8 Fakta Menarik Putri Alice, Mertua Ratu Elizabeth II yang Jarang Disorot Publik

28 November 2020 21:13 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Putri Alice, mertua Ratu Elizabeth II. Foto: Evening Standard/Getty Images
zoom-in-whitePerbesar
Putri Alice, mertua Ratu Elizabeth II. Foto: Evening Standard/Getty Images
ADVERTISEMENT
Sejarah anggota keluarga kerajaan Inggris sepertinya tidak akan pernah habis dibahas. Jumlah keluarga yang begitu banyak dan kisah-kisah hidup mereka yang kontroversial selalu berhasil menarik minat siapa saja.
ADVERTISEMENT
Bicara soal anggota keluarga kerajaan Inggris, sebagian dari Anda mungkin belum banyak yang tahu tentang kisah hidup Putri Alice, ibu Pangeran Philip sekaligus mertua dari Ratu Elizabeth II. Berbeda dengan ibu Ratu Elizabeth, Queen Elizabeth The Queen Mother yang cukup terkenal, Putri Alice memang tak sering mendapat sorotan publik.
Meski begitu, bukan berarti kisah hidupnya tidak menarik untuk diketahui. Justru, perjalanan hidup Putri Alice begitu menarik. Semasa muda, ia mengalami berbagai cobaan hidup. Mulai dari diasingkan, dirawat di rumah sakit jiwa, hingga dipaksa menopause dini. Selain itu, Putri Alice juga memiliki peran penting dalam sejarah keluarga kerajaan Inggris.
Salah satu wawancaranya dengan media berhasil meredamkan kritik besar-besaran yang ditujukan pada keluarga kerajaan Inggris lantaran mereka dinilai terlalu tamak dan tak memikirkan rakyat.
ADVERTISEMENT
Untuk tahu lebih dalam mengenai Putri Alice, kumparanWOMAN telah merangkum beberapa fakta menarik tentangnya. Mengutip berbagai sumber, simak selengkapnya berikut ini.

1. Jadi tuna rungu sejak lahir

Putri Alice merupakan anak dari Putri Victoria dari Hesse dan Rhine, serta Pangeran Louis dari Battenberg. Ia lahir pada 25 Februari 1885 di Kastil Windsor. Proses kelahirannya disaksikan langsung oleh nenek buyutnya, Ratu Victoria, Ratu Inggris yang menjabat sejak 1837.
Berdasarkan wawancara Putri Alice dengan jurnalis John Amstrong untuk The Guardian, ibu Pangeran Philip ini bercerita bahwa ia terlahir dalam kondisi tuna rungu.
Princess Alice. Foto: Evening Standard/Getty Images

2. Menikah dengan anggota keluarga kerajaan Yunani

Pada 1903, Putri Alice menikah dengan Pangeran Andrew dari Yunani. Dari pernikahan ini, keduanya dikaruniai empat anak perempuan dan satu anak laki-laki. Mereka adalah Putri Margarita, Putri Theodora, Putri Cecilie, Putri Sophie, dan Pangeran Philip.
ADVERTISEMENT

3. Keluarganya diasingkan dua kali

Pada masa kemunduran Raja Constantine I dari Yunani yang dipaksa turun tahta pada 1917 karena aliansi netral yang dinilai lebih berpihak pada Jerman dalam Perang Dunia I, para bangsawan Yunani termasuk keluarga Putri Alice diasingkan. Pada masa-masa sulit inilah Putri Alice kemudian menjadi sosok yang lebih religius.
Mereka sempat kembali lagi ke Yunani karena Raja Constantine I diminta untuk menjabat lagi. Namun sayangnya hal itu tak berlangsung lama. Pada 1922 ia kembali digulingkan dan dalam waktu yang bersamaan, Pangeran Andrew, suami dari Putri Alice yang memimpin tentara Yunani dinilai bersalah karena mengabaikan salah satu tugasnya.
Mengutip Town & Country, keluarga Putri Alice kembali diasingkan. Dan pada perjalanan menuju tempat pengasingan inilah, dimana Pangeran Philip disembunyikan di dalam kotak jeruk selama perjalanan. Sebuah kisah nyata yang disebutkan berkali-kali dalam serial Netflix The Crown.
ADVERTISEMENT

4. Dirawat di rumah sakit jiwa karena gangguan kesehatan mental

Pada 1929, keluarga Putri Alice khawatir dengan kondisi kesehatan mentalnya. Lalu satu tahun kemudian, pada 1930, Putri Alice dirawat di ke klinik milik Dr. Ernst Simmel di dekat Berlin. Dr. Simmel kemudian mendiagnosa Putri Alice mengalami gangguan mental paranoid schizophrenic.
Princess Alice. Foto: Evening Standard/Getty Images
Menurut buku biografi bertajuk 'Alice: Princess Andrew of Greece' yang ditulis oleh Hugo Vickers, Alice mendapatkan perawatan yang cukup ekstrem. Dokter menyarankan agar sistem reproduksi Alice di-rontgen untuk mempercepat menopause demi mengobati kondisi mentalnya.
Mengenai hal ini, tidak pernah ada bukti yang menyatakan bahwa Alice telah diajak berdiskusi atau setuju dengan tindakan medis tersebut. Tak lama setelah kejadian itu, Alice berhasil keluar dari klinik Dr. Ernst. Namun sayangnya, tak lama setelah itu keluarga Alice langsung memasukkan dirinya ke sanatarium atau rumah sakit jiwa.
ADVERTISEMENT

5. Berpisah dengan Pangeran Andrew dari Yunani

Sejak saat itu, rumah tangga Putri Alice dan Pangeran Andrew mengalami keretakan. Keduanya kembali bertemu pada 1931 saat menghadiri pemakaman anaknya, Cecile yang meninggal karena kecelakaan pesawat. Setelah itu, mereka berpisah namun keduanya tak pernah resmi bercerai sampai Pangeran Andrew meninggal pada 1944.
Kondisi rumah tangga ini membuat Pangeran Philip tak pernah merasakan menjadi anggota keluarga kerajaan yang sesungguhnya. Ia bahkan tak sempat menjalani tradisi-tradisi kerajaan seperti pangeran pada umumnya.

6. Menjadi biarawati untuk gereja Yunani

Pada 1933, Putri Alice kembali ke Yunani dan menjadi salah satu biarawati di gereja. Sejak saat itu, ia memulai kegiatan amal dengan menolong orang-orang miskin. Ketika terjadi Perang Dunia II, Putri Alice bekerja sebagai pembuat sup di dapur perang di Athena. Ia juga memanfaatkan statusnya sebagai anggota keluarga kerajaan untuk mendapatkan bantuan medis untuk para korban dari masyarakat Yunani.
ADVERTISEMENT
Di sepanjang hidupnya, Putri Alice memang tak pernah mengucapkan sumpah sebagai biarawati. Namun hingga akhir hayat, Putri Alice berkomitmen untuk terus mengenakan seragam keagamaan.

7. Pindah dan menetap di Istana Buckingham

Saat terjadi peperangan di Athena, Ratu Elizabeth II memerintahkan stafnya untuk menjemput sang mertua, Putri Alice, agar tidak lagi terjebak dalam situasi bahaya. Ia pun kemudian tinggal dan menetap bersama keluarga kerajaan Inggris di Istana Buckingham.
Selama masa itu, Putri Alice menjalin hubungan baik dengan menantu dan cucunya. Namun dalam serial The Crown, diperlihatkan bahwa awalnya Pangeran Philip tak ingin ibunya dijemput dan tinggal di istana. Lantaran ia menganggap ibunya yang punya riwayat gangguan kesehatan mental akan merusak rencananya dalam memperbaiki citra keluarga kerajaan Inggris.
Putri Alice, Mertua Ratu Elizabeth II yang Jarang Disorot Publik. Foto: dok. british royals
Pangeran Philip juga mengkhawatirkan perilaku Putri Alice yang berbeda dari biarawati pada umumnya karena menjadi perokok berat, bisa mempermalukan Ratu Elizabeth II dan dirinya. Namun tak disangka-sangka, Putri Anne, anak perempuan Ratu dan Pangeran Philip sengaja mengatur rencana agar Putri Alice menggantikan dirinya untuk melakukan wawancara dengan John Amstrong yang kala itu bekerja untuk The Guardian.
ADVERTISEMENT
Lewat wawancara inilah kemudian publik mengenal Putri Alice. Cerita hidup Putri Alice menjadi headline dan berhasil mengubah pandangan media terhadap anggota keluarga kerajaan Inggris yang kala itu sedang dihujani kritikan.

8. Putri Alice meninggal pada 1969

Hanya sempat tinggal selama 2 tahun di Istana Buckingham, Putri Alice meninggal dunia pada 1969. Ia awalnya dimakamkan di St. George Chapel di Kastil Windsor. Namun sebelum meninggal, ia sempat meminta ingin dimakamkan di dekat tantenya, Grand Duchess Elizabeth di Mount of Olives di Jerusalem.
Setelah melalui banyak urusan birokrasi, akhirnya permintaan terakhir Putri Alice dikabulkan 19 tahun kemudian, yaitu pada 1988. Atas saran dari Menteri Luar Negeri Inggris, Pangeran Philip dilarang hadir dalam proses pemindahan makam Putri Alice karena dinilai terlalu berisiko untuk hubungan kedua negara tersebut. Pangeran Philip kemudian baru bisa mengunjungi makam ibunya pada 1994.
ADVERTISEMENT