7 Tren Konten di Media Sosial, Pernah Ikutan?

27 Desember 2024 20:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ada tujuh tren di media sosial sepanjang tahun 2024, ada yang pernah kamu coba, Ladies? Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ada tujuh tren di media sosial sepanjang tahun 2024, ada yang pernah kamu coba, Ladies? Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tahun 2024 menyaksikan bagaimana perkembangan tren media sosial yang semakin berwarna dengan beragam jenis konten yang terus berkembang tanpa batas. Platform seperti TikTok, Instagram, dan X (dulu Twitter) kini berisikan banyak konten yang mengedepankan kreativitas para pengguna sebagai kunci utama dalam menarik perhatian audiens.
ADVERTISEMENT
Mulai dari dari tantangan seperti ‘we listen we don’t judge’, outfit check, hingga membagikan cerita personal dengan cara unik seperti ‘perempuan tidak bercerita, tapi tiba-tiba jadi kurus’ untuk menggambarkan cara mereka menghadapi stres tanpa bercerita.
Berikut rangkuman beberapa konten yang cukup menjadi tren di media sosial, khususnya Tiktok dan juga X (dulunya Twitter). Di antara ketujuh tren ini, mana yang paling relate denganmu dan pernah kamu buat kontennya? Yuk, simak sama-sama, Ladies!

1. Perempuan Tidak Bercerita, Tapi...

Tren satu ini sebenarnya dibuat oleh para perempuan yang sedang melalui masa-masa sulitnya dengan tidak bercerita kepada siapa pun, namun telah melakukan hal tak terduga sebagai pengalihan rasa lelah atau sedih yang mereka alami. Sebenarnya, yang membuat konten ini cukup viral ialah karena banyak perempuan merasa ‘relate’ dengan apa yang dialami satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Tren perempuan tidak bercerita ini terbilang cukup ramai pada platform media sosial Tiktok, Instagram, dan juga X, meskipun banyak yang menjadikan tren satu ini sebagai ajang curhat, namun tak jarang pula dijadikan sebagai ajang bercanda karena apa yang mereka lakukan selain bercerita terbilang cukup aneh dan lucu.

2. We Listen, We Don’t Judge

Tren yang satu ini sering kali dijadikan sebagai ajang pengakuan dosa, di mana orang-orang mengungkapkan hal-hal yang sebelumnya tidak pernah terucap, baik itu kepada teman, pasangan, atau bahkan sekadar membagikan pengalaman aneh atau tak terduga pada orang-orang di media sosial. Biasanya, pengakuan tersebut dikemas dalam bentuk konten yang spontan atau curahan hati, yang terkadang mengundang emosi seseorang saat mendengar atau membacanya.
ADVERTISEMENT
Namun, seberapa kesal pun kita saat membacanya, tentu saja kita tak bisa menghakimi karena artinya saja ‘kita mendengar, kita tidak menghakimi’.

3. Aku Bisa Yura/ Aku Nggak Bisa Yura

Siapa yang nggak kenal dengan lagu Risalah Hati? Liriknya yang ikonik, "Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku meski kau tak cinta," kembali viral setelah Yura Yunita menyanyikannya di salah satu konsernya. Sejak saat itu, lagu ini jadi bahan konten di media sosial, terutama di TikTok dan X. Banyak orang mulai menggunakan lagu tersebut sebagai latar belakang untuk curhat atau membuat video yang seolah-olah membalas lirik Yura. Ada yang menyampaikan perasaan kecewa, seperti "Aku nggak bisa Yura, dia milih masa lalunya,".
ADVERTISEMENT
Namun, ada juga yang memanfaatkan lagu ini untuk menunjukkan sisi positif atau kesuksesan mereka, seperti "Aku bisa Yura, dia rela berubah demi aku," yang menggambarkan pencapaian atau perubahan dalam hubungan.

4. “Ternyata Kakak yang Dulu...”

Semakin dewasa, kita sering kali menemukan diri dapat merasa relate dengan hal-hal yang dulu mungkin tidak pernah terbayangkan saat masih kecil. Tren ini menggambarkan momen saat seseorang mulai menyadari bahwa mereka telah memasuki fase dewasa. Misalnya, banyak orang yang mulai merasa seperti, "Ternyata kakak yang dulu masih kerja pas hari libur itu sekarang kita," yang mencerminkan kesadaran bahwa hidup tidak selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Dulu, kita mungkin merasa heran atau bahkan sedikit tidak paham kenapa orang dewasa harus bekerja saat hari libur, tetapi seiring berjalannya waktu, kita mulai merasakannya sendiri dan memahami betapa banyaknya tanggung jawab yang harus dihadapi.
ADVERTISEMENT

5. “Jangan ya dek ya”

Tren "jangan ya dek ya" menjadi salah satu yang cukup populer di media sosial, terutama di TikTok, sebagai candaan yang lucu namun tetap mengandung pesan. Kalimat ini umumnya digunakan dalam percakapan antara orang tua atau orang dewasa dengan anak muda yang biasanya berisikan peringatan yang disampaikan dengan cara yang ringan dan terkesan lucu, namun tetap tegas.
Gaya bicara ini banyak ditiru oleh pengguna media sosial dalam video mereka, dengan menambahkan ekspresi wajah atau gerakan lucu yang cukup mengundang tawa para penonton kontennya.

6. “When your job doesn’t match your aesthetic”

Nah, kalau yang satu ini sebenarnya dijadikan konten lucu dan menghibur yang ramai di platform TikTok untuk menggambarkan perbedaan antara gaya hidup estetik seseorang dengan penampilan mereka saat bekerja. Contohnya, ada yang terlihat bergaya keren saat hangout di café, tetapi kenyataannya bekerja sebagai penjual sate atau profesi lain yang jauh dari gambaran estetik tersebut.
ADVERTISEMENT
Yang membuat tren ini semakin lucu dan menarik adalah pemilihan sound yang digunakan di video, biasanya lagu atau audio yang dramatis, sehingga menciptakan efek humor yang semakin mengundang tawa dan mengundang komentar lucu.

7. Matching Outfit With Besties

Konten ini bertujuan untuk menunjukkan outfit yang matching atau senada antara dua orang sahabat saat hangout. Bisa dibilang, ini adalah versi #FitCheck yang dilakukan bareng bestie. Biasanya, pembuat konten seperti ini tidak hanya menampilkan satu outfit, tetapi bisa sampai tiga atau lebih setelan dengan warna atau tema yang berbeda pada setiap OOTD (Outfit of the Day)-nya.
Tren ini jadi sangat menarik dan menggemaskan karena menunjukkan keseruan dan keharmonisan antara sahabat dalam memilih pakaian yang cocok satu sama lain.
ADVERTISEMENT
Penulis: Monica Tobing