5 Karakter Orang dengan Impostor Syndrome, Selalu Ingin Serba Sempurna

18 Februari 2021 16:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ladies, pernahkah kamu merasa bahwa pencapaian yang telah kamu raih adalah sebuah keberuntungan atau bahkan kamu merasa tidak pantas untuk menerima itu semua? Jika iya, bisa jadi kamu sedang mengalami impostor syndrome atau suatu kondisi dimana kamu akan terus meragukan kemampuan yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Bukan tanpa sebab, syndrome ini biasanya dikarenakan luka batin di masa lalu atau rasa tidak percaya diri yang begitu tinggi sehingga tanpa disadari kondisi ini akan muncul secara perlahan di dalam diri kamu. Tentu hal ini bukan pertanda baik jika terjadi secara berlebihan, karena impostor syndrome akan terus mempengaruhi jalan pikiranmu dan pada akhirnya pekerjaan yang tengah dikerjakan akan terasa sangat berat.
Selain itu, karakteristik seseorang juga dapat memicu kemunculannya. Maka itu, perlu sekali untuk mengenal karakteristik seperti apa seseorang yang mengalami impostor syndrome ini agar kelak bisa mengontrolnya dengan baik dan tidak merugikan siapapun.

Lantas, apa saja karakteristik seseorang dengan impostor syndrome?

Untuk mengetahuinya, simak ulasan di bawah ini seperti yang dikutip dari The Muse menurut dr. Valerie Young, seorang pakar impostor syndrome sekaligus penulis dari The Secret Thought of Successful Women: Why Capable People Suffer From the Impostor Syndrome and How to Thrive in Spite of It.
ADVERTISEMENT

1. Selalu ingin sempurna

Ilustrasi perempuan karier. Foto: Shutterstock
Karakteristik yang terdeteksi pertama kali dalam diri seorang impostor syndrome adalah perfeksionis. Mengapa demikian? Pasalnya seseorang yang memiliki sifat perfeksionis selalu menetapkan tujuan yang terlalu tinggi untuk diri sendiri sehingga akan meragukan kemampuannya jika mengalami sebuah kegagalan.
Tak jarang perasaan tidak pantas meraih kesuksesan tersebut muncul karena keyakinan di dalam dirinya yang merasa dapat melakukan pencapaian lebih baik dari sebelumnya. Padahal hal yang perlu setiap orang lakukan ketika mencapai sebuah kesuksesan adalah merayakannya sebagai bentuk untuk membayar segala lelah, waktu, dan tenaga yang telah dikorbankan.
Ingat bahwa tidak ada pekerjaan yang sempurna, maka kurangilah sifat perfeksionis yang dimiliki sehingga kamu akan lebih mudah menerima segala keadaan yang terjadi nantinya di masa depan.
ADVERTISEMENT

2. Mendorong diri untuk bekerja keras

Ilustrasi perempuan bekerja. Foto: Shutter Stock
Mendorong diri sendiri untuk bekerja lebih keras dibandingkan orang lain merupakan bukti bahwa kamu tidak ingin dinilai sebagai seorang impostor yang tidak pantas menerima segala kesuksesan. Padahal sikap seperti ini lama kelamaan akan menyebabkan kesehatan kamu semakin menurun hingga akhirnya mudah terkena penyakit.
Mengejar segala validasi dari orang lain, membuat diri kamu tidak mementingkan diri sendiri dan mengutamakan ucapan orang lain yang bahkan tidak sepenuhnya memberikan motivasi.
Lantas bagaimana cara untuk menghindarinya? Cukup tutup telinga dengan perkataan orang lain yang sekiranya bukan sebuah motivasi atau masukan. Hal ini akan membuat kamu dapat memupuk rasa percaya diri lagi dan meyakinkan diri bahwa kamu memang kompeten mencapai segala kesuksesan yang diinginkan.
ADVERTISEMENT

3. Berekspektasi tinggi

Ilustrasi perempuan karier beda generasi. Foto: Shutterstock
Hampir sama dengan perfeksionis, seseorang yang memiliki sifat jenius akan terus menilai dirinya mampu melakukan apa yang lebih dari sekedar ekspektasinya. Artinya apabila kamu gagal mencapai apa yang kamu impikan selama ini, kamu akan merasa malu dan tidak percaya lagi dengan kejeniusan yang dimilikinya.
Dengan begitu kamu kembali memaksakan diri untuk terus mencari ilmu pengetahuan yang setidaknya membuat kamu akan menjadi lebih percaya diri dari sebelumnya karena memiliki kejeniusan. Padahal akan tetap percuma saja bagi seseorang yang mencari kepercayaan diri, namun masih meragukan kemampuan dirinya sendiri.
Untuk melewati permasalahan ini, kamu perlu menyadari bahwa kegagalan bukan disebabkan karena ketidakmampuan diri sendiri. Maka itu, berhenti untuk menyalahkan diri sendiri dan fokus mencapai kesuksesan dengan caramu sendiri yang juga dapat kamu nikmati hasil akhirnya.
ADVERTISEMENT

4. Tidak ingin meminta bantuan

Ilustrasi menyendiri Foto: StockSnap
Sikap yang ingin mengerjakan segala sesuatunya sendiri tanpa meminta bantuan orang lain merupakan karakteristik impostor syndrome. Pada dasarnya menjadi mandiri merupakan hal yang baik, namun jangan sampai kamu justru merasakan kesulitan karena tidak ingin meminta tolong. Hal inilah yang menyebabkan kamu terus meragukan kemampuan yang kamu miliki karena terus memaksakan diri untuk melakukannya seorang diri. Maka itu cobalah untuk membuka diri, pasalnya menerima bantuan orang lain tentunya tidak akan membuat kamu menjadi sosok yang lemah.

5. Berusaha memenuhi ekspektasi orang lain

Ilustrasi Perempuan Karier. Foto: Shutterstock
Meningkatkan keahlian dimiliki merupakan salah satu cara untuk mendapatkan ekspektasi orang lain yang menganggap kamu telah cukup berpengalaman dan berkompeten. Karena takut mengecewakan, kamu akan terus menerus mengasah keahlian yang kamu miliki dengan berlebihan dan tidak akan pernah merasa puas jika hanya memiliki satu keahlian saja.
ADVERTISEMENT
Berusaha meningkatkan keahlian tentu bukan hal yang negatif, namun tanpa disadari hal ini justru akan menunda pekerjaan kamu. Sebab pikiranmu hanya terus berfokus untuk memenuhi segala ekspektasi dari rekan kerja. Mulailah belajar untuk meningkatkan keahlian di bidang yang memang kamu butuhkan, dengan begitu kamu juga dapat fokus mengerjakan pekerjaan yang lain.
Penulis: Johanna Aprillia