5 Penguasa Kerajaan Dunia yang Turun Takhta Selain Ratu Margrethe II Denmark

5 Januari 2024 18:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratu Denmark, Ratu Margrethe II. Foto: Britta Pedersen / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Ratu Denmark, Ratu Margrethe II. Foto: Britta Pedersen / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Pengumuman keputusan Ratu Margrethe II untuk turun takhta sebagai penguasa Kerajaan Denmark cukup mengejutkan publik. Ratu yang telah memimpin Denmark selama 52 tahun itu akan mundur pada 14 Januari mendatang, tepat di tanggal kenaikan takhtanya pada 1972 silam.
ADVERTISEMENT
Margrethe II memutuskan untuk mundur dari posisinya dan mewariskan takhta kepada anak sulungnya, Pangeran Frederik. Sang Ratu yang dikenal eksentrik itu mengatakan, saat ini adalah waktu yang tepat baginya mundur.
“Saya sudah memutuskan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat. Pada 14 Januari 2024, 52 tahun setelah saya mewarisi takhta dari ayah tercinta saya, saya akan turun takhta sebagai Ratu Denmark. Saya akan mewariskan takhta kepada anak saya, Putra Mahkota Pangeran Frederik,” ucap Ratu Margrethe II, sebagaimana dilansir CNN.
Ratu Margrethe II bukanlah satu-satunya penguasa kerajaan dunia yang turun takhta. Di era monarki modern, ada segelintir raja dan ratu yang memilih mundur dengan alasan mereka masing-masing. Siapa sajakah mereka? Simak daftar yang telah kumparanWOMAN rangkum berikut ini.
ADVERTISEMENT

1. Raja Juan Carlos I dari Spanyol

Eks Raja Spanyol Juan Carlos. Foto: Getty Images/Carlos Alvarez
Raja Juan Carlos I merupakan penguasa Kerajaan Spanyol selama 39 tahun. Ia turun takhta pada 2014 silam dan digantikan oleh anaknya, kini Raja Felipe. Dilansir ABC, Raja Juan Carlos I turun takhta usai popularitasnya di Spanyol menurun drastis akibat skandal yang mengelilinginya, termasuk dugaan suap dan penggelapan uang.
“Hari ini, generasi muda berhak untuk bergerak ke garis depan, dengan energi baru, dengan tekad yang kuat untuk menciptakan transformasi dan reformasi yang diperlukan dalam situasi saat ini, dan untuk menghadapi tantangan di hari esok, dengan dedikasi dan intensitas terbarukan,” ucap Juan Carlos I, sebagaimana dikutip dari situs resmi Kerajaan Spanyol.

2. Ratu Beatrix dari Belanda

Mantan Ratu Belanda Putri Beatrix. Foto: Samuel Kubani/AFP
Ratu Beatrix dari Kerajaan Belanda turun takhta pada 30 April 2013 lalu usai berkuasa selama 33 tahun. Ia mengikuti jejak ibu dan neneknya, Ratu Juliana dan Ratu Wilhelmina, yang sama-sama turun takhta. Menurut situs resmi Kerajaan Belanda, Beatrix mundur untuk memberikan jalan kepada anaknya, kini Raja Willem-Alexander, buat berkuasa.
ADVERTISEMENT
Meskipun sudah tak lagi menjadi Ratu Belanda, Beatrix berjanji untuk tetap aktif mengabdi kepada negaranya.
“Dengan penuh kepercayaan, pada 30 April tahun ini (2013) saya akan mewariskan takhta saya kepada anak saya, the Prince of Orange. Ia dan Putri Maxima sudah sepenuhnya siap untuk mengemban tugas ini. Mereka akan mengabdi kepada negara dengan bakti, mengabdi pada konstitusi, dan memberikan makna kepada takhta dengan seluruh talenta mereka,” ucap Ratu Beatrix, sebagaimana dilansir CNN.

3. Kaisar Akihito dari Jepang

Kaisar Jepang, Akihito menyampaikan pidato selama upacara turun tahta di ruang negara Matsu-no-Ma di Istana Kekaisaran di Tokyo. Foto: STR / Japan Pool / AFP
Dilansir Tatler, Kaisar Akihito dari Jepang turun takhta pada 2019 usai 30 tahun mengabdi. Ia menjadi kaisar Jepang pertama yang turun dari posisinya dalam 200 tahun terakhir. Kekaisaran Jepang pun diwariskan kepada anak tertuanya yang kini menjadi Kaisar Naruhito.
ADVERTISEMENT
Akihito turun takhta di usia ke-85 tahun akibat kondisi kesehatan yang menurun. Menurut Tatler, sang mantan Kaisar khawatir tidak akan mampu memenuhi tugas-tugasnya sebagai pemimpin negara simbolik.

4. Raja Edward VIII dari Inggris

Edward VIII Foto: AFP
Salah satu abdikasi paling terkenal datang dari Inggris pada tahun 1936 silam. Raja Edward VIII memutuskan untuk turun takhta usai 326 hari berkuasa.
Karena tidak memiliki keturunan, mahkota Kerajaan Inggris pun diwariskan ke sang adik, yang akhirnya menjadi Raja George VI. Abdikasi Edward pun membuka jalan kepada anak sulung George, Putri Elizabeth, dalam mewarisi takhta. Elizabeth akhirnya menjadi ratu Inggris dengan masa jabatan terlama sepanjang sejarah.
Dikutip dari situs resmi kearsipan Inggris, Edward VIII turun takhta demi bisa menikahi pujaan hatinya, Wallis Simpson. Wallis merupakan seorang sosialita Amerika Serikat yang pernah bercerai dua kali. Dilansir BBC, keinginan Edward VIII untuk menikahi Wallis ditentang oleh pemerintahan Inggris karena menurut Perdana Menteri Stanley Baldwin, warga Inggris tidak akan mau menerima Wallis sebagai permaisuri.
ADVERTISEMENT

5. Raja Albert II dari Belgia

Raja Albert II dari Belgia. Foto: dok. Instagram
Raja Albert II dari Belgia turun takhta setelah menguasai Kerajaan Belgia selama 20 tahun. Ia mundur pada Juli 2012 di usianya yang ke-79 tahun. Dikutip dari CNN, kabarnya, Albert II berhenti dari posisinya karena ada kekhawatiran terkait usia dan kesehatannya.
Kabarnya, ia dikhawatirkan terlalu tua untuk menjalani tugas-tugas sebagai seorang raja, yaitu memberikan nasihat hingga peringatan kepada lembaga pemerintahan di Belgia.
“Setelah kekuasaan selama 20 tahun, saya percaya bahwa telah tiba momen bagi saya untuk mewariskan kekuasaan kepada generasi selanjutnya. Pangeran Philippe sudah sangat siap untuk melanjutkan saya,” kata Albert II pada 2013, sebagaimana dikutip dari France 24.