8 Perempuan Pejuang Lingkungan, Lestarikan Laut hingga Satwa

19 September 2024 17:19 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deretan perempuan pejuang lingkungan (ki-ka) Stella McCartney, Farwiza Farhan, Almina Kacili, Inger Andersen. Foto: AFP, kumparan, YKAN, UN environment programme.
zoom-in-whitePerbesar
Deretan perempuan pejuang lingkungan (ki-ka) Stella McCartney, Farwiza Farhan, Almina Kacili, Inger Andersen. Foto: AFP, kumparan, YKAN, UN environment programme.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isu lingkungan masih menjadi permasalahan global hingga saat ini, Ladies. Sederet perempuan dari berbagai belahan dunia pun turun tangan untuk ikut memperjuangkan isu keberlanjutan.
ADVERTISEMENT
Ada beragam masalah lingkungan yang masih sulit diatasi, seperti kerusakan hutan dan laut, kepunahan satwa, hingga perubahan iklim yang mengancam keselamatan kita. Penyebabnya tentu tak lepas dari kelalaian manusia itu sendiri. Dan kini yang lebih parah adalah hampir semua industri menyumbang faktor penyebab kerusakan lingkungan.
Di tengah fenomena yang bagaikan gunung es itu, ada delapan perempuan dari seluruh dunia yang berkomitmen tinggi untuk terus melestarikan lingkungan dengan cara mereka masing-masing. Siapa saja mereka?

1. Farwiza Farhan

Farwiza Farhan, Forest Conservationist. Foto: Dok. Panji Indra
Farwiza Farhan merupakan aktivis lingkungan asal Aceh yang namanya sempat masuk ke dalam jajaran perempuan berpengaruh di dunia versi majalah TIME edisi TIME100 Next 2022 kategori Leaders. Perempuan yang akrab disapa Wiza itu memiliki komitmen yang tinggi untuk terus menjaga kelestarian lingkungan di Kawasan Ekosistem Leuser. Dedikasinya yang tinggi juga membuat Konservasionis Hutan itu sampai dijuluki sebagai “sang penjaga hutan Leuser.”
ADVERTISEMENT
Wiza memiliki pandangan bahwa isu perlindungan lingkungan merupakan isu perempuan. Karenanya, tidak ada salahnya bagi perempuan untuk ikut andil dalam melestarikan lingkungan seperti dirinya. Sepanjang kiprahnya sebagai konservasionis hutan, Wiza berusaha terus berperan dalam menyelamatkan hutan Leuser dan satwanya.

2. Anita Roddick

Anita Roddick, pendiri The Body Shop Foto: Dok. The Body Shop International
Anita Roddick merupakan sosok di balik brand kecantikan The Body Shop yang mengedepankan konsep keberlanjutan. Anita merupakan seorang aktivis asal Inggris yang kerap menyuarakan isu hak asasi manusia terutama perempuan dan anak, serta isu perlindungan lingkungan. Selama hidupnya, Anita juga sering terlibat dalam berbagai kampanye isu lingkungan termasuk aksi yang digelar oleh organisasi Greenpeace dan The Big Issue.
Saat memulai bisnis di dunia kecantikan bersama The Body Shop, Anita juga dengan tegas menolak aktivitas perusakan lingkungan, animal testing, dan perbudakan dalam industri yang digawanginya. Anita juga mendirikan The Body Shop Foundation yang mendukung hak asasi manusia, penyelamatan satwa, dan organisasi pencinta lingkungan.
ADVERTISEMENT

3. Greta Thunberg

Greta Thunberg. Foto: Piroschka Van De Wouw/REUTERS
Greta Thunberg merupakan perempuan asal Swedia yang gencar menyuarakan isu iklim dunia sejak usia remaja. Greta memulai aksinya pada Agustus 2018 saat ia rela membolos sekolah demi ikut unjuk rasa mendukung gerakan Fridays for Future di gedung Parlemen Swedia yang menuntut pemerintah agar segera melakukan penanganan terhadap perubahan iklim dengan mengurangi emisi karbon. Inisiatif ini kemudian menjadi gerakan global yang diikuti 4 juta pelajar di 150 negara.
Kiprah Greta dalam memperjuangkan isu iklim juga sampai pada momen ia berpidato di Konferensi Perubahan Iklim PBB tahun 2018, menjadi pembicara di Forum Ekonomi Dunia yang diselenggarakan di Swiss pada 2019. Perjuangan Greta juga diapresiasi majalah TIME dengan didapuk sebagai TIME Person of The Year termuda di tahun yang sama.
ADVERTISEMENT

4. Emmy Hafild

Ketua Bidang Maritim DPP Partai NasDem, Emmy Hafild. Foto: www.emmyhafild.com
Jika berbicara soal isu lingkungan, maka kita tak bisa melewatkan sosok Emmy Hafild. Ia termasuk pejuang lingkungan terbaik yang berkiprah di Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) sebagai direktur eksekutif periode 1996-2002. Sepanjang kariernya, Emmy bersama WALHI kerap mengadvokasi isu lingkungan di Indonesia hingga ke kancah internasional.
Emmy juga sempat bergabung dengan organisasi Greenpeace Asia Tenggara hingga mendapatkan penghargaan dari majalah TIME sebagai Hero of the Planet pada 1999.

5. Almina Kacili

Pemimpin Kelompok Perempuan Waifuna Almina Kacili (tengah). Foto: Bayu Pratama S/ANTARA FOTO
Almina Kacili dikenal dunia karena kiprahnya dalam penyelamatan ekosistem lautan Raja Ampat, Papua. Almina merupakan pemimpin kelompok perempuan yang disebut Waifuna di Desa Kapatcol yang aktif dalam tradisi Sasi, yaitu aktivitas pengelolaan sumber daya laut berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Bersama Waifuna, perempuan yang kerap disapa Mama Almina itu memanfaatkan biota laut Raja Ampat dengan bijak sesuai kebutuhan tanpa merusak alam, sekaligus mendukung proses kembang biaknya. Panen Sasi setahun sekali yang dilakukan Waifuna menghasilkan teripang, lobster, dan kerang yang semuanya dibagikan kepada masyarakat untuk dikonsumsi atau dijual demi memenuhi kebutuhan ekonomi dan pendidikan anak-anak di sana.

6. Inger Andersen

Inger Andersen. Foto: UN environment programme
Perempuan asal Denmark ini merupakan pegiat lingkungan yang kini menjabat sebagai Direktur Eksekutif Program Lingkungan Hidup PBB sejak 2019. Dikutip dari UN Environment Programme, Inger Andersen memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam memperjuangkan isu keberlanjutan lingkungan, konservasi, dan perubahan iklim.
Inger juga pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam IUCN pada 2015-2019. Kala itu Inger berkontribusi dalam gelaran konservasi terbesar di dunia, yakni Kongres Konservasi Dunia di Hawaii. Selama kepemimpinannya, Inger juga menekankan pentingnya konservasi alam dan pembangunan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT

7. Stella McCartney

Stella McCartney Foto: AFP
Perancang busana asal Inggris ini tidak hanya hidup sebagai penggiat fashion, tapi juga sebagai pelindung dan pencinta satwa serta lingkungan. Stella menjadi inspirasi di dunia fashion karena komitmennya untuk terus mengembangkan konsep mode berkelanjutan pada setiap karyanya.
Dikutip dari Time Magazine, Stella bekerja sama dengan PBB untuk mendirikan Collab SOS Foundation untuk mengatasi masalah iklim dunia. Di tahun 2019, Stella juga didapuk sebagai penasihat khusus mode berkelanjutan untuk pemimpin LVMH, Bernard Arnault.

8. Wangari Maathai

Wangari Maathai. Foto: The Nobel Prize
Wangari Maathai adalah perempuan Afrika pertama yang dianugerahi Nobel Perdamaian pada tahun 2004. Ini didapatkan Wangari karena kiprahnya yang luar biasa dalam bidang pembangunan berkelanjutan, demokrasi, dan gerakan perdamaian. Wangari merupakan anggota Parlemen Kenya yang pernah menjabat sebagai Asisten Menteri Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam pada 2003-2005.
ADVERTISEMENT
Kecintaannya terhadap lingkungan dimulai dari rumahnya sendiri saat ia menanam sembilan batang pohon di halaman pada 1974. Ia lalu mendirikan Gerakan Sabuk Hijau pada 1977, yakni sebuah organisasi yang memberikan bantuan kepada perajin kayu agar tidak menimbulkan erosi. Di tahun 2004, Wangari tercatat berhasil menanam setidaknya 40 juta pohon di Afrika yang berhasil memulihkan kerusakan hutan di sana.