Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
5 Perempuan Ungkap Hal Gila yang Pernah Dilakukan Atas Nama Cinta
12 Februari 2022 19:15 WIB
·
waktu baca 6 menit
"I would do anything for love." Kutipan lagu dari Meat Loaf yang bertajuk I'd Do Anything for Love ini sepertinya cocok menggambarkan seseorang yang dimabuk asmara dan rela melakukan apa pun demi cinta. Memang seringnya kalau sedang jatuh cinta kita kerap kali tidak memikirkan diri sendiri dan rela melakukan hal gila demi siapa pun yang kita cintai.
Misalnya saja seperti film dokumenter Netflix, The Tinder Swindler. Beberapa perempuan rela mengeluarkan uang hingga miliaran demi kekasih mereka. Selain itu, ada juga yang melakukan hal tidak nyaman tapi tetap dilakukan untuk menyenangkan pasangan. Pernahkah kamu mengalami hal serupa, Ladies?
Kalau pernah, kamu tidak sendirian. kumparanWOMAN telah berbincang singkat dengan lima perempuan yang rela melakukan hal-hal cukup gila demi cinta. Ingin tahu kisah mereka? Simak selengkapnya berikut ini.
Rela Memanjangkan Rambut Meski Tidak Nyaman
Chitra, 30, Fashion Consultant
Apa yang dilakukan Chitra ini mungkin terkesan sepele, tapi cukup gila karena ia rela melakukannya meski merasa tidak nyaman. Sejak lama, Chitra tidak pernah memanjangkan rambut, ia kerap tampil dengan model rambut bob selama bertahun-tahun.
Suatu ketika, kekasih Chitra melihat foto masa remaja Chitra yang punya rambut panjang. Dan sekarang, Chitra memanjangkan rambut karena kekasihnya suka melihat Chitra berambut panjang.
"Aku enggak pernah betah punya rambut panjang, tidak terbiasa dan karena selalu potong pendek. Sekarang rambutku panjang karena dia lebih suka aku rambut panjang. Awalnya aku coba saja tidak apa-apa, tapi lama-lama enggak tahan. Sekarang aku mau potong at least sebahu, enggak sependek dulu yang bob," ungkap Chitra pada kumparanWOMAN.
Memaafkan Pacar yang Selingkuh
Icha, 28, Channel Manager
Empat tahun lalu Icha dikhianati oleh kekasihnya. Setelah menjalin hubungan selama lima tahun, kekasih Icha selingkuh. Tak cuma itu saja, pacarnya juga menghamili pacar gelapnya itu. Tapi bukannya langsung memutus hubungan, Icha yang kadung cinta justru mau memaafkan kekasihnya. Namun dengan syarat, yaitu sang kekasih harus memohon maaf dan bersujud di kaki Icha.
"Aku intinya memaafkan dia waktu itu. Tapi setelah itu dia tetap memilih selingkuhannya karena dia hamil dan pacarku itu harus bertanggung jawab. Ini cukup gila karena aku sendiri bukan tipe orang yang mudah memaafkan," pungkas Icha.
Ia menyadari betul, saat itu dirinya sedang kalut dan ego membuatnya mau memaafkan pacar yang kini sudah menjadi mantannya itu. Tapi sekarang Icha justru menyesal, seharusnya dulu dia tak perlu memaafkan. Dari kejadian ini, ia belajar banyak hal dan salah satunya adalah bisa mengetahui value dirinya sendiri tanpa butuh validasi dari orang lain.
"Kalau diingat lagi rasanya jijik tapi kesal juga dengan diri sendiri kenapa bisa melakukan itu. Tapi jadi pelajaran juga karena aku tahu yang bisa melihat value diri kita itu kita sendiri, kita tidak butuh validasi dari orang lain," jelasnya.
Memberikan Uang Terakhir di Rekening Supaya Dia Bisa ke Kantor
Luna*, 28, Penulis
(* Nama disamarkan)
Beberapa tahun lalu, Luna menjalin hubungan dengan teman sekantor. Saat itu, kondisi keuangan kantor mereka sedang kacau sehingga tidak bisa membayarkan gaji dengan lancar. Dalam situasi itu, Luna berusaha jual-jual tas, skin care, dan makeup untuk menambah uang makan dan jajan.
Malangnya, Luna harus berbagi uang-uang hasil jualan tersebut dengan pacarnya saat itu. Alasannya, si dia sudah tidak punya uang untuk pergi ke kantor. Bahkan ia juga pernah memberikan sisa-sisa uang terakhir di rekening buat pasangannya itu.
"Dia cerita kalau enggak bisa ke kantor karena uangnya habis. Alhasil, dari hasil penjualan produk preloved, sekitar 60 persen aku kasih ke dia supaya bisa berangkat kerja," cerita Luna pada kumparanWOMAN.
Supaya bisa lebih irit, Luna pun menahan diri untuk tidak jajan. Bukan hanya itu saja, perempuan yang berprofesi sebagai penulis ini juga pernah membayar cicilan handphone pasangannya itu sampai lunas, tapi setelah itu mereka putus.
"Jadi handphone dia rusak, mau beli handphone tapi belum cukup uang dan dia mau menyicil lewat aplikasi pinjaman online. Awalnya aku tidak mau, tapi karena terus dibicarakan akhirnya aku iba dan mau membuka akun supaya dia bisa beli handphone. Di tengah jalan, dia banyak alasan yang intinya tidak bisa bayar dan tentu saja aku yang bayarin sampai lunas meski kita udah putus waktu itu," pungkasnya.
Setelah kondisi finansial mantannya membaik, Luna pun menagih semua uang cicilan yang pernah dia bayarkan. Sekarang ia sudah sama sekali tidak pernah berhubungan dengan mantannya itu.
Membelikan iPhone untuk Kado Tapi setelah Itu Diputusin
Rara, 26, Content Creator
Rara pernah terjebak hubungan yang begitu toxic. Ia kerap mendapatkan perkataan kasar dari sang kekasih dan sering diputus karena alasan sepele. Tapi karena cinta, Rara tak pernah marah dan malah takut melawan.
"Aku pernah dibilang jelek tapi tidak marah. Karena kalau marah bisa langsung diputusin," jelasnya.
Parahnya lagi, Rara yang memang selalu loyal dengan pasangan rela membelikan iPhone untuk hadiah ulang tahun. Padahal ia masih mendapat perlakuan kasar dan tidak menyenangkan.
"Bodohnya lagi, saking cintanya, aku rela beli kado iPhone karena tidak tega handphone dia jelek dan mau rusak. Tapi sebulan kemudian aku diputusin karena dianggap tidak kuat mental untuk menghadapi dia," ceritanya.
Saat putus dengan pasangannya ini, Rara cukup susah move on. Ia bahkan sempat menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa menjadi kekasih yang baik. Rara menutup hati dan tidak mau lagi menjalin hubungan serius. Tapi seiring berjalannya waktu, ia menyadari kalau mantannya itu sangat toxic. Rara juga tidak lagi menyalahkan diri karena kebaikannya telah dimanfaatkan oleh orang lain.
Pakai Hijab Biar Disukai Ibu dari Si Pacar
Ayu*, 33, Freelancer
(*Nama disamarkan)
Saat sedang jatuh cinta, sepertinya apa saja rela dilakukan untuk mengambil hati pasangan atau orang tua pasangan. Hal inilah yang dilakukan oleh Ayu. Sekitar tahun 2016, Ayu menjalin hubungan dengan teman satu kampusnya. Saat itu, ia masih berusia 24 tahun dan rela melakukan apa pun demi cinta.
Suatu hari, pacarnya bilang kalau ibunya suka dengan perempuan berhijab. Memang kekasihnya itu tak mengharuskan Ayu untuk memakai hijab, tapi karena ingin mendapat respons positif dari orang tua si pacar, ia pun memutuskan pakai hijab.
"Sumpah, saat itu rasanya aku merasa jadi calon menantu yang paling nurut. Karena setelah mantanku bilang ibunya suka cewek berhijab, aku langsung pakai besoknya. Sekarang kalau diingat-ingat lagi, jadi malu sendiri," pungkas Ayu.
Karena tidak merasa melakukan sesuatu berdasarkan keinginannya sendiri, Ayu pun melepas hijab ketika sudah putus. Tak cuma malu pada orang lain, ia malu pada dirinya sendiri karena rela menyenangkan orang lain demi cinta. Padahal dirinya sendiri tidak nyaman dan tidak berniat dari hati untuk pakai hijab.