6 Rutinitas Kecantikan yang Berpotensi Merusak Lingkungan

25 Oktober 2020 11:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
6 Rutinitas Kecantikan yang Berpotensi Merusak Lingkungan. Foto: dok. Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
6 Rutinitas Kecantikan yang Berpotensi Merusak Lingkungan. Foto: dok. Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Memiliki kecantikan yang sempurna memang membutuhkan usaha. Kamu perlu menerapkan gaya hidup sehat, membeli produk perawatan, ataupun mendatangi klinik kecantikan untuk menjaga penampilan.
ADVERTISEMENT
Namun tahukah kamu, dari sekian banyak rutinitas yang dilakukan ternyata ada beberapa di antaranya yang bisa berdampak buruk bagi lingkungan. Kerusakan lingkungan ini bisa saja timbul dari kebiasaan kamu mandi ataupun penggunaan produk dan peralatan yang digunakan untuk menjaga diri tetap cantik. Mengutip dari Insider, berikut ini terdapat 6 rutinitas kecantikan yang tanpa disadari bisa merusak lingkungan sekitar.

1. Penggunaan pisau cukur sekali pakai

Pisau cukur sekalai pakai bisa menjadi pemicu kerusakan lingkungan. Foto: Shutterstock
Apakah kamu menggunakan alat cukur sebagai salah satu bagian dari rutinitas kecantikan? Pisau cukur sekali pakai hanya bisa digunakan satu hingga tiga minggu dan harus segera dibuang.
Itu artinya dalam satu bulan kamu perlu menggunakan minimal 2 pisau cukur dan kemudian berakhir di tempat sampah. Dalam laporan Statista, terdapat 163 juta penduduk Amerika Serikat yang mengaku menggunakan pisau cukur sekali pakai. Barang tersebut merupakan salah satu benda yang nantinya akan menjadi limbah tak terurai yang bisa merusak lingkungan sekitar sehingga perlu dibatasi pemakaiannya atau beralih ke cara lain yang lebih ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT

2. Riasan yang diuji pada hewan

Ilustrasi makeup. Foto: Shutterstock
Tahukah kamu, terdapat beberapa brand makeup yang menguji produknya ke hewan. Pengujian ini ditujukan untuk melihat efek samping yang terjadi bila bahan-bahan tertentu diaplikasikan pada kulit.
Menurut Humane Society, tes tersebut sebetulnya tidak diperlukan karena ada beberapa brand kecantikan yang sebetulnya sudah mengklaim bebas uji coba hewan. Sebagian besar hewan yang menjadi bahan percobaan biasanya berakhir terbunuh setelah tahap pengujian, salah satunya akibat sesak napas.

3. Penggunaan microbeads exfoliator

Ilustrasi Microbeads exfoliator. Foto: Shutterstock
Microbeads exfoliator merupakan kumpulan potongan plastik kecil yang biasanya terdapat dalam produk skincare, seperti scrub, eksfoliator, dan lainnya. Bahan tersebut mungkin terasa enak di kulit kamu, tetapi nyatanya berdampak buruk pada satwa liar.
National and Atmospheric Administration menjelaskan bahwa manik-manik yang terbuat dari plastik ini terlalu kecil untuk melewati penyaringan di pusat pengolahan air limbah. Itu artinya bahan ini akan berakhir di danau atau lautan tempat makhluk hidup tinggal dan mencari makan. Ukuran plastik yang terlalu kecil ini bisa secara tidak sadar dihirup atau dikonsumsi oleh hewan di laut.
ADVERTISEMENT

4. Memakai cotton bud dalam jumlah banyak

Ilustrasi Cotton Bud Foto: Pixabay
Sama seperti alat cukur, cotton bud merupakan benda sekali pakai yang akan terbuang sia-sia dan berdampak buruk bagi lingkungan.
Marine Conservation Society menjelaskan bahwa cotton bud merupakan salah satu benda yang bisa mencemari lingkungan, terutama kawasan pantai. Bila hewan laut mengonsumsi cotton bud sebagai makanannya maka akan berdampak buruk pula pada kesehatan seluruh makhluk hidup di dunia, termasuk juga manusia. Untuk diketahui, semakin banyak pemakaiannya maka semakin besar pula dampak yang ditimbulkan setiap harinya.

5. Sabun cair punya jejak karbon tinggi

Ilustrasi sabun. Foto: Pixabay
Sejak ada sabun cair, orang mulai beralih dari sabun batangan karena lebih praktis digunakan. Sabun cair ini mulanya dikenalkan oleh William Shepphard pada 1865 dan menjadi populer di akhir tahun 1980-an.
ADVERTISEMENT
Namun nyatanya, produk sabun cair punya dampak yang lebih buruk dibanding sabun batang. Menurut Annette Koehler dan Caroline Wildbolz, peneliti dari Swiss Federal Institute, sabun cair memiliki jejak karbon yang lebih besar sebanyak 25 persen daripada sabun batang.
Hal tersebut dikarenakan proses pengemasannya yang lebih kompleks dan membutuhkan energi lebih banyak, serta pemakaian sehari-hari yang bisa saja tidak terkontrol jumlahnya. Jejak karbon yang dihasilkan ini bisa berdampak negatif bagi bumi dan beberapa dampaknya, antara lain kekeringan, sumber air bersih berkurang, serta kerusakan lingkungan lainnya.

6. Berendam terlalu lama

Ilustrasi berendam. Foto: dok.Shutter Stock
Untuk kamu yang hobi berendam di bathtub mungkin sudah saatnya mempertimbangkan kebiasaan tersebut. Hal ini memang bisa dijadikan salah satu cara bersantai setelah melewati rangkaian aktivitas yang menguras tenaga, tetapi sayangnya hanya berakibat pada pemborosan air saja.
ADVERTISEMENT
Semakin lama kamu mandi, semakin banyak pula air yang dibuang. Banyaknya air tawar yang kamu pakai bisa menjadi masalah besar bagi spesies di seluruh dunia karena jumlah air menjadi berkurang dan bisa menyebabkan kematian.
Nah Ladies, untuk menghindari dampak lingkungan akibat rutinitas kecantikan, kamu bisa mulai beralih ke produk yang eco-friendly ataupun mengubah kebiasaan boros menjadi lebih hemat.
Penulis: Adinda Cindy Lapod