Ada Larangan Pakai Skinny Jeans hingga Celana Pendek di Korea Utara, Kenapa?

4 Januari 2024 14:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi skinny jeans. Foto: PR Image Factory/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi skinny jeans. Foto: PR Image Factory/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di Korea Utara, pemerintah tidak hanya mengatur perilaku warganya. Cara berpakaian warga Korut juga diatur sedemikian rupa. Sejumlah item fashion dilarang dikenakan, pun dengan gaya rambut masing-masing warga.
ADVERTISEMENT
Pada 2021, The Guardian melaporkan bahwa pemimpin Korut Kim Jong Un dengan tegas melarang warganya mengenakan jeans ketat atau skinny jeans, gaya rambut mullet, hingga piercing bibir dan hidung. Kim Jong Un juga melarang warganya mengenakan kaus yang memiliki tulisan berbahasa asing dalam ukuran besar.
Ternyata, selain skinny jeans, Korea Utara juga melarang perempuan mengenakan celana pendek di atas lutut. Dikutip dari Radio Free Asia, pada Agustus lalu, pihak berwenang Korut menindak para perempuan yang mengenakan celana pendek di tengah tingginya suhu musim panas Korut.
Gaya berpakaian warga Korea Utara. Foto: Ed Jones / AFP
Menurut seorang sumber anonim di daerah Provinsi Pyongan Utara, tindakan ini mencegah perempuan menunjukkan kulit mereka di bagian kaki. Ini merupakan salah satu upaya pemerintah Korut untuk melestarikan tradisi etika dan gaya hidup ideologi sosialis.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Korea Utara juga melarang warganya mewarnai rambut mereka dengan pewarna rambut cokelat. Perempuan yang memiliki rambut panjang sepinggang juga dilarang menggerai rambut mereka. Mereka diharuskan menata rambut mereka dengan rapi, tetapi tidak boleh terlalu bervolume. Para perempuan juga tidak boleh memiliki rambut yang terlalu pendek.
Ilustrasi rambut panjang sepinggang. Foto: Roman Samborskyi/Shutterstock

Alasan warga Korea Utara dilarang pakai skinny jeans hingga celana pendek

Sebelumnya, surat kabar Rodong Sinmun telah memberitakan bahwa negara tersebut perlu menghentikan penyebaran budaya kapitalis yang lebih luas. Ya, alasan di balik aturan keras tersebut adalah busana-busana itu dianggap kebarat-baratan, bersifat anti-sosialis, dan mempromosikan kapitalisme. Dilansir BBC, Kim Jong Un menyebut gaya busana “kapitalis” tersebut sebagai racun yang berbahaya.
“Kita harus waspada terhadap gaya hidup kapitalis, bahkan sekecil apa pun tandanya, dan berjuang untuk menghilangkannya,” ucap surat kabar Rodong Sinmun, sebagaimana dikutip dari The Guardian.
Gaya berpakaian warga Korea Utara. Foto: Kim Won Jin / AFP
Menurut Radio Free Asia, pada 2022, warga yang melanggar aturan berbusana itu langsung ditindak oleh Socialist Patriotic Youth League. Ini adalah organisasi pemuda di bawah Komite Pusat Partai Buruh Korut yang bertugas untuk menyebarkan propaganda komunisme.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Youth League dikabarkan menargetkan perempuan di usia 20-an hingga 30-an tahun. Jika mereka tertangkap, mereka akan dibawa ke kantor Youth League di area tersebut, lalu diperintahkan untuk menulis surat pengakuan kesalahan. Mereka baru bisa dilepaskan usai keluarga atau kerabatnya datang membawa baju yang dianggap pantas.
Kemudian, pada Agustus 2023, Youth League kembali menindak para perempuan yang mengenakan celana pendek di atas lutut. Sama seperti sebelumnya, mereka akan dibawa ke kantor Youth League, diminta untuk menulis surat pengakuan, dan menandatangani surat pernyataan bahwa mereka akan menghadapi konsekuensi hukum jika kembali tertangkap mengenakan celana pendek.