6 Kutipan dari Pahlawan Perempuan yang Cocok Dijadikan Ucapan Kemerdekaan

17 Agustus 2021 11:11 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kutipan dari Pahlawan Perempuan yang Cocok Dijadikan Ucapan Kemerdekan. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Kutipan dari Pahlawan Perempuan yang Cocok Dijadikan Ucapan Kemerdekan. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Tepat pada 17 Agustus 2021 ini, Negara Republik Indonesia merayakan HUT ke-76 RI. Jika biasanya acara ulang tahun kemerdekaan dirayakan dengan lomba dan upacara bendera, kali ini masyarakat harus kembali bersabar untuk merayakan di rumah masing-masing.
ADVERTISEMENT
Agar tidak mengurangi semangat kemerdekaan, kamu bisa saling memberikan ucapan atau mengunggah foto bernuansa kemerdekaan di media sosial. Unggahan dan ucapan tersebut bisa bertema kemerdekaan yang dilengkapi dengan kutipan inspiratif dari para pahlawan.
Untuk menambah semangat kemerdekaan RI, kumparanWOMAN telah merangkum beberapa kutipan dari para pahlawan perempuan yang bisa membakar semangat. Apa saja kutipan inspiratif dari mereka yang bisa dijadikan ucapan kemerdekaan? Simak selengkapnya berikut ini.
R.A Kartini. Foto: Dok. Wikimedia Commons

R.A. Kartini - Tentang Perjuangan Kebebasan

"Kerja! Kerja! Kerja! Perjuangkan kebebasanmu! Baru kemudian kalau kau telah bebaskan dirimu sendiri dengan kerja, dapatlah kau menolong yang lain-lain!"

Fatmawati - Tentang Kemerdekaan Indonesia

Cut Nyak Dien - Tentang Melawan Musuh

"Dalam menghadapi musuh, tak ada yang lebih mengena daripada senjata kasih sayang."
Pahlawan Dewi Sartika. Foto: Wikipedia

Dewi Sartika - Tentang Pendidikan

ADVERTISEMENT

Rohana Kudus - Tentang Perjuangan Hak Perempuan

"Perputaran zaman tidak akan membuat wanita menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan perlakuan yang lebih baik."
Maria Walanda Maramis Foto: Wikimedia Commons

Maria Walanda Maramis - Tentang Pantang Menyerah

"Alangkah pahitnya bila kita hanya menyerah pada kelemahan atau kekurangan perhatian orang lain terhadap hati nurani serta seluruh rencana dan gagasan kita."