Amal Clooney Kembali Menuntut Keadilan Korban Kekerasan Seksual ISIS

26 April 2019 13:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amal Clooney Kembali Menuntut Keadilan Bagi Korban Kekerasan Seksual ISIS pada Dewan Keamanan PBB, Selasa (23/4) Foto: REUTERS/Carlo Allegri
zoom-in-whitePerbesar
Amal Clooney Kembali Menuntut Keadilan Bagi Korban Kekerasan Seksual ISIS pada Dewan Keamanan PBB, Selasa (23/4) Foto: REUTERS/Carlo Allegri
ADVERTISEMENT
Pengacara Hak Asasi Manusia Amal Clooney baru-baru ini kembali menuntut keadilan bagi para korban kekerasan seksual ISIS yang menimpa warga Yazidi di Irak dan Suriah di hadapan Dewan Keamanan PBB.
ADVERTISEMENT
Aktivis hak asasi manusia ini mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa jika lembaga paling kuat di Amerika Serikat tidak bisa mencegah kekerasan seksual dalam perang yang terjadi dunia, maka setidaknya mereka harus memililki andil untuk mendorong agar keadilan dijadikan sebagai prioritas.
"Kita menghadapi epidemi kekerasan seksual dan saya percaya bahwa keadilan adalah solusinya," ujar Amal Clooney dihadapan Dewan Keamanan PBB, Selasa (23/4).
Tak sendiri, istri dari aktor George Clooney ini berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB bersama dengan pemenang hadiah Nobel Perdamaian dan mantan budak seks ISIS Nadia Murad serta dokter asal Kongo Dr. Denis Mukwege yang selama berpuluh tahun merawat korban pemerkosaan dalam perang di negaranya. Mereka kompak berupaya untuk membantu para penyintas kekerasan seksual mendapat haknya.
ADVERTISEMENT
Amal Clooney, Nadia Murad dan Dr. Denis Mukwege di Dewan Keamanan PBB, Selasa 23 April 2019 Foto: REUTERS/Carlo Allegri
Dr. Denis Mukwege dan Nadia Murad juga turut menyesalkan kurangnya inisiatif internasional untuk melindungi perempuan korban kekerasan seksual dalam konflik.
“Tidak ada satu orang pun yang diadili karena perbudakan seksual yang menimpa Yazidi. Bahkan hingga saat ini ada lebih dari 350 ribu Yazidi yang menempati kamp-kamp pengungsian,” ujar Nadia Murad tentang responnya terhadap nasib komunitas Yazidi yang dihancurkan oleh kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Pada tahun 2014, Nadia Murad bersama dengan sekitar tujuh ribu perempuan Yazidi di Irak Utara ditangkap ISIS untuk dijadikan budak seks.
The Washington Post pada Oktober 2018 lalu melaporkan bahwa sedikitnya terdapat 6.800 orang kelompok etno-religius Yazidi ditangkap ISIS. Sebanyak 3.000 di antaranya berhasil melarikan diri atau dibebaskan oleh kelompok militan ekstremis tersebut. Sementara itu, ribuan orang lainnya tidak diketahui keberadaannya, termasuk 1.300 perempuan dan anak-anak.
Pertempuran melawan ISIS di Baghouz, Suriah Foto: Reuters/Rodi Said
Oleh karena itu dalam sidang Dewan Keamanan PBB tersebut, mereka bersama beberapa perwakilan negara lainnya mendorong resolusi untuk mengakhiri kekerasan seksual dalam konflik.
ADVERTISEMENT
Diketahui resolusi yang diadopsi dari Jerman ini dapat menjadi mendorong penguatan akses memperoleh keadilan bagi para korban dan memutus tali impunitas bagi pelaku kekerasan seksual dalam konflik perang.