Amankah Menurunkan Berat Badan dengan Detoks Jus?

24 Juli 2019 11:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tren Jus Seledri. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Tren Jus Seledri. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Manis, menyegarkan, dan kaya akan berbagai manfaat. Siapa yang tak suka dengan buah-buahan?
ADVERTISEMENT
Buah-buahan selalu masuk ke dalam daftar untuk penutup diet yang sehat. Mulai dari yang menyegarkan seperti jeruk, kaya akan serat seperti apel, hingga yang mengenyangkan seperti alpukat.
Beberapa tahun belakangan ini, pengolahan buah-buahan dan sayuran berupa jus sempat populer dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Jus ini dijadikan sarana detoks untuk menghilangkan racun dalam tubuh. Kabarnya, lewat detoks jus, seseorang bisa menurunkan berat badan dengan cepat.
Namun, apakah detoks jus aman dilakukan untuk menurunkan berat badan?
Beberapa waktu lalu, kumparanWOMAN pun menghubungi dr. Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, Dipl. AAAM, konsultan penurunan berat badan, ahli gizi, dan peneliti saraf serta tingkah laku, yang juga merupakan pendiri Klinik lightHOUSE Indonesia.
Ilustrasi jus alpukat Foto: dok.shutterstock
"Saya tidak bisa langsung bilang aman atau tidak, karena tergantung berapa lama orang tersebut mengerjakan detoks, dan apakah dia memiliki tubuh yang sehat? Kalau hanya melakukannya selama tiga hari dan tubuh orang tersebut normal, ya tidak apa-apa," ungkap dr. Grace.
ADVERTISEMENT
Dalam penjelasannya, saat seseorang melakukan diet hanya dengan mengkonsumsi jus saja, otomatis tubuh akan mengalami penurunan berat badan. Alasannya, kalori yang masuk ke dalam tubuh jauh lebih sedikit dari biasanya.
"Kalori dari detoks itu sangat kecil. Misalnya, asupan kalori yang masuk biasanya 1500 kalori, ketika dia melakukan detoks, yang masuk jadi hanya 500 kalori. Alhasil, tubuh mesti 'nombokin' (menambah) kekurangan tersebut dengan ambil dari tabungan sel lemak. Makanya bisa turun berat badan," tambahnya.
Meski dianggap bisa menurunkan berat badan, dr. Grace menegaskan bahwa detoks ini boleh dilakukan hanya bagi mereka yang memang memiliki tubuh normal. Pada hakikatnya, tubuh membutuhkan gizi dan nutrisi yang baik. Sehingga, harus disertai dengan asupan makanan sehat dan cukup.
Ilustrasi aneka jus Foto: dok.shutterstock
"Perhatikan dulu, apakah tubuhnya mampu atau tidak? Apakah sehat? Jika merasa tubuh bisa mentoleransi, tidak apa-apa. Tapi jangan terlalu lama, karena nanti bisa malnutrisi," jelas dr. Grace.
ADVERTISEMENT
Namun, jika Anda benar-benar ingin melakukan diet tanpa risiko. Maka, lakukanlah diet ideal yang memang sehat dengan nutrisi yang terjamin tetap terjaga. Hal ini pun dijelaskan oleh Dr. dr. Inge Permadhi, MS, SpGK(K)., dokter ahli gizi yang berpraktek di MRCCC Siloam Hospital, Jakarta Selatan.
“Diet yang paling benar adalah penurunan 500-1000 kalori per hari dari kebiasaan dia sehari-hari. Kalori yang masuk pada tiap orang pasti berbeda, tergantung berat tubuh dan gaya hidup seseorang. Namun, dari kalori yang biasa masuk ke dalam tubuh, idealnya harus dikurangi dengan jumlah kalori tersebut,” jelas dr. Inge.
Ia menegaskan, jangan sampai hanya karena ingin menurunkan berat badan, seseorang melakukan diet secara drastis dengan penurunan kalori yang ekstrem.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai berdiet dengan tidak mengkonsumsi apapun. Tubuh tetap membutuhkan nutrisi. Jika dilakukan dengan drastis, kita bisa menimbulkan risiko pada organ tubuh,” tutup dr. Inge kepada kumparanWOMAN.