7 Adegan Tak Masuk Akal dari Serial Netflix Emily in Paris

18 Oktober 2020 9:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gaya fashion Emily in Paris. Foto: dok. Netflix
zoom-in-whitePerbesar
Gaya fashion Emily in Paris. Foto: dok. Netflix
ADVERTISEMENT
Ladies, sudahkah Anda menonton serial Netflix Emily in Paris? Bila sudah, mungkin Anda sedikit banyak hafal dengan berbagai potongan adegan dari tiap episodenya.
ADVERTISEMENT
Ya, Emily in Paris yang hadir dalam 10 episode ini menyuguhkan visual menarik yang memanjakan mata. Mulai dari suasana kota Paris, hingga gaya busana dan makeup Emily Cooper (yang diperankan Lily Collins).
Namun rupanya, banyak kritikus film menyayangkan bahwa ada beberapa adegan yang tak masuk akan dalam serial ini. Adegan-adegan tersebut terlalu dipaksakan dan dianggap tak sesuai dengan kenyataan sehingga serial ini dianggap kurang realistis.
Apa saja adegan tak masuk akan tersebut? Simak ulasannya seperti dikutip dari Insider.

1. Perusahaan mengirim karyawan yang tak bisa bahasa Prancis untuk bekerja di Paris

Gaya fashion Emily in Paris. Foto: dok. Netflix
Gilbert Group, perusahaan marketing berskala besar yang berbasis di Chicago mengirim Emily Cooper bekerja di perusahaan agensi di Paris, menggantikan atasan Emily yang tak bisa pergi ke sana karena hamil. Emily yang saat itu menjabat sebagai marketing executive kemudian dikirim ke Paris selama satu tahun.
ADVERTISEMENT
Namun permasalahannya adalah, Emily sama sekali tak bisa berbahasa Prancis. Sehingga sangat tak mungkin ia bisa mengikuti meeting membahas konten dan strategi media sosial, bahkan mengarahkan Savoir (kantor agensi tempatnya bekerja di Paris), untuk memperbaiki strategi media sosialnya, tanpa berbahasa Prancis.
Terlebih, Emily mengaku bahwa keahliannya mengurusi media sosial di bidang farmasi dan kesehatan, bukan di bagian fashion atau brand mewah seperti para klien yang biasa ditangani Savoir. Agak sulit mempercayai mengapa Gilbert Group menunjuk Emily yang jelas-jelas tak bisa berbahasa Prancis untuk bekerja di Paris. Faktanya, orang Prancis dikenal tidak suka menggunakan bahasa asing di negaranya sendiri, terlebih saat berkomunikasi dengan sesama orang Prancis. Maka dari itu, setiap orang yang ingin bekerja di Prancis setidaknya harus menguasai bahasa Prancis dasar sebagai bahasa pengantar komunikasi sehari-hari.
ADVERTISEMENT

2. Emily tak pernah terlihat menggunakan transportasi umum

Emily selalu naik taxi dan mobil. dok. Netflix
Selama tinggal di Paris, Emily tak terlihat pergi menggunakan transportasi umum. Banyak adegan memperlihatkan Emily turun dari taxi, mobil pribadi atau bahkan motor. Sebagai karyawan pada umumnya, mengenakan transportasi umum seperti metro (subway) seharusnya menjadi hal umum dilakukan.
Sebagai informasi, biaya taxi di Paris cukup mahal. Argonya sekitar 30 euro (Rp 500 ribuan) untuk perjalanan dengan jarak tempuh 10 km. Maka dari itu, metro atau subway menjadi pilihan utama pekerja di Paris.

3. Mengaku tak mampu beli baju mahal, namun sering menenteng tas Chanel

Mengaku tak punya uang untuk beli baju mahal, Emily sering pakai tas Chanel. dok. Netflix
Salah satu adegan di film ini memperlihatkan Emily meminta maaf kepada desainer Pierre Cadault yang merasa direndahkan dengan gantungan tas (bag charm) Emily yang sangat standar. Permintaan maaf tersebut dimulai ketika Emily mengatakan bahwa impian semua perempuan mengenakan busana yang mahal dari koleksi couture namun tak semuanya bisa membelinya, termasuk dirinya.
ADVERTISEMENT
Kontras dengan perkataan Emily, ia justru sering terlihat menenteng tas dari beberapa rumah mode ternama, seperti Chanel dan Marc Jacobs, yang harganya mencapai puluhan juta rupiah. Ia pun menggunakan baju-baju dan coat dari lansiran brand ternama seperti Kenzo, Louboutin hingga Chanel.

4. First Lady Prancis me-retweet postingan Emily, padahal ia mengunggahnya di Instagram

Brigitte Macron meretweet postingan Emily. Dok. Netflix
Dalam salah satu episode dikisahkan bahwa First Lady Brigitte Macron kedapatan membaca meme yang dibuat oleh Emily. Meme tersebut beredar luas di media sosial yang membuat Emily mulai diikuti oleh banyak orang. Bahkan, Brigitte Macron pun me-retweet foto yang diunggah Emily ke dalam akun Twitternya. Padahal saat itu, Emily menggunakan Instagram untuk mengunggah foto-fotonya.

5. Brand besar ingin endorse Emily yang hanya punya 20 ribu followers

Emily saat diminta sebagai influencer. dok. Netflix
Salah satu klien dari Savoir, Hassen (brand tempat tidur), meminta Emily untuk mempromosikan tempat tidur terbarunya. Ia diminta berpose di atas tempat tidur yang diletakkan di sebuah jalan terkenal di Paris. Padahal saat itu, Emily diketahui hanya memiliki 20 ribu followers. Bahkan, Emily pun hanya mengunggah foto selfie dirinya sedang tidur di atas kasur, bukan foto kasur secara keseluruhan.
ADVERTISEMENT
Brand lainnya yang merupakan salah satu kosmetik ternama di Prancis, juga tertarik meminta Emily menjadi brand ambassadornya. Padahal saat diundang ke acara influencer gathering, Emily hanya dianggap sebagai micro influencer karena followersnya yang tidak sampai ratusan ribu, sedangkan influencer lainnya yang datang memiliki followers hingga jutaan. Padahal, brand tersebut bisa meminta selebriti atau influencer populer untuk menjadi brand ambassadornya, bukannya Emily yang jelas-jelas bukan orang Prancis.

6. Emily menandatangani dokumen perjanjian untuk jam tangan senilai 2 juta Euro

Emily menandatangani dokumen perjanjian senilai 2 juta Euro. dok. Netflix
Dikisahkan sebuah brand mewah mengundang selebriti Hollywood ke sebuah acara di Paris. Sang selebriti tersebut harus mengenakan jam tangan senilai 2 juta Euro yang dipinjamkan oleh brand perhiasan. Namun, Emily lah yang bertanggung jawab atas hal ini. Ia bahkan harus menandatangani dokumen perjanjian berlembar-lembar dalam bahasa Prancis yang tidak dimengertinya sama sekali. Padahal, dokumen tersebut bisa diserahkan ke atasannya, Sylvie, atau rekan kerja lainnya yang bisa bahasa Prancis.
ADVERTISEMENT

7. Membicarakan kehidupan seks saat meeting

Emily saat sedang meeting bersama klien. Foto: dok. Netflix
Saat Emily melakukan pitching klien potensial dalam meeting, Sylvie merasa Emily terlalu tegang dan kaku. Karena, calon klien ini adalah Camille, pacar Gabriel (pria yang dekat dengan Emily).
Di tengah rapat, Sylvie mengatakan "apakah kamu akan membiarkan kehidupan seks menentukan keputusan bisnismu?". Sontak, Emily menyangkal dengan mengatakan "kami tidak pernah berhubungan seks!".
Sylvie dengan cepat membalas, "well, mungkin kamu harus (berhubungan seks). Kamu sangat gugup."
Dalam kehidupan nyata, hal pribadi seperti ini tak sepatutnya dibicarakan dengan rekan kerja, terlebih lagi pada saat meeting di depan orang banyak.
Ladies, bagaimana menurut Anda tentang hal ini?