5 Isu Ketidaksetaraan yang Masih Dialami Perempuan, Baik di Indonesia dan Dunia

12 Maret 2024 13:36 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
International Women's Day 2024. Foto: NStafeeva/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
International Women's Day 2024. Foto: NStafeeva/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
International Women’s Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret. Setiap tahunnya IWD memiliki tema yang berbeda-beda. Tahun ini IWD mengangkat tema “Inspire Inclusion” versi organisasi IWD dan "Invest in Women. Accelerate Progress" versi UN Women.
ADVERTISEMENT
Kampanye IWD tahun ini bertujuan untuk menginspirasi banyak orang agar memahami dan menghargai inklusi perempuan. Selain, itu IWD juga jadi momen untuk mengingatkan agar berbagai pihak berinvestasi pada pemberdayaan perempuan sehingga bisa mempercepat tercapainya kesetaraan gender.
Meski sudah banyak kemajuan yang sudah dialami perempuan dan patut dirayakan, namun pada saat bersamaan juga masih banyak isu-isu penting yang menghalangi tercapainya kesetaraan gender.
Lalu apa saja isu-isu penting perempuan yang patut jadi perhatian banyak pihak?

1. Kekerasan terhadap perempuan

Ilustrasi kekerasan pada perempuan. Foto: Shutterstock
Meski ada tren penurunan, namun nyatanya angka kasus kekerasan terhadap perempuan ternyata masih tetap tinggi.
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan), mencatat kekerasan terhadap perempuan di Indonesia sepanjang 2023 mencapai 401.975 kasus, meliputi kekerasan seksual, fisik dan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Momen Hari Perempuan Internasional dapat menjadi momen untuk meningkatkan kesadaran bagi perempuan untuk mengawal dan melaporkan setiap kekerasan yang dialami perempuan.
Di Hari Perempuan Internasional ini, penting bagi Ladies untuk menyadari pentingnya melindungi diri dan melaporkan segala bentuk kekerasan yang dialami diri sendiri atau orang lain.

2. Partisipasi dan kepemimpinan perempuan di politik

Terdapat UU Partai Politik yang mengatur keharusan untuk menyertakan perwakilan perempuan minimal 30 persen dalam pendirian partai politik.
Sayangnya, di Indonesia hampir semua partai politik peserta pemilu tidak mencapai syarat untuk melibatkan perempuan dalam daftar pencalonan.
Angka perwakilan perempuan di parlemen ternyata masih kurang memuaskan. Selama periode 2019–2024, hanya ada 21 persen dari total kursi di DPR RI yang diduduki oleh perempuan atau sekitar 120 perempuan saja yang terlibat dari total 575 anggota.
ADVERTISEMENT
Tahukah Ladies? partisipasi perempuan dalam politik tentu sangat penting. Dalam wawancara bersama kumparanWOMAN di program Ladies Talk, anggota Komisi XI DPR RI, Puteri Komarudin, mengatakan bahwa banyak permasalahan di masyarakat yang terkait dengan perempuan.
Perempuan sering menjadi korban dari keputusan politik, contohnya kasus kenaikan harga pangan. Ketika harga pangan naik, perempuan yang mengelola keuangan rumah tangga harus berusaha memastikan anak-anak mendapatkan makanan yang cukup gizi dengan uang yang ada.

3. Kepemimpinan perempuan di berbagai bidang

Ilustrasi pemimpin perempuan. Foto: fizkes/Shutterstock
Keterlibatan perempuan dalam berbagai bidang juga penting lho, Ladies.
Menurut riset yang dilakukan oleh lembaga McKinsey dari tahun 2018 hingga 2021, kepemimpinan perempuan dapat membuat organisasi menjadi lebih sehat dan adil, serta mengambil keputusan yang mempertimbangkan segala aspek.
ADVERTISEMENT
Selain itu, berdasarkan laman UN Women pada 10 Januari 2024, ada 26 negara yang dipimpin oleh 28 perempuan sebagai Kepala Negara atau Pemerintahan. Diperkirakan kesetaraan gender di kepemimpinan pemerintahan tidak akan tercapai hingga 130 tahun ke depan, jika dibandingkan dengan tingkat kesetaraan gender yang ada saat ini, nih.

4. Inklusivitas

Kasus kesetaraan gender masih menjadi tantangan terbesar bagi perempuan hal ini masih menjadi fokus UN Women.
Padahal kaum perempuan memiliki potensi besar untuk mengurangi kemiskinan yang mengancam kehidupan manusia pada 2030. Oleh karena itu, UN Women secara aktif mendukung upaya meningkatkan lingkungan yang inklusif bagi perempuan.
Tak hanya itu, menurut Komnas Perempuan, perempuan dengan disabilitas juga masih sering mengalami berbagai jenis kekerasan, seperti intimidasi, pelecehan verbal, dan ejekan.
ADVERTISEMENT
Mereka sering menghadapi diskriminasi karena kondisi disabilitas tersebut. Kekerasan dan diskriminasi yang dialami para perempuan dengan disabilitas sering membuat mereka sulit untuk terlibat aktif dalam masyarakat.

5. Perempuan dan konflik

Adanya konflik antar negara, membuat perempuan harus menderita. Padahal perempuan memiliki peran penting bagi keluarga dan anak-anak mereka.
Seperti kasus perempuan di Palestina yang harus menghadapi tantangan besar di tengah ketidakstabilan politik, ketegangan militer, dan keterbatasan akses terhadap pelayanan kesehatan dan pendidikan.
Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 70% korban akibat perang tersebut adalah perempuan dan anak-anak.
Itu dia 5 dari deretan isu yang masih dihadapi perempuan di berbagai tempat. Ayo kita bersama-sama berkomitmen untuk wujudkan kesetaraan gender.