5 Tips Menjaga Kebersihan Area Kewanitaan saat Menstruasi Menurut Ahli

30 Mei 2021 16:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menstruasi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menstruasi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Menstruasi merupakan proses biologis yang normal dialami setiap perempuan di usia subur. Menstruasi ditandai dengan meluruhnya lapisan dinding rahim sehingga terjadilah perdarahan yang keluar dari vagina.
ADVERTISEMENT
Saat menstruasi, penting bagi kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan area kewanitaan. Sebab, menurut Anggota Pengurus Besar Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POG), Prof. Dr. dr. Dwiana Octaviyanti, Sp.OG (K). MPH, pada saat menstruasi, risiko infeksi meningkat karena bertambahnya jumlah bakteri buruk di vagina. Ini terjadi akibat turunnya tingkat keasaman vagina, karena keberadaan darah menstruasi.
“Kalau darah menstruasi tidak segera dibersihkan dengan cara yang benar, maka darah ini bisa menjadi tempat perkembangbiakan bakteri. Bahkan, bisa memicu beberapa risiko; seperti infeksi saluran reproduksi, infeksi saluran kemih, infeksi jamur, hingga peningkatan risiko untuk menjadi kanker serviks,” kata Prof. Dwiana, dalam acara webinar bertajuk Sehat dan Bersih saat Menstruasi yang diselenggarakan secara virtual oleh Perkumpulan Obstetri & Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia dan Mundipharma Indonesia, pada Kamis (27/5).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itulah, Prof. Dwiana pun menyarankan kita untuk menjaga kebersihan dan kesehatan area kewanitaan atau vagina secara benar saat menstruasi agar terhindar dari risiko penyakit dan infeksi tersebut. Lalu, bagaimana caranya? Berikut kumparanWOMAN rangkum informasinya untuk Anda.

1. Bersihkan vagina secara rutin dan benar

Ilustrasi Vagina. Foto: Shutterstock
Membersihkan vagina sangat penting untuk dilakukan secara rutin dan benar, terutama saat Anda sedang memasuki siklus menstruasi. Bersihkanlah vagina setiap kali Anda selesai buang air kecil dan buang air besar.
Caranya, basuh area vagina dari depan ke belakang (dari arah vagina menuju anus), bukan sebaliknya. Menurut Prof. Dwiana, cara ini bertujuan untuk menghindari perpindahan bakteri dari anus ke vagina.
“Anus merupakan daerah yang paling kotor dan mengandung bakteri. Kalau kita membersihkan dari belakang ke depan, maka kotoran dari anus bisa masuk ke vagina yang saat itu sedang banyak darah dan mudah sekali bakteri berkembang biak. Kondisi ini juga bisa menyebabkan terjadinya infeksi pada saluran kemih,” kata Prof. Dwiana.
ADVERTISEMENT

2. Gunakan air bersih mengalir saat membersihkan vagina

Ilustrasi Air Mengalir Foto: Dok. Freepik
Selanjutnya, gunakanlah air yang bersih saat membersihkan vagina. Prof. Dwiana menyarankan untuk menggunakan air mengalir, sebab air yang mengalir bisa membersihkan vagina dengan lebih sempurna.

3. Pilih cairan pembersih antiseptik kewanitaan yang sesuai dengan pH normal vagina

Ilustrasi cairan pembersih antiseptik kewanitaan. Foto: dok. Freepik
Anda juga bisa membersihkan vagina dengan cairan pembersih antiseptik kewanitaan. Namun, Prof. Dwiana mengingatkan agar kita memilih cairan pembersih yang sesuai dengan pH normal vagina.
Lalu, berapa pH normal vagina? Menurut Prof. Dwiana, pH normal vagina sangat rendah, berkisar 3-4 bahkan maksimal 4,5. Karena itulah, pilih cairan pembersih antiseptik kewanitaan yang mengandung pH sekitar 3,5-4,5.
“Jangan takut menggunakan cairan pembersih dengan pH yang rendah, karena itu yang paling ideal untuk mencuci vagina. Kalau tidak punya cairan pembersih, kita gunakan saja air, karena air ini pH nya sangat netral,” tutur Prof. Dwiana.
ADVERTISEMENT
Jika Anda tidak memiliki cairan pembersih, Prof. Dwiana menyarankan agar Anda tidak menggunakan sabun badan untuk membersihkan vagina. Sebab, menurutnya, sabun badan memiliki pH yang tinggi di atas 7.
“Kondisi ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan bakteri di vagina bahkan bisa menyebabkan vagina mudah terinfeksi. Karena itu, hindarilah menggunakan sabun badan untuk membersihkan vagina,” tambahnya.

4. Ganti pembalut minimal 4 jam sekali

Ilustrasi Anak Menstruasi. Foto: Shutter Stock
Pastikan Anda mengetahui kapan waktu yang tepat untuk mengganti pembalut. Karena saat menstruasi, darah dan cairan di sekitar vagina dapat menjadi media pertumbuhan mikroorganisme penyebab infeksi dan iritasi. Pembalut yang tidak kunjung diganti dapat menimbulkan bau dan infeksi yang diakibatkan oleh darah haid.
“Karena itu, gantilah pembalut minimal 4 jam sekali. Tapi yang paling baik itu kalau pembalut sudah mulai basah terus diganti dengan yang baru meskipun baru dipakai sekitar 2-3 jam,” terang Prof. Dwiana.
ADVERTISEMENT

5. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut

Ilustrasi Cuci Tangan. Foto: Shutter Stock
Kegiatan yang sederhana ini seringkali dilupakan para perempuan. Padahal, mencuci tangan berguna untuk mencegah perpindahan bakteri yang mungkin ada di tangan ke vagina, sehingga memperkecil terjadinya infeksi. Karena itu, pastikan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut untuk vagina yang lebih sehat.
“Mengapa harus mencuci tangan sebelum mengganti pembalut? Karena pada saat kita mengganti pembalut, kita kan membersihkan organ intim dengan tangan. Nah, kalau tangan kita tidak dicuci maka sangat mungkin vagina akan terinfeksi oleh bakteri yang di tangan kita. Setelah itu, jangan lupa mencuci tangan sesudah mengganti pembalut, agar darah atau bakteri tidak berada terus di tangan karena itu bisa menjadi sumber infeksi,” tutup Prof. Dwiana.
ADVERTISEMENT