7 Mitos Seputar Yoga yang Tak Perlu Dipercaya

21 Juni 2021 17:32 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
rcaya. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
rcaya. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejak 2014, masyarakat dunia mulai aktif merayakan Hari Yoga Internasional atau International Yoga Day yang dirayakan setiap 21 Juni. Ini merupakan hari untuk merayakan perkembangan yoga dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
Yoga merupakan olahraga yang fokus pada kekuatan, fleksibilitas dan pernapasan untuk meningkatkan kualitas mental dan fisik. Gerakannya yang tenang dan fleksibel membuat banyak orang menggemari olahraga ini.
Namun seiring berjalannya waktu, ada banyak informasi yang beredar seputar yoga. Sebagian informasi itu penting untuk diketahui, tapi ada juga yang hanya berupa mitos.Beberapa mitos yang banyak beredar seputar yoga adalah saat sedang menstruasi perempuan tak boleh melakukan yoga, hingga hubungan antara yoga dengan agama Hindu dan Budha.
Nah, untuk kamu yang ingin tahu apa saja mitos lain seputar yoga, kumparanWOMAN telah merangkumnya. Dilansir berbagai sumber, simak selengkapnya di bawah ini.

1. Yoga bukan olahraga

Sebagian orang masih menganggap bahwa yoga bukanlah olahraga. Sebab gerakannya begitu santai, tidak seperti olahraga pada umumnya yang banyak gerakan dan langsung mengeluarkan banyak keringat.
Ilustrasi yoga Foto: Shutterstock
Nah, kalau kamu pernah mendengar informasi tersebut, bisa jadi itu adalah mitos. Menurut laporan dari WebMD, yoga bukan sekadar tentang membakar kalori dan membentuk otot. Yoga adalah olahraga yang mengkombinasikan gerakan peregangan dan kekuatan dengan pernapasan dalam serta meditasi atau relaksasi.
ADVERTISEMENT
Gerakan-gerakan yoga diciptakan untuk membuat tubuh dan pikiran merasa rileks sehingga lebih mudah dan jernih untuk melakukan meditasi yang menjadi salah satu rangkaian dalam yoga. Jadi saat melakukannya, tidak hanya tubuh yang sehat, pikiran pun jadi lebih tenang.

2. Yoga hanya untuk perempuan

Ilustrasi pria ikut latihan yoga. Foto: Shutter Stock
Salah satu mitos yang juga banyak beredar soal yoga adalah anggapan bahwa olahraga ini hanya cocok dilakukan perempuan. Meski awalnya memang didominasi oleh perempuan, namun menurut Dylan Werner, guru yoga asal California, hal itu telah berubah. Di Amerika Serikat, 25 sampai 35 persen pelaku yoga adalah pria dan setiap tahunnya angka tersebut terus bertambah.
Bahkan di Indonesia sendiri saat ini juga sudah banyak pria yang menjalani yoga. Beberapa instruktur yoga terkenal juga merupakan pria, seperti aktor Anjasmara yang juga menjadi instruktur yoga . Selain itu ada juga pelatih acroyoga, Fajar Putra. Faktanya, yoga bisa dilakukan siapa saja, baik itu perempuan maupun pria.
ADVERTISEMENT

3. Tak boleh yoga saat menstruasi

Beberapa gerakan yoga memang cukup ekstrem. Ada yang memposisikan kepala di bawah dan kaki di atas atau headstand, ada juga yang mirip dengan gerakan kayang. Gerakan tersebut kemudian memunculkan anggapan bahwa perempuan tak boleh melakukan yoga saat menstruasi. Sebab gerakan-gerakan tersebut di atas bisa membuat aliran darah menstruasi mengalir ke kepala dan menyebabkan endometriosis atau gangguan pada rahim.
Yoga bisa dilakukan kapan saja, termasuk saat menstruasi. Foto: Pixabay
Melansir Forbes, anggapan tersebut tidak benar dan hanya mitos saja. Dr. Ingrid Yang, guru yoga asal New York, memaparkan bahwa tidak ada dasar anatomi yang bisa membuat darah mengalir secara terbalik (dari bawah ke atas). "Tubuh yang berada dalam posisi terbalik tidak membuat aliran darah jadi ikut terbalik. Berdasarkan semua penelitian yang ada, tidak ada hubungan antara endometriosis dan aliran darah mundur. Jadi saat sedang menstruasi, Anda tetap bisa melakukan yoga sesuka hati," ungkap Dr. Ingrid Yang seperti dikutip dari Forbes.
ADVERTISEMENT

4. Yoga hanya dilakukan orang beragama tertentu

Ilustrasi yoga. Foto: Pixabay
Yoga merupakan lambang spiritual kuno yang berasal dari India dan sudah ada sejak 5.000 tahun lalu. Hal ini kemudian membuat yoga sering dikaitkan dengan agama Hindu atau Budha. Bahkan menurut laporan BBC, pada 2013 lalu sebuah gereja di Inggris melarang diadakannya kelas yoga karena seorang pastor menganggapnya sebagai olahraga spiritual bagi umat Hindu.
Menurut Rebecca Ffrench, co-founder dari akademi guru yoga, YogaLondon, yoga adalah kegiatan yang luas. Itulah yang membuatnya diinterpretasikan pada banyak hal. Ada banyak sekali jenis-jenis yoga, tapi yoga yang banyak dilakukan oleh orang barat adalah hatha yoga. Sebuah perjalanan menuju pencerahan yang fokus pada pembangunan kekuatan fisik dan mental.
Pencerahan yang dimaksud juga bergantung pada setiap budaya. Bagi sebagian orang Hindu, pencerahan adalah pembebasan dari siklus reinkarnasi. Tapi bagi banyak praktisi yoga, pencerahan yang dimaksud adalah titik di mana Anda mencapai kedamaian dalam pikiran. Jadi kalau ada yang menganggap bahwa yoga hanya bisa dilakukan oleh orang beragama tertentu, itu hanya mitos ya Ladies.
ADVERTISEMENT

5. Harus punya tubuh fleksibel untuk lakukan yoga

Di media sosial, para praktisi yoga memang selalu membagikan foto atau video mereka saat sedang melakukan berbagai gerakan. Hal ini tak jarang membuat sebagian dari kita berpikir bahwa siapa pun yang melakukan yoga harus punya tubuh yang fleksibel. Ternyata ini hanya mitos Ladies. Semua bisa dilakukan berkat latihan rutin.
Ilustrasi latihan yoga Foto: Shutterstock
Selain itu, yoga juga tidak hanya fokus pada gerakan-gerakan ekstrem. Melainkan sangat mementingkan pernapasan, fokus, ketenangan, dan gerakan yang mindful. Justru, gerakan yoga yang sering kita lihat itu merupakan bagian kecil dari delapan hal penting yang harus kita pelajari dari yoga.

6. Yoga hanya untuk orang muda

Karena banyak gerakan yoga membutuhkan fleksibilitas tinggi, tak sedikit yang merasa bahwa yoga hanya bisa dilakukan oleh orang muda. Padahal, yoga dapat dilakukan semua orang dari berbagai usia. Hanya saja, para orang tua yang mau melakukan yoga perlu memperhatikan gerakan dan memakai alat pendukung agar tidak berisiko.
Yoga bukan hanya untuk orang muda. Foto: Shutter Stock
"Saya adalah guru yoga yang fokus mengajar chair yoga dan pencegahan jatuh pada lansia. Salah satu murid saya adalah perempuan 95 tahun yang baru ikut yoga. Dia merasa senang karena bisa menikmati kelas yoga dengan bantuan kursi. Jadi yoga memang untuk segala usia," pungkas Rachel Baer, guru yoga dan pendiri Yoga-Keeps-Me-Fit asal Inggris.
ADVERTISEMENT

7. Gerakan yoga hanya berupa peregangan

"Yoga itu gampang, cuma stretching aja kok." Pernahkan kamu mendengar ungkapan tersebut? Kalau pernah, bisa jadi ini adalah mitos. Sebab yoga tidak sekadar stretching atau peregangan. Mengatakan yoga hanya peregangan sama saja dengan mengatakan kalau olahraga angkat besi itu hanya sekadar angkat beban, alias tidak ada teknisnya.
Gerakan yoga warrior pose untuk mengecangkan payudara Foto: Shutterstock
Padahal jika dipelajari dengan sungguh-sungguh, yoga memiliki berbagai aspek. Mulai dari latihan pernapasan, latihan fokus, hingga latihan gerakan. Semua harus bisa dilakukan dalam waktu yang bersamaan dan saling terkoneksi secara fisik dan pikiran. Oleh karena itu, bagi sebagian orang yoga bisa sangat bermanfaat untuk membenarkan otot yang salah dan bisa jadi bentuk terapi kesehatan mental.