Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
6 Fakta Pernikahan Putri Mako & Kei Komuro yang Tuai Kecaman dari Warga Jepang
26 Oktober 2021 16:11 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Setelah bertahun-tahun menuai kontroversi dan ditentang sebagian publik, keponakan Kaisar Jepang, Putri Mako , akhirnya resmi menikah dengan sang pujaan hati yang merupakan rakyat biasa yaitu Kei Komuro, pada Selasa (26/10).
ADVERTISEMENT
Mengutip Japan Times, kabar itu datang setelah Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang (IHA) menyerahkan dokumen-dokumen hukum untuk mendaftarkan pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro pada Selasa pagi.
Menurut laporan, Kei Komuro terlihat meninggalkan rumahnya di Yokohama, Jepang, sekitar pukul 08.30 waktu setempat. Sementara itu, Putri Mako juga terlihat meninggalkan rumahnya di Akasaka Imperial Residence, Tokyo, sekitar pukul 10.00 waktu setempat sambil mengenakan setelan busana berwarna biru mint.
Sebelum berangkat untuk mendaftarkan pernikahannya di kantor catatan sipil setempat, sang Putri tampak membungkukkan badan ke arah orang tuanya, Putra Mahkota Pangeran Fumihito dan Putri Mahkota Kiko. Putri Mako juga memeluk adik perempuannya, Putri Kako, sebelum akhirnya memasuki mobil.
Ternyata ada sederet fakta menarik mengenai pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro. Apa saja? Simak informasinya seperti dikutip dari berbagai sumber berikut ini.
ADVERTISEMENT
1. Pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro digelar secara sederhana dan tak ada upacara tradisi
Untuk pertama kalinya dalam sejarah Jepang pasca-perang, pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro dilakukan tanpa ritual tradisional. Ya, tak seperti anggota keluarga kekaisaran Jepang lainnya, pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro digelar sangat sederhana. Mereka bahkan tak akan menggelar upacara pernikahan, resepsi, hingga ritual tradisi.
“Upacara pernikahan, perjamuan resepsi, dan ritual lainnya tidak akan diadakan,” kata Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang dalam keterangannya pada awal Oktober.
2. Putri Mako kehilangan gelar kekaisaran setelah menikah dengan rakyat biasa
Setelah resmi menikah dengan rakyat biasa, Putri Mako akan kehilangan gelar kekaisarannya. Itu karena menurut Hukum Rumah Kekaisaran, bahwa seorang keluarga kekaisaran perempuan harus melepaskan gelarnya jika menikah dengan orang biasa.
ADVERTISEMENT
Selain kehilangan status, Putri Mako juga harus meninggalkan kediaman kekaisaran setelah menikah dengan orang biasa. Nantinya, Putri Mako dan Kei Komuro akan tinggal di sebuah kondominium di Tokyo sambil mempersiapkan kepindahan mereka ke New York, AS, atau tempat Komuro bekerja di sebuah firma hukum.
Menurut laporan Japan Times, pasangan itu diperkirakan akan berangkat ke Amerika Serikat paling cepat bulan November mendatang.
3. Pernikahannya sempat ditunda selama 3 tahun
Pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro sendiri sempat ditunda selama tiga tahun. Awalnya, pernikahan Putri Mako dan Komuro dijadwalkan akan berlangsung pada 4 November 2018, namun rencana pernikahan itu akhirnya ditunda.
Menurut media Jepang, penundaan pernikahan itu terkait dengan masalah sengketa keuangan yang dialami ibunda Komuro dengan mantan tunangannya. Meski demikian, ayah Putri Mako tetap merestui rencana pernikahan itu dengan syarat bahwa keluarga Komuro harus menyelesaikan masalah finansialnya terlebih dahulu.
ADVERTISEMENT
4. Pernikahan Putri Mako dan Kei Komuro dikecam warga Jepang
Keputusan Putri Mako untuk menikah dengan Kei Komuro ternyata menuai kecaman warga Jepang. Mulai dari media sosial hingga aksi protes langsung, mereka menyerukan agar Putri Mako tidak mencemari kekaisaran Jepang.
Penolakan itu kabarnya sudah terlihat sejak pekan lalu, ketika sejumlah warga menggelar aksi protes di distrik Ginza, Tokyo. Menurut laporan Deutsche Welle, sebagian besar demonstran adalah kaum konservatif dan orang-orang paruh baya.
Para demonstran itu membawa poster bertuliskan pernyataan-pernyataan keras seperti “Hentikan Pernikahan Terkutuk Ini” dan “Tidak, Komuro.” Selain itu, sejumlah orang juga menyerukan penolakan seperti, “Jangan cemari rumah tangga kekaisaran dengan pernikahan terkutuk ini.”
Dalam kesempatan terpisah, seorang profesor sejarah diplomatik politik Inggris dan Eropa dari Universitas Kanto Gakuin, Naotata Kimizuka, juga mengkritik pernikahan tersebut. Menurutnya, pernikahan Putri Mako akan menciptakan sejarah kelam di Kekaisaran Jepang.
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Pasangan ini telah mempermalukan warisan keluarga Kekaisaran Jepang,” kata Kimizuka, kepada ABC.
5. Putri Mako sempat mengidap PTSD sebelum melangsungkan pernikahan
Sebelum melangsungkan pernikahan, Putri Mako dikabarkan sempat mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Kabar ini sempat dibenarkan oleh Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang pada awal Oktober.
Lewat pernyataan resminya, Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang mengatakan bahwa sang putri menderita PTSD karena tekanan yang ia alami terkait pernikahannya. Selain itu, liputan media yang berlebihan mengenai pasangan itu selama bertahun-tahun juga turut menjadi penyebab sang putri mengalami PTSD.
6. Putri Mako merayakan ulang tahun ke-30 sebelum pernikahan
Sebelum melangsungkan pernikahan, Putri Mako ternyata sempat merayakan ulang tahun yang ke-30 pada Sabtu (23/10) lalu. Menurut CNN, ini menjadi ulang tahun terakhirnya sebagai anggota keluarga kekaisaran Jepang sebelum ia menikahi pria dari rakyat jelata.
ADVERTISEMENT
Menjelang hari ulang tahun dan pernikahan Putri Mako, Badan Rumah Tangga Kekaisaran Jepang pun merilis beberapa potret resmi. Potret itu memperlihatkan Putri Mako dan adiknya, Putri Kako, di sebuah taman di kediaman resmi mereka. Dalam foto itu, Putri Mako tampak bergaya sederhana dalam balutan cardigan merah marun yang dipadukan rok berwarna khaki yang dihiasi pita di bagian pinggang.