Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Alasan Michelle Obama Memilih Tak Hadiri Pelantikan Presiden AS Donald Trump
21 Januari 2025 19:48 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Turut hadir di momen tersebut adalah eks Presiden AS Joe Biden bersama istrinya, Jill Biden; Bill Clinton dan istrinya, Hillary Clinton; serta George W. Bush dan istrinya, Laura Bush. Eks Presiden Barack Obama juga hadir, tetapi tak didampingi oleh sang istri, Michelle Obama .
Absennya Michelle Obama di momen itu ternyata disertai dengan alasan tersendiri, menurut sumber anonim. Kepada majalah People, sumber tersebut menjelaskan, Michelle Obama menolak hadir karena perasaan negatifnya terhadap Trump dan kebijakan-kebijakannya. Michelle dikabarkan menyebut Donald Trump sebagai “ancaman terhadap demokrasi Amerika Serikat ”.
“Ia (Michelle) tidak melebih-lebihkan perasaannya terhadap Trump. Ia bukan orang yang akan menyunggingkan senyum dan berpura-pura hanya karena tuntutan protokol. Michelle tidak akan melakukan apa pun hanya karena ia diharapkan untuk melakukan hal itu, atau karena protokol, atau karena tradisi,” ucap sumber itu, dilansir People.
ADVERTISEMENT
Sumber anonim tersebut turut menyebut, komentar negatif Donald Trump terhadap keluarga Obama dan warga kulit hitam di AS turut memengaruhi opini Michelle terkait Trump.
Dilansir Town and Country, saat kampanye Pilpres AS 2024, Michelle Obama menunjukkan dukungan terhadap lawan Donald Trump, yakni Kamala Harris. Dalam salah satu pidato dukungan kepada Kamala, Michelle menyebut kebijakan Donald Trump justru mendorong kemunduran kualitas hidup warga AS.
“Kami tahu, orang-orang itu akan melakukan apa pun untuk mendistorsi kenyataan. Saya dan suami saya mengetahui sedikit tentang ini. Selama bertahun-tahun, Donald Trump melakukan apa pun yang ia bisa untuk mencoba membuat orang-orang merasa takut terhadap kami,” ucap Michelle di Konvensi Nasional Demokratis, mengutip Town and Country.
ADVERTISEMENT
“Pandangan sempit soal dunia membuat Trump merasa terancam dengan keberadaan dua orang yang sukses, pekerja keras, dan berpendidikan, yang juga kebetulan adalah keturunan kulit hitam,” lanjut Michelle.
Michelle menerangkan, kebijakan Donald Trump merupakan ancaman terhadap demokrasi Amerika Serikat. Kebijakan yang dimaksud adalah pembatasan akses terhadap layanan kesehatan yang mumpuni, kendali atas tubuh perempuan dan keputusan soal tubuh mereka, pembatasan akses terhadap proses IVF atau bayi tabung, hingga rencana penutupan Kementerian Pendidikan Federal.
“Ini adalah tipu daya lama Trump: Menyebut kebohongan buruk, misoginis, dan rasisnya sebagai pengganti dari solusi dan ide nyata yang sebenarnya akan memperbaiki kehidupan rakyat,” jelas Michelle.
Namun, dikutip dari Healthline, Donald Trump membantah tudingan soal pembatasan proses IVF. Ia mengatakan, ia mendukung akses IVF dan berencana untuk menerapkan kebijakan agar biaya proses bayi tabung bisa ditutup oleh asuransi kesehatan. Bahkan, menurut Fox News, Donald Trump menyebut dirinya sebagai “Bapak IVF”.
ADVERTISEMENT