Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Wawancara Meghan Markle dan Pangeran Harry dengan Oprah Winfrey memang sudah disiarkan sejak minggu lalu. Namun pembahasan tentang pasangan ini masih menjadi topik hangat bagi sebagian orang.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara tersebut, Meghan blak-blakan bicara tentang kesehatan mentalnya dan dugaan perlakuan rasisme yang ditujukan padanya dari anggota kerajaan yang tak disebutkan namanya.
Sesi wawancara ini memperlihatkan raut muka serta gestur tubuh Meghan yang tampak sangat tak nyaman. Hal ini pun mengundang komentar dari pakar bahasa tubuh asal AS, Patti Wood. Ia mengatakan, bahasa tubuh Meghan Markle terlihat memberi arti ia membuat pengakuan namun masih menahan beban di dalam dirinya.
"Dalam wawancara ini kita bisa lihat ada emosi di dalam sorot matanya. Dia mengingat kejadian demi kejadian, tersenyum sambil mengingat kejadian itu, namun ia juga menitikkan air mata. Meghan mengingat semuanya, bagian yang membuatnya bahagia dan sedih. Jadi ada percampuran emosi yang rumit," jelas Patti seperti dikutip dari Marie Claire.
ADVERTISEMENT
Penulis buku 'Snap: Making the Most of First Impressions, Body Language, and Charisma' ini juga menyebutkan bahwa posisi duduk dan gestur tubuh Meghan seolah ingin melindungi dirinya dari penilaian penonton saat wawancara berlangsung.
"Dia menyilangkan kakinya menjauhi kamera dengan gestur yang protektif. Tangannya berada di pangkuannya, melindungi dirinya dan identitasnya," jelas Patti lagi.
Lebih lanjut Patti mengatakan, saat berbicara soal kedekatannya dengan Ratu Elizabeth II sambil memujinya, Meghan justru terlihat bahwa ia tidak nyaman. Hal ini bisa dibaca dari gestur tubuhnya.
“Dia seperti menggeram saat mengatakan bahwa Ratu adalah orang yang pertama ditemuinya. Tatapannya melihat ke bawah, menyeringai sambil mendorong lidahnya. Ini adalah contoh yang bagus tentang mengungkapkan perasaan yang bertentangan dengannya secara non-verbal," imbuh Patti Wood.
ADVERTISEMENT
Kemudian, saat mendeskripsikan tentang perjuangan kesehatan mental, posisi tubuhnya berubah dari yang tadinya santai menjadi kaku dan terdiam. "Dia mencoba menahan ingatan dari momen menyedihkan itu. Saat dia menangis, itu adalah air mata asli," ujarnya.
Saat membahas kekhawatiran Meghan soal komentar istana tentang warna kulit anaknya, postur tubuh Meghan terlihat berubah lagi. Menurut Patti Wood, bagian wawancara ini adalah bagian paling menakutkan karena bahasa tubuh sang Duchess of Sussex ini menunjukkan bahwa ia benar-benar dalam keadaan ketakutan.
"Ada ekspresi ketakutan murni yang muncul di wajahnya. Ketika Oprah mencoba bertanya siapa yang berkomentar soal warna kulit Archie, Meghan terlihat sangat ketakutan," jelas Patti menambahkan.
Di sisi lain, Pangeran Harry terlihat pasrah, sedih dengan keadaan bahwa ia tak bisa melindungi keluarganya. Tangan dan lengannya seolah 'terkunci' untuk melindungi martabatnya sebagai laki-laki.
ADVERTISEMENT
"Anda bisa lihat betapa kurangnya dukungan keluarga yang didapatkannya, membuat Harry merasa 'jatuh' dan itu bisa dibaca dari caranya duduk serta posisi tubuhnya," ujar penulis lulusan Florida State University ini.
Selama wawancara yang berlangsung hampir dua jam ini, baik Harry dan Meghan terlihat saling memegang tangan satu sama lain. Hal ini pun mengandung arti tersendiri bagi Patti Wood. Menurutnya, Harry dan Meghan digambarkan sebagai pasangan yang saling mendukung, selalu ada satu sama lain dan saling memberikan kenyamanan satu sama lain.
Ladies, bagaimana pendapat kamu tentang bahasa tubuh Meghan Markle ini?