7 Istilah Seputar Sustainable Fashion yang Perlu Kamu Ketahui

2 Desember 2022 11:10 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
7 Istilah Seputar Sustainable Fashion yang Perlu Kamu Ketahui. Foto: SeeDesign/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
7 Istilah Seputar Sustainable Fashion yang Perlu Kamu Ketahui. Foto: SeeDesign/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Istilah ‘Sustainable fashion’ atau fashion yang berkelanjutan belakangan ini menjadi pilihan yang marak digandrungi generasi muda. Salah satu cara yang populer yakni melalui thrifting atau belanja baju bekas layak pakai.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, apakah kamu sudah mengetahui lebih dalam mengenai terminologi atau istilah asing yang sering dipakai dalam fashion berkelanjutan? Sebab, untuk memahami sustainable fashion, kamu perlu mengetahui beberapa istilah yang menyertainya. Nah, untuk membantu kamu memahami hal tersebut, berikut ini kumparanWOMAN rangkum istilah umum yang berkaitan dengan fashion berkelanjutan seperti dikutip dari Seventeen.

1. Sustainable (berkelanjutan)

Batik sustainable fashion berbahan rayon. Foto: Dok. RAPP
Sustainable menempati urutan pertama karena menjadi kata yang sangat penting dalam fashion berkelanjutan atau gerakan ramah lingkungan lainnya. Menurut The Good Trade, hidup berkelanjutan (sustainable living) berarti memprioritaskan penggunaan sumber daya alam dan terbarukan serta menghindari limbah dalam jumlah berlebih. Hal ini guna memikirkan ketersediaan sumber daya bagi generasi yang akan datang.

2. Carbon footprint (jejak karbon)

Istilah ini digunakan untuk menggambarkan jumlah karbon gas rumah kaca, khususnya karbon dioksida. Carbon footprint dihasilkan oleh seseorang atau sesuatu untuk mendukung aktivitas manusia, seperti dari banyaknya penggunaan alat transportasi hingga listrik.
ADVERTISEMENT
Jejak karbon biasanya dibagi dalam tiga kategori, di antaranya yaitu energi rumah, transportasi, dan limbah. Saat ini sudah banyak teknologi yang menyediakan alat untuk menghitung carbon footprint untuk membantu kamu hidup dengan konsep yang lebih berkelanjutan.

3. Ethical fashion (fashion etis)

Ilustrasi sustainable fashion. Foto: Ivanova Tanja/shutterstock
The Green Hub melansir, ethical fashion atau fashion etis adalah metode desain dan manufaktur yang peduli pada keberlangsungan hidup orang lain dan komunitas. Metode ini mempertimbangkan beberapa hal, seperti hak asasi manusia, kesejahteraan hewan, dan dampaknya bagi lingkungan pada setiap proses desain.
Brand yang mengadopsi ethical fashion juga akan memastikan karyawannya dibayar secara adil dengan lingkungan yang aman.

4. Compostable (dapat dibuat kompos)

Produk yang compostable atau dapat dijadikan kompos adalah sampah organik yang bisa didaur ulang untuk digunakan kembali. Produk ini tidak selalu terurai secara alami di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Oleh karena itu, produk compostable akan dikumpulkan di fasilitas kompos industri untuk memastikan limbah fashion dapat terurai dengan baik.
ADVERTISEMENT
Istilah ini adalah salah satu yang kini marah dipakai oleh jenama fashion Indonesia, seperti brand Sejauh Mata Memandang yang memanfaatkan limbah fashion compostable.

5. Biodegradable (dapat terurai secara hayati)

Ilustrasi sustainable fashion. Foto: Tero Vesalainen/Shutterstock
Terminologi ‘Biodegradable’ berasal dari arti kata “bio” yang artinya hidup dan “degrade” yang berarti terurai. Nah, ketika sesuatu bisa terurai secara hayati, maka akan terurai menjadi komponen dasarnya dan menyatu kembali ke tanah saat mikroorganisme (bakteri dan jamur) mengonsumsinya. Biasanya beberapa produk menyertakan logo biodegrabale ini untuk membuktikan bahwa brand mereka berkelanjutan.

6. Upcycling (daur ulang)

Scarf sejauh mata memandang. Foto: Dok. Sejauh Mata Memandang
Pasti kamu sudah tidak asing dengan istilah daur ulang yang biasanya disebut upcycling ini. Daur ulang adalah tindakan mengambil sesuatu yang tidak terpakai lagi (limbah fashion) dan membuatnya bermanfaat kembali dengan fungsi yang baru.
ADVERTISEMENT
Misalnya ketika jeans kamu sudah rusak atau luntur, kemudian kamu mewarnainya kembali atau mengguntingnya dengan model yang baru. Bisa juga saat produk fashion tak terpakai diolah kembali dengan teknik khusus yang menghasilkan produk baru. Daur ulang ini jadi salah satu cara termudah bagi Ladies yang ingin beralih ke gaya hidup yang lebih berkelanjutan.

7. Slow fashion

Ilustrasi Slow Fashion. Foto: Shutterstock
Istilah fast fashion jadi hal yang acap kali disebutkan dalam internet saat menggambarkan industri fashion. Fast fashion adalah metode desain, manufaktur, dan pemasaran yang berfokus pada produksi pakaian dalam jumlah besar secara cepat untuk mengikuti tren. Biasanya, produk fast fashion dibuat dengan bahan berkualitas rendah. Jadi, itulah mengapa harganya sangat murah dan mudah dibeli oleh konsumen.
ADVERTISEMENT
Nah, dalam sustainable fashion, slow fashion jadi hal yang diupayakan agar dapat mendukung keberhasilan fashion yang berkelanjutan. Sesuai namanya, slow fashion merupakan kebalikan dari fast fashion.
Ilustrasi Slow Fashion. Foto: Shutterstock
Slow fashion bertujuan untuk menghasilkan pakaian dan aksesori atau desain berkualitas tinggi yang dibuat dengan penuh pertimbangan. Tujuannya, produk slow fashion dibuat agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama dan mudah diperbaiki. Oleh sebab itu, brand yang mengusung slow fashion tidak mementingkan kuantitas, melainkan kualitas agar busana mereka dapat mendukung fashion berkelanjutan.
Itulah beberapa istilah yang kerap disebutkan dalam sustainable fashion. Sudah siap beralih ke konsep yang berkelanjutan ini, Ladies?