengumumkan kekeliruan penyebutan nama pemenang. Setelah itu, Steve menyebut bahwa gelar Miss Universe 2015 seharusnya jatuh ke tangan Pia.
ADVERTISEMENT
Karena kesalahan itu, Ariadna pun harus merelakan mahkota yang baru saja bertengger di kepalanya dan menyerahkan mahkota serta gelar itu kepada Pia Wurtzbach.
3. Mahkota Miss Ukraine 2018 dicopot karena ketahuan berbohong
Kebahagiaan Veronika Didusenko menjadi pemenang kontes kecantikan Miss Ukraine pada 2018 hanya berlangsung sementara. Sebab, panita mendadak mencopot mahkota dan gelar yang disematkan kepada Veronika Didusenko.
Mengutip People, pencopotan mahkota dan gelar itu dilakukan karena Veronika ketahuan berbohong. Menurut pihak penyelenggara, Veronika berbohong saat menulis data diri di formulir pendaftaran. Kala itu, dia tidak menyebutkan statusnya sebagai seorang janda dan telah memiliki seorang anak. Pihak panitia juga mengeklaim bahwa status Veronika itu tidak sesuai dengan syarat pendaftaran di mana peserta Miss Ukraine harus belum menikah atau memiliki anak.
ADVERTISEMENT
4. Insiden dramatis pencopotan mahkota di ajang Mrs Sri Lanka 2021
Kejadian mencengangkan terjadi di atas panggung kontes kecantikan, Mrs Sri Lanka, yang digelar di Colombo, pada Minggu (4/4) lalu. Kontes kecantikan untuk perempuan Sri Lanka yang sudah menikah itu berujung ricuh dan menghebohkan.
Mengutip The Sun, kejadian ini bermula ketika Pushpika De Silva dinobatkan sebagai pemenang Mrs Sri Lanka 2020/2021 dan disematkan mahkota berukuran besar di atas kepalanya. Namun tak lama berselang, mantan Mrs Sri Lanka 2019, Caroline Jurie, maju ke atas panggung dan mencopot mahkota Pushpika. Caroline lantas memberikan mahkotanya kepada pemenang kedua, setelah menyebutkan bahwa aturan pemenang kontes tidak boleh bercerai.
Namun, mahkota itu akhirnya dikembalikan kepada Pushpika pada Selasa (6/4), setelah Pushpika menjelaskan bahwa ia hanya berpisah dan tidak pernah bercerai dengan sang suami. Karena itulah, panitia pun menyatakan bahwa kemenangan Pushpika adalah sah.
ADVERTISEMENT
5. Mahkota Miss Papua Nugini 2019-2020 dicopot karena joget TikTok
Setelah kasus Pushpika De Silva, baru-baru ini publik juga dihebohkan dengan kabar soal pencopotan mahkota dan gelar Miss Papua Nugini (PNG) 2019-2020 pada Lucy Maino. Mahkota Miss Papua Nugini 2019-2020 itu dicopot karena Lucy telah melakukan aksi goyang TikTok yang dianggap terlalu vulgar.
Setelah videonya tersebar, tak sedikit netizen pun mengkritik dan melakukan cyberbullying terhadap perempuan berusia 25 tahun tersebut. Bahkan, tak sedikit juga netizen yang menganggap bahwa video itu terlalu vulgar dan tidak pantas dibagikan oleh seorang Miss PNG.
Tak lama setelah video yang kini sudah dihapus itu menjadi perhatian publik, komite Miss Pacific Island Pageant (MPIP PNG) yang menaungi Miss Papua Nugini pun mencopot mahkota dan gelar Lucy. Dalam keterangannya, MPIP PNG menyatakan bahwa Lucy Maino telah menyalahi perannya sebagai Miss Papua Nugini.
ADVERTISEMENT
“Tujuan utama kami adalah memberdayakan perempuan. Kami adalah platform ratu kecantikan unik yang mempromosikan warisan budaya, nilai-nilai tradisi, dan berbagai hal tentang negeri dan masyarakat melalui pariwisata. MPIP PNG mempromosikan nilai-nilai kepercayaan diri, harga diri, integritas, dan layanan masyarakat dengan fokus paralel pada pendidikan,” demikian pernyataan komite MPIP PNG seperti dikutip dari The Guardian.