Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski demikian, ternyata tak banyak orang menyadari bahwa mereka menjadi korban emotional abuse. Hal ini disebabkan tanda-tanda tersebut dikatakan samar untuk dikenali. Seperti apa, ya? Simak selengkapnya seperti dikutip dari Self.
1. Pelaku emotional abuse selalu berusaha mengendalikan segala hal tentang kamu
Mulai dari apa yang kamu lakukan, katakan, sampai kenakan, segalanya berusaha untuk dikendalikan. Ini adalah salah satu ciri khas emotional abuse. Ia memang tidak mengandalkan kekerasan fisik, tapi justru memainkan taktik psikologis untuk memanipulasi dan mengintimidasi kamu.
Pelaku mencoba mengendalikan segalanya sampai membuatmu merasa bergantung. Bila dibiarkan, akan menjadi toxic. Ingat, kamu harus bisa membedakan antara memberi saran dan mengendalikan.
2. Selalu membuatmu merasa bersalah
Setiap orang punya batasan masing-masing. Akan tetapi, pelaku emotional abuse akan melanggar batasan tersebut dan membuatmu jadi menurut dan tunduk. Sampai-sampai, kamu dibuat merasa bersalah bila tak mengikuti kemauannya.
ADVERTISEMENT
Contoh, saat pasanganmu tidak menyukai kamu yang menghabiskan waktu tanpa dirinya, ia akan marah dan membuatmu merasa bersalah dibandingkan harus memberikan nasihat baik-baik.
“Tujuan (pelaku) adalah membuat orang tersebut berpikir bahwa kamu bertanggung jawab atas kesulitannya, meskipun itu bukan kesalahan mereka,” ujar Psikolog Klinis dan Profesor di California State University, dr. Mindy Mechanic, PhD.
3. Kerap memberikan reaksi yang berlebihan
Pernah menyuarakan pendapat atau menanyakan kejelasan pada seseorang dan berakhir dengan disalahkan? Itu juga contoh lain dari emotional abuse.
Seseorang yang melakukan emotional abuse tak akan pernah bersedia memberikan validasi atas perasaan kamu. Ia selalu bersikap bahwa kamu selalu salah. Alhasil, kamu akan terus-menerus menurutinya.
4. Ia membuat lelucon yang meremehkan
Tak ada yang salah jika bercanda dengan seseorang. Tapi, jika sudah sampai meremehkan, kamu perlu menyadarinya.
ADVERTISEMENT
Jangan berikan toleransi pada orang yang menyampaikan lelucon meremehkan dengan alasan “hanya bercanda”. Sebab, dengan begitu artinya sama saja kamu tidak menghormati diri sendiri.
Perasaan diremehkan pun tak hanya bisa muncul lewat sebuah lelucon, tapi juga saat kamu menerima kritikan. Bila kamu dikritik atau dimarahi di depan umum dengan kalimat meremehkan, itu juga bisa menjadi tanda emotional abuse.
5. Berusaha mengancam
Punya pasangan yang selalu mengancam bila keinginannya tak dituruti? Itu adalah tanda emotional abuse yang kerap sulit dikenali. Sebab, tak sedikit orang berpikir bahwa ancaman adalah salah satu sikap tegas. Ternyata, kamu salah, Ladies.
Tujuan pelaku adalah membuat kamu takut dan sampai merasa tak bisa kehilangan pasangannya. Bila dibiarkan, ia akan semakin berkuasa di atas kamu.
ADVERTISEMENT